Alya kesayangan

26 4 0
                                    

di sisi lain aswa sedang memandikan anaknya yang diberi nama alya, alya berparas cantik, wajahnya perpaduan antara raka dan aswa.

"heheh kamu kedinginan ya sayang yaa, anak bunda kedinginan" ucap aswa manja-manja pada alya

kemudian aswa mengangkat alya ke tempat tidur untuk memakai kan baju

"anak kamu ini sangat cantik, semoga kelak dia bisa mengangkat drajat orang tuanya" ucap nenek pada aswa

"amiiin nek" ucap aswa

walaupun kini ayla masih berusia 2 bulan, aswa terpaksa harus tetap meningalkan ayla untuk bekerja, beruntung ada nenek yang gantian menjaganya.
kebetulan hari ini banyak orang pesan kebaya, aswa selalu meningalkan ayla bersama neneknya namun sesekali rahmat datang melihat ayla.

tak terasa hari berganti bulan dan bulan berganti tahun, tepat di mana ayla berusia 5 tahun, ia tumbuh menjadi anak yang semakin cerdas ,berkulit putih ,rambut yanh panjang terurai dan ia memiliki sepasang lesung pipi ia juga lebih aktif dari anak-anak seusianya .

"bunda-bunda jangan pergi kerja" ucap ayla

"bunda harus kerja sayang, kan ayla bentar lagi sekolah jadi bunda harus punya banyak uang untuk kebutuhan alya nanti ya" ucap aswa membujuk alya

"tapikan alya mau sama bunda" ucap alya sambil cemberut

"bunda hanya sebentar nanti bunda belikan es" ucap aswa

"iya bunda" ucap alya sambil memeluk aswa

selama kejadian itu cafe di tutup dan raka melanjutkan usaha lain yaitu kontraktor milik pak fandi.
siang hari di kantor, suci sedang mengantarkan makanan ke kantor raka dan ia melihat ada anak kecil yang begitu lucu ,ia mendekati anak itu.
kemudian orang tua anak itu langsung mendekati anaknya karna takut suci seorang pencuri

"ayo sayang ayo pulang" ucap orang tua anak itu

suci melanjutkan perjalannya ke kantor dengan lemas ,ia melamun di sepanjang jalan.
sampainya di kantor raka langsung menegurnya

"kamu kenapa kok melamun terus? " ucap raka "kamu mikirin apa?" tanya raka balik

suci menceritakan ia melihat anak kecil di jalan tadi pada raka

"sampai sekarang tuhan belum juga memberikan kita sebuah kepercayaan mas"
ucap suci yg tiba-tiba air matanya terjatuh

raka juga merasa sedih, namun apa boleh buat ia mencoba menenangkan suci agar suci tidak berkecil hati,
suci berencana membawa raka ke rumah sakit untuk memeriksakan kesuburan mereka berdua.

sesampainya di rumah sakit dokter memerika mereka berdua.
dokter menjelaskan suci mengalami gangguan yang cukup berat pasca keguguran yang sempat ia alami dahulu, ia terjatuh dan terbentur bahkan dokter memvonis suci tak bisa memiliki keturunan.

"kita mengharapkan sebuah muzikjat" ucap dokter itu

mendengar itu tangis suci pecah ,ia terduduk  di lantai ia merasa lemas, raka juga terdiam sejenak merasa tak menyangka dengan ucapan dokter tersebut.
mereka berdua pun memutuskan untuk pulang, sesampainya di rumah raka langsung menceritakan hal itu pada papa dan mamanya, kedua orang tuanya hanya terdiam dan merasa terpukul, bagaimana tidak mereka sangat-sangat mendabakan tangisan dan tawa dari sikecil untuk mewarnai hari-harinya.

"hay anak gadis" ucap rahmat pada alya

"ayah" ucap alya

"sedang apa kamu?"

"ini mau main"

"boleh ayah ikut main bersamamu?"

"boleh..." ucap alya sambil tersenyum

aswa memperhatikan dari jauh, kemudian ia menarik tangan rahmat dan mengajaknya ngobrol berdua.

"mat,aku rasa kamu terlalu berlebihan!" ucap aswa

"berlebihan kenapa?"

"kenapa kamu membiasakan alya menyebutmu ayah? "

"as, aku cuma pengen alya senang dia gak merasa kekurangan kasih sayang dari ayah"

"mana mungkin mat!" ucap aswa

"apanya tidak mungkin!"

"kita tidak menikah, kenapa dia harus pangil ayah!!"
"ya sudah kenapa kita tidak menikah saja!" ucap rahmat

"hentikan ucapanmu mat, kamu sudah melampaui batas, aku tidak mau lagi bertemu denganmu!" ucap aswa

"setelah semua pengorbananku bertahun-tahun?" ucap rahmat

"terimakasih untuk semua itu, tapi aku mohon kamu tau sendiri orang-orang di desa ini akan menanggap aku semakin buruk, kehamilan alya saja sudah membuat mereka memandangku seperti wanita yang sangat kotor ,apa lagi kamu terlalu sering datang kesini apa kata mereka nanti" ucap aswa tegas

"kapan kamu akan buka hatimu?" tanya rahmat

"ntalah , seperti aku tidak akan pernah menikah lagi!" ucap aswa membelakangi rahmat

"aku tau, kamu masih mengharapkan lelaki itu kan, lelaki yang uda menyia-nyiakan kamu" ucap rahmat menyindir raka

"hentikan ucapanmu!! kamu tau apa tentang dia?!!" ucap aswa sambil marah

rahmat pun terdiam ,ia melirik alya

"ayah ayoooo" ujar alya dari jauh

aswa Langsung menarik tangan alya,dan membawanya masuk kerumah

"ayo sudah waktunya tidur siang" ucap aswa pada alya

"tapi mau main bunda" ucap alya

rahmat pun akhirnya pulang ke rumahnya, ia merasa bersalah tadi ia juga terbawa emosi sesaat.
semenjak kejadian itu rahmat jadi jarang mendatangi rumah aswa ,yg tadinya seminggu 5 kali kini hanya sebulan 1 kali bahkan tidak sama sekali dalam sebulan itu, rahmat memutuskan untuk menjadi sahabat aswa saja ,ia tau bahwa aswa masih sangat mencintai raka.

di malam hari keluarga raka mengadakan makan malam bersama

"amri kapan kamu akan menikah?" ucap pak fandi

"saya belum tau pak," ucap fandi senyum

"ntah ini dia selalu saja sendiri kemana-mana" sambung raka

"selama inikan kita selalu berdua" ucap amri

"hahaha dasar aneh kamu" ucap raka

suci hanya diam sambil mendengar gurauan mereka.
setelah makan malam selesai pak fandi mendekati amri ,kini hanya mereka berdua saja

"amri...." pangil pak fandi

"iya pak?"

"kamu mengenal aswa kan, yang dulu pernah dekat dengan raka?"

"iya, mengapa bapak menayakan aswa?"

"tolong bantu saya cari dia, dan saya mohon rahasiakan hal ini pada raka" ucap fandi nada gemetar

"saya tidak tau rumahnya di mana pak,"

"tapi kamu taukan desa di mana ia tingal?"

"iya saya tau, tapi apa bisa kita mencarinya kesana? sedangkan desanya itu setau saya cukup luas pak"  ucap amri

"tidak masalah am" ucapnya

"satu-satunya cara hanya foto yang bisa kita gunakan untuk mencarinya,tapi di mana bisa mendapatkan foto aswa?" ucap amri

"saya ada fotonya, dulu sebelum ia ke kampung saya mengambil fotonya dari laci meja kantor raka" ucap fandi

"baiklah pak, kapan kita akan mencarinya?" ucap amri

"kalau bisa secepatnya" ucap fandi

fandi membuat alasan pada keluarganya kalau ia akan keluar kota untuk sementara waktu bersama amri sebagai tangan kanannya di perusahaan kontraktor mereka.

"pa aku ikut ya?" ucap raka

"gak usah rak, papa sama amri saja berdua kamu jaga mama sama suci di rumah" ucap fandi

"iyaa pak ,sampai sana kabarin raka" ucap raka

"baiklah"

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang