Dokter cinta

18 3 0
                                    

dokter pun memeriksa kaki raka, tak lama kemudian ,aswa ,amri dan jeni datang keruangan raka untuk menjenguk.
mereka melihat buk ami menangis,
mereka juga ikut panik karna berfikir macam-macam pada raka

"dok, kaki anak saya tidak lumpuh kan?" tanya ami

"dok jawab dokkkkk!!" tanya raka

"sabar, kamu tenang saja ,kakimu hanya mengalami pergeseran tulamg dan sedikit cedera ,1 atau 2 bulan lagi mungkin akan kembali normal, harus rajin-rajin di urut dan latih berjalan" ucap dokter

mendengar itu mereka semua langsung legah

"inilah yang kamu dapat dari kerasnya fikiran kamu" ucap pak fandi kesal

"papi sudahlah ,raka belum sembuh" ucap ami

3 hari kemudian raka sudah di perbolehkan pulang hanya saja untuk sementara dia mengunakan kursi roda.

aswa dan amri pun di suruh datang kerumah raka, jeni juga minta ikut bersama mereka.

"2 hari kedepan cafenya sudah bisa kita buka ya aswa" ucap buk ami pada aswa

"baik buk" sahut aswa

"amri saya minta tolong sama kamu, sementara kamu ya yang mengurus segala keperluan cafe" ucap buk ami

"ya tante aman" ucap amri

"mami yang urus aku siapa?" tanya raka

"mami sama papi" ucap ami

"mi, aku cariin perawat aja" ucap raka

"iya nnti mami carikan perawat buat kamu" ucap buk ami

"saya ada ide tan, gimna kalau yg rawat raka si aswa aja ,lagian karyawan kan banyak di sana, sedangkan aswa ini dekat dengan raka, mereka sudah saling mengenal" ucap amri

jeni kaget mendengar ucapan itu, hatinya terasa sedih teriris,kenapa bukan dia saja yang di suruh fikirnya

"ide bagus" ucap raka senang

aswa hanya terdiam ,ia juga tidak enakan dengan jeni, namun ia juga tak dapat menolak, ia tau jeni pasti cemburu.
bu ami menyuruh aswa untuk tingal beberapa hari dengan mereka.

saat di kos jeni tiba-tiba ngambek lagi

"jen, ku mohon cobalah mengerti" ucap aswa saat berdua dengan jeni

jeni pura-pura tersenyum ,mau gimana lagi ,ini juga keputusan keluarga raka ia tak dapat berbuat banyak , walaupun dalam hati kecilnya terasa sakit

"hey tenang tidak apa-apa ,semua akan baik-baik saja, dan aku percaya penuh padamu" ucap jeni meyakinkan sambil memeluk aswa

keesokan harinya raka pun sudah di perbolehkan dokter untuk pulang, tapi raka masih di bantu oleh kursi roda.
aswa mulai merapi-rapikan kamar raka

"ah sial ,beberpa minggu ini gak bisa ke club" ucap raka pada aswa

"hmmm, oh tuan muda yang tampan ,sudah begini masih terfikir untuk hal seperti itu" ucap aswa menghela nafas sambil melihat raka

"cuma bosan aja as, tapi gak apa-apa sekarang kamu yang rawat saya, kamu ini sekarang jadi dokter cinta"  ucap raka sambil tertawa

"hahah ada-ada saja pak raka ini" ucap aswa ikut tertawa

aswa merawat raka dengan sangat telaten ,ia juga mengerak-kan kaki raka setiap hari agar tidak kaku, ia berharap raka lekas sembuh agar mereka melanjutkan rutinitas seperti biasanya .
di sisi lain terlihat jeni dan irfan sedang duduk berdua

"kamu tau gak, kalau pak raka dan aswa sering ketemu ,apa lagi pak raka yang merawat aswa pasti perasaan mereka bisa tumbuh dengan cepat" ucap irfan coba membuat jeni cemburu

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang