Terbakar api cemburu

12 3 0
                                    

jeni melihat raka dari jauh merangkul aswa ,di lubuk hati terdalamnya masih ada rasa cemburu yang mendalam, irfan mencoba mencoba menghibur jeni.

"yok jalan-jalab di sekitaran sini" ucap irfan sambil menjulurkan tangannya

"fan ,udalah aku mau istirahat tidur capek tau" ucap jeni wajah masem pada irfan

"yah masak datang jauh-jauh buat tidur" ucap irfan

"pak raka ngebawa banyak orang termasuk pekerja rumah dia ya?" tanya jeni

"kayaknya sih iya ,soalnya masih banyak yang aku ga kenal" ucap irfan bingung

"emang berpaa orang?" tanya jeni

"kayak ya 30 lebih gitu deh" ucap irfan

"itu tidurnya gimna?" ucap jeni dengan wajar datar

"ya di tempat tidur" ucap irfan

"iya aku tau kok ,ga mungkin di kuburan! maksudnya aku satu kamar?" tanya jeni

"kurang tau sih, itu si elin" ucap irfan sambil mendekatin elin salah satu pekerja cafe

"kamar kita di mana sih?" tanya irfan pada elin

"kalian kemana aja , kan uda di bilang pak raka dari kemarin kalau kamarnya satu kamar dua orang" ucap elin

"yess bisa dong sekamar sama jeni" ucap irfan tertawa ngelirik jeni

"eh apaan sih!" ucap jeni cemberut

"iya aku bercanda kok hehe" ucap irfan tertawa

"uda di sana tuh kamar cewek sebelah pojok letakin aja barang kalian di situ" ucap elin kemudian pergi

"yauda deh ,bantuin aku bawain barang kekamar" ucap jeni

irfan pun mulai mengangkat tas jeni menuju kamar, sesampainya di kamar Irfan berkata pada jeni.

"healing terbaik itu sebenarnya di gunung, lihat matahari terbenam" ucap irfan

"yauda kamu kesana aja sendiri" ucap jeni nada cuek

"ya minimal ada orang tersayang sih" ucap irfan mencoba mengoda jeni

"siapa?" ucap jeni

"kamu hehehe" ucap irfan tertawa

"udah-udah pergi deh, aku mau mandi dulu" ucap jeni

irfan menatap dalam kearah mata jeni, ia mendekati jeni, melangkah dan iapun begitu dekat.

"ihhh apaan sih lu" ucap jeni sambil menolak irfan

"mau cium kamu" ucap irfan

"gila kamu ya,kamu dekat aku teriak nih?" ucap jeni kesal

"teriak aja" ucap irfan
"oke" ucap jeni

"hahahah ,takut yaa?" ucap irfan ,kemudian irfan pun keluar kamar sambil tertawa

jeni langsung menutup pintu dan segera mandi.
di saat mandi ada yang mengedor-gedor pintu.

"bukain" ucap suara dari luar

"duh siapa sih?" ucap jeni dalam hati

jeni pun cepat-cepat membasuh badannya ,ia memakai handuk kemudian ia membuka pintu.

"lama amat sih bukannya" ucap sari salah satu perkerja di cafe raka

"lagian aku lagi mandi kamu gedor-gedor pintu aja !" ucap jeni

"sorry jen, aku kebelet banget pipis" ucap sari dan langsung masuk kamar mandi.

aswa dan raka duduk berdua di tepi pantai sambil menikmati pemandangan malam hari

"jalan hidup ini indah banget ya" ucap raka

"indah gimana?" tanya aswa

"indah karna di samping aku ada wanita cantiik dan baik" ucap raka senyum

"aku senang sekarang bisa terus ada di sisi kamu" ucap aswa

"aku gak akan pernah pergi dari kamu,aku janji akan selalu ada di samping kamu as" ucap raka

"aku percaya kok sama kamu" sahut aswa

"ternyata benar laki-laku itu akan berubah jika ia menemukan seseorang yang tepat" ucap raka sambil menyender di bahu aswa

"makasih ya rak, kamu uda selalu ada buat aku, saat ini aku cuma punya kamu karna semua keluarga aku jauh" ucap aswa sambil matanya berkaca-kaca

setelah sari keluar dari kamar mandi.

"legah juga nih" ucap sari sambil memegang perutnya

"kamu kok masuk kamar aku?" ucap jeni

"kita sekamar tau" jawab sari

"bukannya aku sama aswa?" tanya jeni balik

"bukan lah dia sama dini ,dan sekrang dia lagi mesraaan sama pak raka tuh hehe" ucap sari

"biarin ajalah gak usah ceritain" ucap jeni kesel

"tadi kamu sadar ga sih, kalau di bus itu aku mual banget, aku mabukan orangnya gak bisa naik bus langsung mual ,dan sebelum pergi tadi sebenarnya aku beli obat tidur" ucap sari

"ya terus?" tanya jeni

"yauda aku minum sekali 2 biar tidur, ga taunya pas kebangun perut aku mules mungkin karna minumnya berlebihan,ini aku beli banyak lo" ucap sari
"astagaa kamu ada-ada aja" ucap jeni sambil mengambil obat tidur sari

ntah kenapa timbul ide buruk jeni

"eh ini obat tidur nya aku minta sedikit ya" ucap jeni.

"buat apa? " tanya sari

"ya klau aku nnti mabuk bisa minum juga" ucap jeni

"baiklah ambil aja" ucap sari

jeni keluar kamar ia berjalan menuju arah pantai,suasana malam terlihat begitu indah di tambah lampu-lampu yang berwarna,
ia menatap ke arah kiri ,terlihat aswa bersama raka sedang duduk berdua sambil menikmati angin malam, hatinya makin cemburu

"aswa uda berubah banget sekarang ,apa lagi semenjak kenal sama raka aku aja di cuekin terus" ucap jeni pelan

ntah kenapa ia terfikir obat tidur yang di beri sari tadi , timbul ide gilanya .

"kalau aku gak bisa dapatin raka ,maka kamu juga gak akan bisa as" ucap jeni dalam hati

irfan melihat jeni yang sendiri kemudian ia mendekat

"kamu kemana aja sih aku dari tadi nyariin kamu lo, padahal tadi moment tepat tadi itu semua pada kumpul" ucap irfan

"apa sih fan! baru aja aku tenang bentar" ucap jeni nada kesal

"yauda deh jen, hmm kan gini sebenarnya tadi itu rencanaa aku mau nembak kamu di depan semua orang tapi kamu malah gak kelihatan" ucap irfan sambil memberi mawar yang kemarin di belinya

"fan maksudnya kamu apa fan?!" ucap jeni bingung

"ya ini bunga" ucap irfan

"kamu nembak aku ya?" tanya jeni

"iya jen, plisss terima aku yaa" ucap irfan memohon

jeni merasa jengkel , di sela-sela ia terdiam dan berfikir kalau irfan juga bisa di manfaatkan untuk mempermudah rencananya.

"jen kok bengong sih!?" tanya irfan mengagetkan jeni

"eh, iyaa" ucap jeni

"kamu mikirin apa?" ucap irfan

"fan hmm nanti aja ya aku jawab, sekrang kamu bantuin aku dulu" ucap jeni

"bantuin apa jen?"

jeni terpaksa harus membohongin irfan juga ,ia ingin irfan mengumpulkan orang-orang yang ia suruh

"duh jen, biasa aja sih aku kumpulin mereka tapi masalahnya pak raka sama aswa lagi kasmaran gak bisa di ganggu gugat hehe" ucap irfan sambil tertawa

"ya ga apa-apa fan sekali doang, nanti aku juga akan bilang kok ke aswa, bilang aja kamu mau nembak aku depan mereka pasti mereka setuju kok" ucap jeni
"ide bagus,baiklah" ucap ifan

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang