mereka pun keluar dari ruangan yang sama terlihat oleh jeni, ia sedikit cemburu namun dari jauh tiba-tiba irfan mendekati jeni.
"hey, kamu kok gitu banget lihatnya" ucap irfan sambil mengelus pipi jeni
"sebel!" ucap jeni
"kenapa?" tanya irfan
"gpp kok, uda deh kamu gak usah ikut campur" ucap jeni
"oh aku tau ,kamu naksir sama pak raka ya?" tanya irfan
"eh, diam! kamu mau tau aja ya" ucap jeni sambil marah menunjuk wajah irfan
"santai aja kali, lagian seorang pak irfan mana mungkin mau sama aswa" ucap irfan
jeni terdiam dan Langsung pergi menjauh dari irfan.
sore hari aswa pun sampai di rumah raka ,aswa di suruh ngecek perlengkapan-perlengkapan untuk seminar dari kantor lain, ia melihat data-datanya melalui komputer"pak, hmm ini " ucap aswa bingung menatap komputer di depannya
raka mengerti,ia melihat aswa kebingungan
"saya menyimpan datanya di sini" ucap raka mengambil mouse komputernya namun tangan aswa masih di situ .
"ini data kantor kita dari tahun ke tahun, papi saya tak pernah mengubahnya" ucap raka lagi
tak berapa lama kemudian raka tersadar tangannya dan tangan aswa saling bertimpahan di atas mouse komputer, mereka berdua saling menatap satu sama lain , keduanya terlihat grogi
"hmmm maaf" ucap raka sambil menjauhkan tangannya
"iyaa pak" ucap aswa menunduk malu
setelah itu kemudian mereka balik ke cafe mawar, sudah ada amri di sana, raka langsung ajak amri bercerita.
di sisi lain jeni menarik tangan aswa"kalian dari mana as,?" ucap jeni
"dari rumah pak raka" ucap aswa
"kalian ngapain kerumah? ,hmm" tanya jeni
"melihat data-data yang bapak fandi simpan" jawab aswa
"oh iya" ucap jeni
jeni yang bertugas sebagai OB
ia melihat dari jauh raka berjalan ke toilet, ia buru-buru kesanaa juga dan pura-pura mau membersihkan toilet."aaaaaaa, " teriak raka refleks melihat jeni berada di kamar mandi lelaki
"apa yang kamu lakukan di sini" ucap raka sambil menutup kancing celananya
"tidak pak, saya tadi mau membersihkan tapi saya tak melihat bapak" ucap jeni pura-pura
"oh iya,lain kali ketuk dulu pintunya" ucap raka agak kesal sambil keluar kamar mandi
raka pun pergi menjauh dari kamar mandi
"ah, sial!, kenapa jadi kaget harusnya kan senang" ucap jeni kesal
cafe pun tutup, seluruh karyawan tanpa terkecuali di suruh membersihkan ruangan untuk acara seminar yang akan diadakan Senin depan.
terlihat dari jauh aswa memanjat bangku untuk menpelkan gambar hias di dinding, raka menatapnya terus menerus dari jauh geleng-geleng kepala sambil tersenyum, ia merasa lucu melihat aswa yang pendek naik-naik ke atas kursi,
jeni yang ikut memperhatikan raka ia terbakar api cemburu melihat tatapan raka pada aswa, jenipun sengaja lewat dari dekat aswa dan menyenggol kursi aswa hingga aswa terjatuh"aaaaaaaah" teriak aswa
semua orang di disana melihat kearah aswaraka pun berlari ke arah aswa
"kamu gak apa-apa?" ucap raka
"aduh,," dengus aswa kesakitan dengan wajah memerah
kakinya merah, seperti terpelekok dan jidatnya berdarah sedikit terantuk meja.
ia mencoba berdiri namun kakinya masih sakit."awww" dengus aswa
raka berinisiatif mengendong aswa ke tempat yamg lebih baik untuk di obatin, jeni semakin kesal dan cemburu.
"pak,pak sudah saya masih bisa jalan" ucap aswa
"sudah tidak apa-apa" ucap raka
mereka pun sampai di ruangan raka,"pak hal seperti ini sudah biasa terjdi " ucap aswa
"ya kamu harus segera pulih, karna kamu asisten di sini, saya harus ada bantuan dari kamu kan" ucap raka
"iya pak"
raka menyuruh karyawannya mengambil ember kecil berisi air untuk di kompres ke kening aswa yg berdarah sedikit.
"ini tidak sakit pak, nnti sampai kos saya akan obatin sendiri" ucap aswa merasa segan
"sampai berdarah katamu tidak sakit?,sudah kamu tenang aja" ucap raka pada aswa
raka membawa aswa ke ruangannya,
aswa segan dengan perlakuan raka padanya, raka cukup baik dan perhatian.
raka melap perlahan luka aswa, aswa menahan kesakitan.
tiba mereka berdua saling menatap satu sama lain, perasaan semakin deg-degan.
kini wajah raka sangat dekat dengan wajah aswa ,tanpa sadar raka mendekatkan bibirnya ke arah bibir aswa, dari kejauhan jeni melihatnya ia dari tadi mengintip aswa dan raka ,ia segera mengehentikan dengan pura-pura mengetuk pintu."ehmmm, permisi" ucap jeni
"eh...." ucap aswa dan raka terkejut melihat kedatangan jeni
"pak ,semua pekerjaan kami sudah selesai, tolong di cek pak" ucap jeni
"oke baiklah saya akan kesana" ucap raka
jenipun dan raka jalan bersamaan ,jeni menatap mata aswa dengan layas.
setelah semua karyawan pamit pulang tiba-tiba amri datang menawarkan diri untuk mengantarkan aswa"saya dengar tadi kamu habis jatuh ya?" ucap amri pada aswa
"i,,iya pak" sahut aswa
"yauda kamu biar saya aja yang antar" ucap amri
"gak pak saya sendiri aja ,lagi pula dekat kok alamat saya" ucap aswa sambil senyum
"justru itu karna dekat mangknya gada salahnya saya sekalian antarkan"
amri terus memaksa mengantarkan aswa, tiba-tiba raka datang .
"eh, kamu .mau kemna?" tanya raka pada amri
"ini nih aku mau antarin dia pulang" ucap amri
raka terdiam sejenak menatap aswa sambil berfikir
"oh yauda ide bagus itu tolong antarkan dia sekalian soalnya dia habis jatuh tadi" ucap raka pada amri
akhirnya aswa pun di antar pulang oleh amri.
jeni sudah sampai di kosnya,tak lama kemudian ia mendengar suara mobil, ia mencoba mengintip ke jendela memastikan siapa yg datang, ia melihat amri mengantar aswa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aswa
General Fiction*Jangan lupa follow dulu yah sebelum baca 🥰 semoga suka ya dengan cerita-cerita saya 😇 kalau ada kritik dan saran boleh di tulis di komentar 😇🙏 terimakasih ya 🥰 ****** Berawal dari keinginan dua gadis yang ingin merubah nasip m...