Raya membulatkan matanya tatkala melihat isi dompet itu. "Ini uangnya banyak banget, kasian yang kehilangan dompet ini."
Matanya melihat kesana-kemari untuk mencari siapa pemilik dompet ini, pandangannya terhenti pada sebuah lelaki yang cukup usia, lelaki itu sepertinya tengah mencari sesuatu.
"Apa mungkin bapak itu ya? Tapi ini uangnya banyak banget, aku juga lagi butuh uang. Balikin nggak ya?"
Raya menggelengkan kepalanya untuk menepis seluruh niat buruknya. "Sadar Ra! Ini bukan hak kamu." Ia pun mendekat ke arah lelaki itu.
"Permisi pak. Maaf, apa bapak kehilangan dompet?" Tanya Raya dengan hati-hati.
"Iya, benar sekali, dompet saya berwarna coklat. Di dalamnya ada KTP dan surat-surat yang sangat penting sekali nak."
"Apa ini yang bapak maksud?" Tanya Raya sambil memberikan dompet itu.
"Ya tuhan! Benar sekali nak, ini dompet saya."
"Ini pak, saya menemukannya jatuh di sana."
"Terimakasih banyak nak, terimakasih, saya tidak tau lagi apa yang terjadi jika saya kehilangan surat-surat yang ada di dalam dompet ini."
"Sama-sama pak, saya permisi dulu."
"Tunggu nak, tunggu dulu!" Lelaki itu mengambil seluruh uang yang ada di dalam dompetnya, jika dilihat. Sekitar 3jutaan.
"Ini untukmu sebagai tanda terimakasih."
Raya menggeleng cepat. "Tidak perlu pak, saya iklhas menolong bapak."
"Saya juga iklhas memberikannya, kejujuran mu patut untuk dihargai."
"Tapi ini terlalu banyak pak, nanti bapak gimana?"
"Jangan pedulikan soal itu sekarang uang ini adalah milikmu. Ayo terimalah!" Raya mengambil uang itu dengan ragu.
"Te-terimakasih pak, saya sangat berterimakasih."
"Justru saya yang berterimakasih, saya sedang buru-buru. Duluan ya." Ucap lelaki itu dan berlalu meninggalkan Raya.
Raya menatap uang itu dengan mata yang berkaca-kaca. "Makasih ya tuhan, aku bisa pakai ini buat bayar ujian. Terimakasih orang baik." Ia mengusap air matanya dan segera pergi untuk pulang.
"Yes! Gue bisa bikin berita hoax dari foto ini." Ucap Casandra yang begitu senang akibat mendapatkan foto Raya dan lelaki itu.
"Awas lo gembel!" Ucap Casandra dan ia segera berlalu karena ada urusan.
☁️☁️☁️
"Halo bro!" Sapa Beni tatkala bertemu dengan rekan-rekannya, mereka saling berjabat tangan satu sama lain.
"Udah pesen?" Tanya Beni, salah seorang teman Beni pun mengangguk.
"Gimana kabar kalian." Tanya Beni.
"Full galau bos!" Jawab teman Beni yang berbadan kekar.
"Badan doang yang gede, tapi hatinya helo Kitty." Ledek Benk yang mengundang tawa rekan-rekannya.
Padangan Beni terhenti pada sosok wanita yang tak asing baginya. "Itukan tante Rossa." Beni semakin penasaran tatkala kedatangan Casandra yang duduk di depan Rossa.
"Guys, gue ke toilet dulu ya." Beni justru pergi untuk mengintip Rossa dan Casandra, meskipun ini bukan urusan Beni, namun akan sangat membantu bagi Cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRARAYA (END)
Teen Fiction"Hebat, lo masuk ke dalam kategori orang yang bertanggung jawab. Sebagai imbalannya, selama lo masih ada di sekolah ini lo harus turutin apapun kemauan gue." Singkat saja, berawal dari perjanjian gila yang membuat mereka terbelenggu dalam sebuah ras...