"dia di rumah, sudah tua maklumlah kakinya sering sakit-sakitan ,uda gak sanggup banyak berdiri" jawab bu vivi
merekapun sampai di rumah bu vivi, aswa dan jeni terkejut melihat rumah bu vivi yang besar dan megah bak sebuah istana
"saya sudah siapkan kebutuhan kalian selama di sini, kamar kalian di belakang ya. itu kamar ternyaman" ucap bu vivi
"iya bu, terimakasih" sahut jeni dan aswa
aswa dan jeni mulai membuka pintu kamar mereka .
"yasudah ibu tingal dulu ya anak gadis yang cantik-cantik" ucap buk vivi
setelah buk vivi melangkah kan kakinya cukup jauh aswa dan jeni terlihat begitu bahagia ,mereka berbaring sambil menghayal
"jeni, apa ya pekerjaan bu vivi sehingga ia bisa memiliki rumah bak istana seperti ini?" ucap aswa sambil menatap langit-langit kamar
"tidak tahu ,semoga aja kita bisa ikut jejak buk vivi" ucap jeni sambil senyum
"yasudah aku mau telpon paman dulu sama Tante d kampung" ucap aswa sambil mengambil ponselnya
pukul menunjukan jam 6 sore ,tak sadar aswa dam jeni ketiduran karna kelelahan di bus
"aswa,, aswa " teriak jeni membangunkan aswa
"yaa jeni" ucap aswa masih terkantuk-kantuk
"ayo bangun uda jam 6, sebentar lagi akan magrib nanti bu vivi marah pada kita karna kita di kira malas" ucap jeni
"oh iyaa yaa" sahut aswa
mereka bergegas mandi dan mendatangi buk vivi di ruang tamu
"bu vivi maaf kami ketiduran" ucap aswa
"gak apa-apa sayang ,kalian pasti kecapekan" ucap bu vivi
tak lama kemudian terdengar bel pintu buk vivi berbunyi,
bu vivi memangil pembantunya untuk membukankan pintu."halo mami" ucap wanita-wanita yang baru berdatangan sambil tersenyum
jeni dan aswa hanya terdiam mendengarkan buk vivi sambil cerita pada wanita-wanita itu ,mereka kebingungan melihat 10 orang wanita cantik berdandan rapi dan seksi
"parfum kemarin saya kasih di pakai kan?," ucap bu vivi
"sudah dong, wangi awet dan tahan lama" ucap salah satu dari wanita itu"yasudah pergilah keruangan kalian masing-masing ,mami akan siapkan mobil untuk kalian pergi nanti" ucap bu vivi
jeni dan aswa dari tadi hanya kebingungan, akhirnya aswa memberanikan diri dan bertanya
"bu mereka tadi siapa?" ucap aswa
"mereka wanita-wanita tanguh ,kuat dan mandiri" ucap bu vivi"kenapa mereka memangil mami?" sahut jeni
"saya yang suruh, oh ya kalian mulai hari ini juga harus pangil mami yaa, kalian harus membiasakan diri kalian" ucap bu vivi
di malam hari aswa dan jeni makan malam bertiga.
"hmmm bu.. pak lek di mana?" tanya aswa
"lupa lagi kan?" ucap bu vivi
"oh iya maaf mi," ucap aswa
"ga apa-apa, pak lek sebenarnya sudah lama tidak tingal dengan saya, tapi kemarin saya dapat kabar klau dia sedang sakit ,kami sudah lama berpisah" ucap bu viivi
"kenapa mi?" tanya jeni balik
"kami tidak ada kecocokan, dan tidak memiliki anak akhirnya dia memutuskan untuk menikah lagi" ucap bu vivi
"oh maaf mi saya tidak tau" ucap aswa merasa bersalah
"tidak apa-apa neng" ucap bu vivi
keesokan harinya aswa dan jeni di suruh gabung dengan wanita kemarin itu
"ayo kesini, ngapain jauh-jauh kita gabung cari kesenangan di sini" ucap salah satu wanita di sana yang bernama dilla
"iyaa" sahut aswa dan jeni
"kalian siapa mami?" tanya dilla
"kami tetangganya waktu di kampung dulu ,dan masih termasuk saudara juga tapi dari jauh" ucap aswa
"oh begitu ,kalian gadis atau janda?" tanya dilla
"kami gadis" ucap aswa
"kenapa kalian mau masuk sini?"
"karna kami ingin bahagiakan keluarga kami""hmm, maksudku lebih baik kalian menjadi simpanan aja dari pada dengan beberapa lelaki hidung belang" ucap dilla sambil memegang mancis dan menghidupkan rokoknya
"simpanan?" ucap jeni
jeni dan aswa saling bertatapan heran
"yah, aku sudah pernah menikah! suamiku kasar tukang selingkuh, aku benar-benar trauma dengan lelaki akhirnya aku memutuskan untuk mencari uang agar bisa punya kebahagiaan sendiri, walaupun aku tau ini cara yang salah" ucap dilla dengan mata yang berkaca-kaca
"tidak ada yang salah ,apapun pekerjaannya semuanya baik di mata tuhan" ucap aswa
"dasar bodoh haha" ucap dilla sambil tertawa
"kenapa?" sahut jeni
"kalian mau bekerja di tempat mami kan? tanya dilla balik
"iya" ucap aswa
"ini adalah pekerjaan buruk seburuk-buruknya, kalian ini pura-pura polos atau gimana?" ucap dilla balik sambil tertawa kecil
"maksdnya gimana ya?" tanya jeni
"tidak ada wanita yg menginginkan pekerjaan seperti ini, di pandang rendah, buruk oleh orang-orang, bukan kah kalian ingin bekerja sebagai pelacur, mangkanya tadi aku bilang lebih baik kalian jadi simpanan suami orang saja karna kalian masih gadis" ucap dilla sambil mengebuskan asap rokoknya
aswa dan jeni saling menatap.
"mami itu akan memperkejakan kami sebagai pelacur maksudmu?" ucap jeni lagi
"iya dong" ucap dillajeni berdiri dari duduknya,ia mengeret tangan aswa ia mengajaknya ke kamar
"aswa kamu dengar sendiri tadi kan? apa benar bu vivi mau menjual kita" ucap jeni ketakutan
"jeni ,sabar dulu siapa tau wanita itu hanya bercanda ke kita" ucap aswa memenangkan jeni
"aswa aku uda gak bisa sabar lagi, kamu lihatkan wanita-wanita banyak kemarin ,mereka berpakaian seksi setiap malam ada mobil yang menjemput mereka, lalu kemana mereka pergi? coba fikir! pekerjaan apa yang sedang mereka jalanin di tengah malam hari?" ucap jeni
KAMU SEDANG MEMBACA
Aswa
General Fiction*Jangan lupa follow dulu yah sebelum baca 🥰 semoga suka ya dengan cerita-cerita saya 😇 kalau ada kritik dan saran boleh di tulis di komentar 😇🙏 terimakasih ya 🥰 ****** Berawal dari keinginan dua gadis yang ingin merubah nasip m...