Pertemuan tak terduga

60 3 0
                                        

keesokan harinya mereka bekerja seperti biasa

"yang namanya aswa silahkan datang ke ruangannya bos" ucap salah satu perkerja di cafe Mawar

semua yang bekerja saling menatap aswa bingung

"baik" ucap aswa sambil melangkah

sesampainya di ruangan ia melihat istri dari bosnya yang bernama ibu ami

"kondisi bapak sedang tidak memungkinkan untuk mengurus cafe saat ini, saya akan serahkan segala tangung jawab cafe pada anak lelaki saya, dan tujuan saya memangil kamu  karna saya melihat kinerja kamu cukup bagus selama di sini, saya mau kamu jadi asisten anak saya" ucap bu ami kembali

"baik bu, saya akan laksanakan" ucap aswa

"nanti anak saya datang ,saya mau keluar sebentar dan kamu tunggu dia di sini" ucap buk ami sambil melangkah keluar meningalkan aswa seorang diri di ruangan

menunggu hampir satu jam akhirnya orang yang di tunggu datang juga

"sudah lama menunggu ya" ucap anaknya bos aswa
"hmm tidak terlalu pak" sahut aswa deg-degan

seketika mereka langsung terdiam dan saling menatap.

"seperti tidak asing tapi dia siapa ya" ucap aswa dalam hati

"kayak pernah lihat" ucap lelaki itu dalam hati

mereka terdiam kebingungan.
seketika mereka berdua akhirnya ingat ,namun tak saling mengatakannya

"astaga ,mampus aku. diakan wanita yang aku pernah temui di club malam itu" ucap lelaki itu dalam hati

"aa iya dia lelaki yang waktu itu menyelamatkan ku" ucap aswa dalam hati

mereka terus saling menatap malu satu sama lain

"bagaimana kalau dia sampai menandai aku, sudah pasti ia menilai ku sebagai bos yang nakal dan sangat buruk" dalam hati lelaki itu

"hmmm aku pura-pura tidak kenal sajalah" ucap aswa dalam hati

tak lama kemudia buk ami datang

"raka ,kamu kemana saja?" tanya buk ami

"maaf mi tadi ada ban mobil raka kempes" jawab raka

bu ami adalah ibu tiri raka, namun raka kurang senang pada ibu tirinya padahal buk ami sebenarnya baik, buk memperkenalkan aswa pada raka sebagai asisten papanya,
kini untuk sementara waktu raka yang gantikan,
aswa dan raka pun saling berkenalan,
raka lelaki yang cukup populer di kalangan teman-temanya ,ia begitu tampan tinggi dan sangat berkharisma

tibalah jam pulang kerja ,aswa dan jeni pun pulang.

"apa mungkin dia lelaki yang ku temui waktu itu?, tapikan katanya ibunya sudah meninggal. lalu siapa wanita yang ia pangil mami?" ucap aswa dalam hati sambil bengong

"heyuu, heee, begong aja kamu" ucap jeni sambil mengagetkan aswa

"eh jeni, hmm" ucap aswa

"mikirin apa kamu?" tanya jeni

"tidak ada jen" ucap aswa sambil senyum

keesokan harinya mereka bekerja seperti biasa, raka dan aswa masih saling cangung.

"dalam beberpaa bulan terakhir ini, apa tidak ada menu baru?" ucap raka sambil melihat-lihat buku menu cafe mereka

"kemarin sempat ada pak ,tapi pak fandi menyarankan saya untuk tetap memakai menu lama" sahut aswa

"kamu jangan terlalu ikutin saran papa saya, harusnya tiap bulan ada beberpa jenis menu baru , biar orang-orang juga tidak bosan, justru itu juga yang buat cafe ini bisa berkembang pesat" ucap raka

"baik pak ,akan saya usahakan" ucap aswa

kini aswa sudah menjadi asisten bosnya ,ia juga di tugaskan untuk mengatur pekerja cafe bawahannya.
menu baru pun mulai di tambah ,dalam sekejap saja cafe mereka semakin rame.

buk ami menyuruh aswa untuk ikut kerumahnya mereka membicaran tentang seminar besar-besaran dari kantor yang akan di adakan di cafe mawar.
saat di rumah pak fandi

"kamu ini sudah gilaa!!!??, apa yang kamu fikirkan haaa??? ,jangan kamu buat saya malu yaaa!!" ucap pak fandi pada raka sambil menunjuk-nunjuk marah

aswa terkejut mendengar pak fandi bicara pada raka ,ia mencoba mendengarkan dari kejauhan

"pi, aku sudah besar. tolong jangan banyak memberiku aturan!" ucap raka marah

"paaaaaaakrrrrr" suara tamparan mendarat di pipi raka dari tangan pak fandi

"pi sudahlah pi" ucap ami sambil melerai

raka pun pergi melangkah keluar, ia melihat aswa ,namu raka tetap berjalan dan lanjut keluar.
ami yang melihat aswa dia mendekati aswa

"apapun yang kamu lihat barusan, tolong jangan beritahu siapapun, ini hanya permasalahan biasa antara keluarga" ucap ami pada aswa

"iya bu" ucap aswa tunduk

tiga hari raka tidak datang ke cafe karna masalah kemarin ,bahkan ia tidak pulang kerumahnya, sementara waktu ami lah yang mengantikannya ke cafe karna suaminya belum juga sembuh.

"kamu lihat kejadian beberpaa waktu itu kan?" ucap ami pada aswa

"iya bu" ucap aswa

"sekarang kamu tahu segalanya, raka itu anak yang sangat bandal, keras kepala, setiap malam ia selalu ke club itu sebabnya papinya sangat marah" jelas ami pada aswa

"iya bu" ucap aswa

"saya mohon sama kamu andaikan kamu bisa merubah dia, saya harap tolong bantu saya merubah sikapnya" ucap buk ami pada aswa

"iya buk saya akan coba" ucap aswa sambil menatap buk ami

di sisi lain terlihat semua karyawan sedang mengerjakan tugas masing-masing

"hey gadisku yang cantik ,coba lihat aku di sini" ucap irfan sambil menyanyikan lagu dari ST12 untuk jeni

"berisik, suaramu simpan saja jelek tau" ucap jeni kesal

"haha jangan begitu dong" ucap ifran balik

irfan juga salah satu karyawan di cafe mawar, ia sudah lama suka pada jeni namun jeni tak pernah mengubrisnya.
kemudian jeni melihat aswa berjalan ia menghampirinya

"aswa, selama kamu jadi asisten sekarang kita udah jarang ketemu di sini" ucap jeni

"tapikan setelah pulang setiap hari kita ketemu " sambung aswa

"tapi aku kangen padamu" jeni memeluk aswa

semua karyawan saling menatap heran dan tertawa

"aku tidak di peluk?" ucap irfan pada jeni

"tidakkkk " sahutnya jeni mengejek sambil mengeluarkan lidahnya

"ahhahahaha"
semua karyawan tertawa.

di malam hari

"kring2...kring...." suara telpon aswa berbunyi
ia heran dan Langsung mengangkat nya

"haloo ini siapa?" ucap aswa

"aku raka, temui aku malam ini di depan cafe tapi kamu sendiri saja" ucap raka

aswa deg-degan ,ia bingung dari mana raka mendapatkan nomor teleponnya. iapun pamit keluar pada jeni dan naik ojek.
15 menit kemudian diapun sampai

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang