Perpisahan yang menyakitkan

21 3 0
                                    

irfan kesal pada jeni , jeni juga rela mengorbankan orang lain yang tak bersalah yaitu sari.

"dan kamu irfan ,saya juga tidak habis fikir sama kamu!!, sudah lama kamu bekerja di cafe tapi kamu seperti ini" ucap raka

"pak saya bisa jelasin" ucap irfan

"udah cukup saya gak mau tau ,mulai sekarang kalian bertiga saya pecat!!" ucap raka tegas

sari menangis memohon, jeni hanya terdiam pasrah atas perbuatannya sedangkan irfan juga hanya bisa terdiam.
di hari itu juga mereka semua di pecat,
semenjak kejadian itu rumor antara  aswa dan raka sudah banyak di ketahui orang termasuk orang tua raka ,kini nama mereka di nilai buruk.
mulai hari itu cafe terlihat sepi pengunjung bahkan dalam sehari tak ada satupun pengunjung, sampai pada akhirnya raka memutuskan untuk menutup cafenya.

"kamu puas raka?"  ucap pak fandi pada raka

"pi aku juga gak tau kalau semua akan seperti ini, aku di jebak pi" ucap raka

raka takut suasana akan memanas,
ia memutuskan langsung pergi menemui aswa ke kosnya, kini aswa tingal seorang diri karna semenjak kejadian itu jeni pergi ke kota lain, ia juga tak mau balik ke kampung

"tok...tok..." suara ketukan pintu

raka terus mengetuk pintu namun aswa tak bersuara,ia melihat pintu tak di kunci ,raka mencoba menelpon namun tak juga di angkat tapi ia mendengar dering ponsel aswa berbunyi di dalam.
raka menerobos masuk ,sampainya di dalam ia melihat aswa tergeletak tak sadarkan diri buru-buru ia mengangkat aswa ke ruang tamu, wajahnya pucat dan terlihat semakin kurus ,raka kemudian memangil dokter.

10 menit kemudian dokterpun datang kemudian memeriksa.
aswa kemudian membuka matanya.

"dok gimna keadaan aswa?" ucap raka

"tenang pak, buk aswa baik-baik saja.  dia hanya lemas mungkin karna faktor bayi yang ada di kandungannya" ucap dokter

aswa dan raka saling menatap terkejut

"kandungan?" tanya raka menyakinkan

"iya bu aswa sedang hamil" ucap dokter

setelah semua selesai di periksa, raka mempersilahkan dokter untuk pulang, ia mengantar kan sampai pintu depan kemudian raka menutup pintu lalu ia duduk di dekat aswa .

"ini bagaimana , ntah apa lagi yang akan terjadi setelah ini?" ucap aswa sambil menangis

raka terdiam sejenak, ia juga merasa syhok , mau gimna lagi baru pertama kali hal itu terjadi di hidupnya, ia juga bingung tangapan orang tuanya nanti namun ia tak tega melihat pujaan hatinya menangis iapun mendekati aswa ,memeluk aswa mencoba menenangkannya .

"kamu jangan nangis ya, kamu tenang aja selama aku di sini kamu dan anak kita akan baik-y aja ,aku akan nikahin kamu ,aku akan perjuangin kamu" ucap raka menenangkan aswa

aswa kemudian terdiam,ia merasa sedikit tenang, hari itu juga raka membawa aswa ke rumahnya untuk minta persetujuan orang tuanya

"ha?!!!!! ,kalian mau nikah?" ucap pak fandi

"iya pi" ucap raka

"sudah buat malu, nikah pula sama karyawan!" ucap pak fandi

"pi aku cinta sama aswa" ucap raka

"tau apa kamu soal cinta ha!!" ucap pak fandi nada emosi

"pi tenang pi" ucap bu ami menenangkan suaminya

"sampai kapanpun kalian tidak boleh menikah" ucap pak fandi balik

"aswa mengandung anak aku pi!" tegas raka

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang