SEBUAH TRIK.

65 19 10
                                    

Raya duduk di kantin sekolah bersama dengan Gladis dan David, mereka tengah menghabiskan waktu istirahat dengan makan bersama secara khidmat.

"Gila sih, gue nggak bisa bayangin apa yang bakal terjadi sama lo, karena para cewek di kelas tau kalau yang nyimpen bunga mawar dari Cakra itu lo." Ucap Gladis dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Keselek mati lo." Ucap David yang langsung membuat Gladis menelan makanannya.

"Kenapa emangnya?" Tanya Raya dengan polosnya.

"Astaga Raya! Lo nggak liat? kalau para cewek tadi berebut bunga dari Cakra sampai segitunya.

"Tapi kan itu cuman bunga mawar."

"Gini ya Raya, Cakra itu cowok paling ganteng di sekolah ini! Mereka itu berebut bunga mawar karena pemberian dari Cakra." Jelas Gladis dengan rinci.

"Oou gitu."

"Cuman 'o' doang? Lo biasa aja gitu? Dapat bunga dari Cakra?!" Tanya Gladis.

"Terus? Aku harus gimana?"

"Haduhh Gladis, jangan samain Raya sama cewek yang udah ke-pelet racunnya Cakra. 

"Iya juga ya, gue lupa kalau Raya ini berbeda."

Gladis terbatuk-batuk tersedak es lemon tea tatkala Cakra melemparkan buku tulis ke meja mereka. "Kerjain tugas gue sebelum jam sebelas." Titah Cakra sambil menatap Raya.

"Aku lagi istirahat." Ucap Raya.

"Gue nggak peduli, sebelum jam sebelas harus udah selesai."

"Apa-apaan sih woi! Nggak gantle banget lo nyuruh-nyuruh cewek kayak gitu!" Ucap Gladis yang tersulut emosi.

"Nenek lampir nggak usah bacot."

"Paling nggak biar Raya selesai istirahat dulu Ca." Tawar David.

"Lo nggak sayang sama jabatan lo?" Tanya Cakra yang langsung membuat David memucat.

"Sorry Ca."  Cakra pun meninggalkan meja mereka tanpa meninggalkan sepatah kata apapun.

"Yang sabar ya Ra, Cakra orangnya emang gitu." Ucap Gladis.

"Santai aja kali." Ucap Raya sambil menghela napas pasrah.

☁️☁️☁️

Raya berlari sekuat tenaga menuju rooftop sekolah dengan menaiki tangga, karena ia tak ingin terjerat masalah dengan Cakra terlalu dalam. Bagaimanapun juga, Raya harus menepati janjinya yang akan mengerjakan tugas sejarah milik Cakra. Dan ternyata, tugas yang ia harus kerjakan adalah tugas 1 bulan yang lalu.

Raya membungkukkan badannya dengan bertumpu pada lutut sambil terengah-engah, ia mengedarkan pandangannya dan mendapati Cakra beserta rekannya tengah duduk pada sebuah balok. Raya pun bergegas mendekat ke arah mereka.

"Nih!" Ucap Raya sambil menyodorkan buku milik Cakra.

Cakra mengangkat satu alisnya dengan raut wajah bertanya. "Selesai?" Tanya nya yang di balas anggukan oleh Raya.

"Bagus. Sekarang juga, lo cari pak Budi, dan lo kumpulin tugas gue ke dia."

"Tapi kan ini tugas kamu, harusnya kamu yang bilang sendiri ke pak Bu-."

"Nggak ada penolakan!" 

"Yaelah Ca, paling nggak lo suruh duduk dulu kek, kasian tuh keringetan begitu." Ucap Beni.

"Bener tuh Ca, bahkan di tampung pakai ember bisa penuh tuh ember. Hahaha." Timpal Kenzo.

"Bacot lo semuan!" Cakra pun beralih menatap Raya yang masih berdiam diri di tempatnya.

CAKRARAYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang