kegalauan yang melanda

18 4 0
                                    

aswa sangat sensitif mungkin itu bawaan dari kehamilannya

"kalau begitu gugurkan kandungan itu!" ucap raka nada tinggi

aswa terkejut

"jika kamu tidak mau menikah denganku lebih baik gugurkan anak itu sekrang! ,mulai detik ini kita sudah tidak ada ikatan seperti yang kamu bilang!!" ucap raka nada keras

"aku bisa merawatnya,kamu dan keluarga mu sama saja" ucap aswa menangis

raka menarik aswa kepingir jalan,dengan genggaman kuat

"raka hentikan,!!! kamu menyakiti tanganku lepaskan aku !!" ucap aswa

"as, maafin aku .aku ga sadar tadi" ucap raka

raka terbawa emosi ia khilaf sampai-sampai keluar omongan kasarnya dan ingin menolak aswa agar terjatuh ,
sebenarnya ia takut aswa pergi tapi ia tidak tau cara lain untuk mencegahnya, untungnya ia langsung tersadar,
ia memukul tiang listrik yang berada di dekatnya dengan keras,
aswa menangis karna merasa sedikit terkejut ,aswapun berlari menjauhi raka kemudian ia menaiki bus yang ada di depannya, raka terdiam dan duduk di tepi jembatan.
bus kemudian melaju aswa melihat raka dari jendela bus ntah mengapa hatinya serasa remuk sekali.

malam hari itu raka pergi kesebuah club malam ,sudah beberapa bulan terakhir semenjak ia dan aswa dekat ia tak pernah menginjakan kakinya di club malam,kali ini ia benar-nenar merasa stres berat, ia meminum banyak minuman dan kebetulan pemilik club adalah teman raka yaitu angga ,karna melihat raka tak seperti biasanya anggapun menelepon amri untuk menjemput raka pulang.

"duh untung kamu cepat datang bro" ucap angga

"iya nih, tadi juga orang tuanya sempat telepon aku nanyain dia" ucap amri

"dia kenapa sih? " tanya angga penasaran

"aswa....aswa...." ucap raka sempoyongan

"yauda bro lain waktu aja aku cerita ,aku bawa dia pulang dulu" ucap amri mengalihkan pembicaraan

"oke2 broooo" ucap angga

amri memopong rangga kemobil.

"kamu kenapa sih kayak gini lagi ra!" ujar amri sedih sambil nyetir

10 menit kemudian sampailah raka di rumah, karna jam menunjukan pukul 01.00 wib kedua orang tua raka menunggu di depan pintu

"rakaa" teriak ami

"dasar anak kurang ajar!!" ucap fandi

"pi uda pi, raka ini tidak sadar" ucap ami

"pak ,buk saya izin pamit dulu ya" ucap amri

"maksih ya amri , hati-hati kamu" ucap ami

fandi dan ami memopong raka ke kamar

"pi, kamu lihat sekrang! anakmu seperti ini" ucap ami

"uda deh mi ,kamu itu gak tau apa-apa" ucap fandi

"aku memang bukan ibu kandungnya ,tapi dari kecil aku sudah merawat dan menjaga dia pi ,aku tau klau dia ini sedang kacau" ucap ami

"sudah-sudah ini sudah malam lebih baik istrirahat besok kita bicarakan" ucap fandi pergi

bahkan omongan istrinya pun tak di gubrisnya.
keesokan harinya sampailah aswa di kampung halamannya ,dia pergi kerumah rika istri mendiang pamannya dan menceritakan semua kejadianya.

"astaga aswa , kamu ini gimna sih? ,harusnya kamu pertahankan di sana!  bukan malah pergi" ucap rika

"tante, saya benar-benar tidak tau harus apa" ucap aswa

"gimna kalau orang-orang kampung tau kamu hamil tanpa suami, nama kamu akan menjadi jelek apa lagi saya!, seharusnya kamu tidak pulang kesini as, karna yang saudara kamu itu ya paman kamu bukan saya ,saya cuma istrinya paman kamu,dan dia sudah meningal kamu gak berhak di sini" ucap rika

aswa hanya bisa terdiam

"lebih baik kamu kerumah nenek kamu ya" ucap rika

"baiklah tante saya akan kesana" ucap aswa

aswapun pergi kerumah neneknya yan tingal sediri kebetulan rumahnya hanya berjarak 20 menit dari rumah tantenya.
sampai di sana aswa juga menceritakan apa yang ia alamin sampai-sampai neneknya menangis.

"nduk kamu di sini aja nduk, kamu yang tabah sabar ya rawat anakmu besarkan dia" ucap nenek aswa sambil memgelus bahu aswa

aswa menagis terharu, setidaknya ada nenek penguatnya saat ini walaupun dia dulu  jarang tingal di rumah neneknya,di sisi lain masalah aswa tercium keseluruh warga di desa ,aswa di cerca di hina sebagai wanita murahan yang hamil tanpa seorang suami, namun ia mencoba tetap kuat dan sabar

di sisi lain raka begitu cemas dan sangat merindukan aswa ,ia tak lagi berkomunikasi dengan aswa karena aswa sudah menganti nomor telponnya.
suatu hari raka berencana pergi ke kampung halaman aswa.

"kamu jangan ceroboh raka!, apa yang kamu harapkan dari gadis itu?" ucap pak fandi kesal

"aku berharap dia berada di sisiku pi!" ucap raka

raka pergi membawa tasnya ,ia keluar dengan mobilnya , cukup sulit untuk raka mencari alamat aswa namun ia tak menyerah dan ia tetap berusaha.
butuh waktu satu harian penuh akhirnya raka sampai di kampung halamannya aswa ia mencari aswa melalui fotonya .

"wah inikan aswa " ucap salah satu warga desa

"iya benar namanya aswa ,apa bapak mengenal dia?" ucap raka

"kenal" ucap bapak itu

"boleh saya minta tolong antarkan saya" ucap raka

bapak tadi memandang raka dengan tatapan heran namun ia tetap berserdia membawa raka ke tempat aswa, raka pun di bawa kerumah tante aswa, sesampainya di sana raka menceritakan pada tante rika

"oh jadi kamu toh laki-laki yang sudah menghamili ponakan saya!" ucap rika sambil marah

"bukan gitu buk, saya bisa jelasin lagi semua" ucap raka

"halllah, pergi kamu dari sini jangan cari-cari aswa lagi" ucap rika kesal

"buk saya mohon kasih tau saya aswa di mana" ucap raka memohon

"pergi kamu!!! kalau kamu tidak pergi saya akan pangil warga-warga di sini dan mereka akan gebukin kamu" ucap rika marah sambil memegang panci pengorengan

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang