"pak terimakasih ucap aswa" ucap aswa
"iya sama-sama, jangan pangil saya pak"
"maaf lupa, oh ya Singah dulu minum ?" tanya aswa pada amri
"tidak usah, saya buru-buru" ucap amri sambil melangkah
"oke baiklah"
amri pun balik kerumahnya.
aswa melangkah mengunci pagar kosnya, ia melihat jeni tertidur,jeni hanya berpura-pura tidur.
aswa pun langsung mandi.
setelah aswa keluar dari kamar mandi ia melihat jeni, berdandan memakai baju"kamu mau kemana?" tanya aswa
"bukan urusanmu!!" jawab jeni nada ketus
"jen, aku salah apa? kenapa kamu begini?" tanya aswa
"eh, gak usah sok polos lah. bisa-bisanya kamu nanyak padahal..."
"padahal kamu suka pak raka?" ucap aswa memotong ucapan jeni
"kamu sudah tau tapi kenapa kamu pura-pura tidak tau" teriak jeni
"aku tau" jawab aswa "jen, aku sama sekali tidak mencintai pak raka, dia hanya sebatas pimpinan pekerjaan saja" lanjut aswa
"bohong!!! kalau aku gak datang mungkin kalian saling berciuman kan!" ucap jeni lagi sambil marah dan menunjuk-nunjuk wajah aswa
"tidak, tolong percayalah" sambung aswa
jeni tak mau mendengarkan ucapan aswa ,iapun pergi berjalan keluar,
jeni pergi keluar bersama irfan teman sepekerjaan mereka"tumben kamu ajak aku jalan" ucap irfan
jeni terus terdiam, sesekali ia menatap ke langit matanya sambil berkaca-kaca
"hey,,,, kamu nangis ya?" tanya irfan
"engak kok" ucap jeni
"aku tau kok apa yang buat kamu bersedih, hmmm jujur waktu aswa terjatuh tadi pak raka langsung mengendong aswa dan kamu cemburu kan?" ucap irfan menatap jeni tulus"aku gak bisa berbohong, termasuk dari kamu ir" ucap jeni
"iya aku tau, apa kamu sangat mencintai pak raka?" tanya irfan
"iyaaa"
"tapi kamu kan sama pak raka belum saling mengenal?"
"ir, kamu ngak tau rasanya gimana!" jawab jeni
"sebenarnya aku uda lama suka sama kamu jen, tapi kenapa kamu gak pernah sadar?" ucap irfan
"aku lagi gak mau bahas itu ir" ucap jeni
"iya baiklah" jawabnya
"antarkan aku pulang" ucap jeni
jenipun akhirnya pulang kembali ke kos.
sesampainya di kos ia melihat aswa duduk di depan pintu, namun ia mencoba tetap berjalan"kamu dari mana jen? " tanya aswa khawatir
"kamu jangan diam saja! aku khawatir" ucap aswa balik
"apa pedulinya kamu padaku as?, berhenti berpura2 baik ,aku membenci penipu!" ucap jeni
"sunguh aku tak mencintai pak raka sedikit pun" ucap aswa
"terserah mu saja" sahut jeni
keesokan harinya mereka pun pergi bekerja seperti biasanya.
amri melihat kedatangan aswa"lama ya raka datang" ucap amri pada aswa
"iyaa pak, biasanya gak pernah begini" sambung aswa
"yauda kamu ikut saya aja" ucap amri"kemana pak" tanya aswa
"uda ikut saja" jawab amri
dari kejauhan jeni melihat aswa yg pergi dengan amri
"semua orang di embat sama dia ,setelah ini ntah siapa lagi" ucap jeni dalam hati
aswa di bawa pergi ke cafe oliv.
"kenapa kita kesini pak?" tanya aswa
"kita mau sarapan di sini, sambil nunggu raka." ucap amri
"tapikan kita juga ada cafe" ucap aswa
"iya ,tapi kita juga harus cobain berbagai macam cafe-cafe punya orang juga kan, kita lihat seperti apa perkembangan cafe orang-orang" jawab amri
"oh iya bener juga" ucap aswa
mereka pun memesan makanan sambil berbincang, amri memperhatikan aswa makan ,amri nyengir sambil geleng-geleng kepalanya
"astaga , buru-buru amat makannya?" tanya amri
"iya pak takut klau pak raka datang trus dia gak lihat kita di cafe mawar" jawab aswa
"santai aja ,tadi saya uda cht dia kok, bahkan saya suruh dia datang kesini! paling juga bentar lagi datang" ucap amri
aswa terdiam, ia pun melanjutkan makannya.
tak lama kemudian raka pun datang."wah,wah.. pesanan buatku mana?" tanya raka sambil duduk di bangku kosong
"kami belum memesannya takut dingin" ucap amri
"dasar kalian" ucap raka sambil senyum
mereka bertigapun makan, setelah itu mereka langsung kembali ke cafe mawar.
saat sampai di cafe Mawar raka dan aswa duduk berdua di ruangan raka.
"kaki kamu kemarin masih sakit?" tanya raka
"sudah tidak pak," ucap aswa
"syukurlah, sepertinya papi saya akan balik kesini lagi. setelah itu saya akan lanjutkan rutinitas lama saya"ucap raka senyum bahagia
"oh iya pak, nnti saya akan siap-siap bersihkan semuanya" ucap aswa
"iya nanti aja pas seminggu beliau masuk lagian kamu masih sakit" ucap raka
"baik pak" sahut aswa
"ntar klau kamu kengen telpon aja" ucap raka ngeledek
"kangen siapa pak?" tanya raka
"saya lah pake tanya lagi" ucap raka sambil tertawa
tak lama kemudian raka berdiri, kemudian raka pun meningalkan ruangan .
setelah pekerjaan mereka selesai aswa melihat jeni berjalan pulang.
"jen, tunggu" ucap aswa
"apa lagi as, apa??" ucap jeni nada kesal
"kamu gak bisa terus-terusan ginikan aku jen" ucap aswa
"ha? emmg kamu siapa ngatur-ngatur aku! ,ingat ya ini bukan masalah pak raka yang dekat sama kamu tapi masalah kepercayaan yang uda kamu hianati!" ucap jeni marah
"sama sekali aku gak punya hubungan sama dia,harus apa caranya supaya kamu percaya jen?" tanya aswa nada sedih
"oke ,mulai besok kamu berhenti kerja di cafe, baru aku percaya" ucap jeni
KAMU SEDANG MEMBACA
Aswa
Ficción General*Jangan lupa follow dulu yah sebelum baca 🥰 semoga suka ya dengan cerita-cerita saya 😇 kalau ada kritik dan saran boleh di tulis di komentar 😇🙏 terimakasih ya 🥰 ****** Berawal dari keinginan dua gadis yang ingin merubah nasip m...