Beni dan Kenzo berhenti di depan rumah Cakra. Pagi ini, mereka berdua tengah menghampiri Cakra untuk berangkat sekolah bersama seperti biasa.
Beni menatap Kenzo bingung tatkala pintu rumah Cakra yang tertutup seperti biasanya. "Tumben di tutup pintunya." Gumam Beni dengan heran.
"CAKRAA!!! AYO CA SEKOLAH!!!" Teriak Kenzo dengan suara khas nya yang melengking, namun beberapa saat setelahnya, Cakra tidak menandakan tanda-tanda hendak membuka pintu.
"Kuping gue sialan!" Umpat Beni karena Kenzo berteriak tepat di samping telinganya.
Beni memilih turun dari motor dan mendekati pintu, beberapakali ia mencoba untuk membuka pintunya namun nihil. "Di kunci Zo."
"Coba bel nya di pencet gih." Titah Kenzo.
Beno pun langsung menekan bel yang berada di samping pintu rumah Cakra. Ini kelima kalinya Beni menelan bel tersebut namun tak membuahkan hasil.
"Dah berangkat kali." Ucap Kenzo yang mencoba untuk tetap berpikir positif.
"Yaudah kalo gitu." Beni kembali naik ke motornya dan mereka pun segera berangkat ke sekolah.
Seperti biasa, sesampainya mereka di halaman sekolah, Beni memainkan gas motornya untuk menarik perhatian para gadis yang mengidolakan dirinya. Dapat ia dengar bagaimana para gadis itu meneriaki dan menyanjung dirinya.
Kenzo pun turun dari motor Beni setelah Beni memarkirkan motornya di tempat biasa. "Lah? Ini motornya Cakra aja nggak ada." Ucap Kenzo yang melihat tempat parkir milik Cakra kosong.
"Lo nggak dapet kabar apapun dari Cakra?" Tanya Beni yang di balas gelengan kepala oleh Kenzo.
"Kita coba masuk kelas dulu, siapa tau Cakra ada di sana." Beni pun mengangguk dan mereka mulai berjalan menuju kelas.
Namun, setibanya mereka di kelas, mereka sama sekali tak menemukan tanda-tanda kehadiran Cakra. Tak biasanya Cakra menghilang seperti ini, jika hanya untuk menenangkan diri, setidaknya Cakra pasti akan menghubungi Beni atau Kenzo.
"Mungkin dia butuh waktu untuk sendiri." Tebak Beni.
Raya dan Gladis masuk ke dalam kelas dengan bersamaan, Kenzo dan Beni mengalihkan pandangannya tatkala pandangan mereka saling bertemu, Kenzo dan Beni hanya masih merasa bersalah dengan mereka. Berbeda dengan Raya dan Gladis yang seolah-olah tak mempermasalahkan hal itu.
Beni beranjak berdiri dan menghampiri bangku kedua gadis itu. "Ekhem. Ra, dan juga lo Gladis, gue mau minta maaf atas perbuatan Cakra kemaren." Ucap Beni.
Raya dan Gladis masih terdiam sejenak, Raya menatap Beni sambil tersenyum, berbeda dengan Gladis yabg sama sekali tak menganggap kehadiran Beni.
"Em... menurut aku, kamu nggak salah, kejadian kemaren bukan karena kehendak kamu, itu semua perbuatan Cakra. Jadi kamu nggak perlu minta maaf.
"Iya sih, tapi gue nggak mau ada dendam di kelas ini." Ucap Beni.
"Ben, aku udah maafin Cakra, mungkin kemaren itu suasana hati Cakra lagu memburuk, jadi dia nggak sengaja kalau bakal ngelakuin itu." Jelas Raya.
"Lo apa-apaan sih Ra?!" Ketus Gladis yang langsung menatap Raya tidak suka. "Kalau mau minta maaf, ya langsung aja ngomong sendiri! Ngapain harus di wakil-wakil kan." Ucap Gladis tak terima dengan cara Beni.
"Cakra nggak ada di rumahnya, gue sama Kenzo juga nggak tau di kemana."
"Dia itu takut! Pecundang! Makanya ngilang gitu aja." Ucap Gladis dengan nada tak bersahabat.
"Shuutt, kamu nggak boleh gitu Dis, mungkin ada suatu hal yang buat Cakra pergi atau menghilang." Jelas Raya.
"Bener kata Raya, gue nggak maksa lo untuk maafin cakra, tapi gue mohon, jangan pernah ada dendam sedikit pun di hati kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAKRARAYA (END)
Roman pour Adolescents"Hebat, lo masuk ke dalam kategori orang yang bertanggung jawab. Sebagai imbalannya, selama lo masih ada di sekolah ini lo harus turutin apapun kemauan gue." Singkat saja, berawal dari perjanjian gila yang membuat mereka terbelenggu dalam sebuah ras...