lelaki idaman

28 3 0
                                    

"pak raka, ada apa pak malam2 begini pangil saya?" ucap aswa heran

"untuk 1 bulan kedepan papi saya dan mami saya mau ke Singapur mau berobat, semlam saya uda di kabarin mereka,jadi maksud saya kalau mereka nanyak bilang aja saya datang ke cafe, soalnya saya ada urusan lain oke?" ucap raka sambil menatap aswa

"tapikan itu berbohong pak, saya takut" jawab aswa polos

"uda tenang aja itu tangung jawab saya" ucap raka meyakinkan

setelah itu aswa pun langsung pulang.
keesokan harinya ia bekerja seperti biasanya, jeni mulai jenuh dengan pekerjaannya ,ia mulai bosan dan sedikit iri hati melihat aswa yang semakin terlihat maju, sedangkan dia masih begini-begini saja.

"enak ya jadi kamu, sekarang uda naik jabatan. sekarang tinggal ngatur-ngatur kami saja" ucap jeni

"jeni, sebenarnya aku lagi pusing juga, menjadi asisten itu punya tangung jawab besar, belum lagi sekrang ini bos sedang sakit, anaknya tidak masuk beberpa hari ini" ucap aswa wajah cemberut

"siapa anaknya?" tanya jeni

"pak raka" ucap aswa

"aku tidak pernah melihat anak pak fandi di sini" ucap jeni

"anaknya yang gantikan dia sementara waktu, jarang juga dia datang" ucap aswa

"oh panteslah" ucap jeni

3 hari kemudian raka pun datang ke cafe mawar

"Gimana keadaan di sini? baik-baik s
aja kan?" ucap raka bertanya pada aswa
"baik pak" jawab aswa

aswa tak banyak bicara ia hanya terdiam mencoba memahami sikap raka.
tak berapa lama kemudian ada tamu datang yaitu amri sahabat dekat raka

"eh, tolong bilang sama karyawan yg lain mempersiapkan jamuan yang paling baik, soalnya ini sahabat saya yang datang" ucap raka pada aswa

"baik pak nanti akan saya bilangkan sama yang lain" sahut aswa

setelah semua di persiapkan raka pun duduk berdua bersama amri,
betapa kagetnya jeni melihat seorang lelaki yang selama ini ia cari-cari saat terjatuh dulu, senang sekali rasanya.
ternyata lelaki yang selama ini ia cari adalah raka anak bosnya sendiri.

"aswa " ucap jeni memangil aswa

"dia bos kita" sambil menunjuk raka

"iya " ucap aswa

"astaga, kenapa aku baru jumpa dia sekarang .kamu tau tidak? dialah lelaki yang selama ini aku cari dan aku kagumi yang aku pernah jatuh itu" ucap jeni

"oh yaa, apa kamu yakin?" tanya aswa

"iyaa ,aku sangat yakin" ucap jeni

di mulai hari itu jeni sangat-sangat bersemangat kerja, karna lelaki yang ia cari-cari selama ini akhirnya ia temui juga.

"jadi gimna bro, kamu yakin mau kerjasama dengan cafe ini?" ucap raka pada amri sahabat nya

"ya ,aku rasa cafe kamu juga cukup baik dan sangat menjanjikan di masa depan" ucap amri

"sebenarnya aku tidak niat di sini, hanya saja papaku terus menyuruhku .kamu tau sendiri kan menjadi pembalap besar masih menjadi inpianku sejak kecil" ucap raka

"yaaa sudah bisa kamu barengin dengan di sini, angap saja itu hobby mu" sambung amri

"iya sih" ucap raka

mereka berdua bekerjasama untuk menambah menu baru untuk memajukan cafe mawar.
kemudian raka memanggil aswa

"aswa, ini bos kamu juga namanya amri. kamu bisa bantu pak amri apa-apa saja yang dia butuhkan" ucap raka pada aswa

"baik pak"

aswa membawa amri keliling-keliling, sejak hari pertama bertemu Amri jatuh cinta pada aswa di pandangan pertama

"oke terimakasih bu aswa" ucap amri

"pak, saya hanya bawahan pangil saja aswa" ucap aswa

"tidak kamukan asisten jadi tidak masalah saya memangil dengn sebutan ibu" ucap amri

"tidak pak, saya tidak terbiasa" ucap aswa

"baik, klau begitu jangan pangil sama dengan sebutan pak, pangil amri saja" jelas amri

"tapi pak" ucap aswa

"mungkin kita sebaya, dan biar lebih enak kita pangil nama saja ya. siapa tadi namamu?" ucap amri

"aswa" ucap aswa

"oke ,yasudah usia kamu berpa? "

"20" ucap aswa sambil melirik amri

"owh saya 25 haha ya tidak masalah lah pangil sebaya" ucap amri

setelah pulang kerja jeni tak henti-henti menanyakan soal raka pada aswa

"ahhh ,kamu enak banget bisa ketemu sama pak bos ganteng terus" ucap jeni

"sangat berat tangung jawabnya" ucap aswa

"kalau berat biar aku saja yg mengantikannu" ucap jeni senyum

"mana bisa jen, hehehe" ucap aswa ngeledek

"hmmm iya sih, kalau begitu aku titip pak raka ganteng sama kamu yaa ,klau ada yang dekatin dia hajar saja hehe" ucap jeni sambil tertawa

keesokan harinya mereka bekerja seperti biasa.
aswa melihat belum ada orang di ruangan raka ,ia mencoba merapikan barang-barang yang ada di meja.

"eh, kamu sudah datang" ucap raka melihat aswa

"iya pak, nanti ada seminar jadi saya harus datang lebih awal" ucap aswa

"seminar apa?" ucap raka

"oh iya maaf maksudnya hari senin pak, saya cuma mau mempersiapkan saja" ucap aswa malu karna salah hari

"kamu emang rajin banget, beda dari yang lain pantas saja orang tua saya memilih kamu untuk menjadi tangan kanan di sini" ucap raka sambil senyum

"saya biasa aja pak sama seperti yang lain, hanya saja saya ingin bekerja secara profesional" ucap aswa

"tapi memang saya akui kamu paling bisa di andalkan dari yang lain" ucap raka kembali memuji

aswa tersenyum tersipu malu, wajahnya memerah

"pak saya izin keluar dulu" ucap aswa

"mau ngapain?" tanya raka

"mau cek persiapan ruang depan pak"

"oh gitu, yauda nnti kamu ikut saya kerumah" ucap raka sambil menepuk bahu aswa

aswa terdiam sejenak namun ada perasan deg-degan mengapa ia di suruh datang kerumah pak raka

"ada apa ya" dalam hati aswa bertanya-tanya sambil berjalan keluar ruangan

AswaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang