RUMIT.

32 9 3
                                    

Tepat di hari ini, pagi ini, Minggu ini, turnamen antar SMA pun di gelar di lapangan milik SMA CENDANA. Cakra dan Kenzo mengurungkan niatnya untuk duduk di barisan paling depan, mereka justru duduk di tempat yang tinggi. Agar dapat leluasa melihat pertandingan, begitu katanya.

Tak hanya Cakra dan Kenzo, sebagian besar murid SMA CENDANA pun juga ikut serta dalam menonton pertandingan itu. Cakra memutar bola matanya malas tatkala melihat kehadiran Casandra, ia juga melihat David dan Gladis yang ada di sana.

"Cariin tuh Ca!" Ledek Kenzo, ketika Casandra mendekat ke arah mereka.

Cakra berdecak kesal, mood nya mulai memburuk tatkala Casandra bergelayut manja di lengannya. "Lepas Sa." Geram Cakra.

"Aku nggak mungkin lepasin kamu honey." Ucap Casandra dengan nada yang manja.

Cakra mendengus pelan, ia memilih diam dan membiarkan Casandra bergelayut manja di lengannya.

Di tempat yang sama, Raya dan Bagus juga melihat pertandingan ini, mereka duduk di bagian suporter SMA KARTIKA. Bisa di bilang, Raya seperti penyusup yang masuk ke kandang lawan.

Seluruh suporter mulai bersorak setelah babak pertama baru di mulai, Raya begitu antusias melihat pertandingan ini, ini benar-benar pertama kalinya di hidup Raya.

Tak sengaja Bagus melirik dan terpaku pada Raya, gadis itu benar-benar cantik ketika sedang tersenyum seperti ini. Beberapa saat Bagus terlarut dalam lamunannya sendiri.

Beni selaku kapten tim sangatlah berperan besar bagi tim nya, sorakan dari SMK KARTIKA begitu nyaring tatkala beberapakali tim nya memberikan smash, namun Beni dapat menangkalnya dengan mudah.

"SEMANGAT BENI!!! KAMU PASTI BISA!" Teriak Gladis dengan lantang.

David mendengus pelan. "Semangat banget teriaknya."

"Biar tim sekolah kita menang lah!"

"Biasa aja kali."

"Lo cemburu?" Ledek Gladis.

"Dih."

Berbeda dengan Cakra yang tak dapat leluasa mengekspresikan perasaannya, ia benar-benar sangat terbatas akibat kehadiran Casandra. Sedangkan Kenzo tak henti-hentinya meneriaki nama Beni.

Cakra menjentikkan jarinya setelah mendapatkan ide yang bagus. "Sa?"

"Hum? Kenapa sayang?"

"Gue mau ngebuat lo berguna ada di sini, mau?"

"Hah? Emangnya aku harus ngapain?"

"Lo cariin minum buat gue sama Beni, kita berdua haus." Ucap Cakra.

"Eum...oke deh kalau gitu, aku bakal cariin minum dulu, kamu jangan kemana-mana, oke?"

"Iya Casandra." Ucap Cakra dengan senyum yang ia buat-buat.

Raya mengerutkan keningnya tak nyaman karena ia ingin buang air kecil di tengah-tengah asyiknya menonton voli. "Gus, aku ke toilet dulu ya, tapi kamu jangan kemana-mana."

"Mau gue anterin?"

Raya menggeleng cepat. "Em, enggak usah! Aku bisa sendiri, sebentar ya." Ucap Raya lalu beranjak pergi.

Raya berjalan dengan bingung menyusuri bagian dalam lapangan ini, seluruh ruangan yang bernuansa putih memberikan kesan merinding bagi Raya. "Mana nggak ada orang lagi, kamar mandinya sebelah mana ya?"

Casandra tersenyum sambil membawa air minum dan beberapa camilan, ia menghentikan langkahnya tatkala melihat gadis yang tak asing di matanya. Casandra menajamkan penglihatannya dan menyingkirkan anak rambutnya yang menutupi penglihatannya.

CAKRARAYA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang