Seorang pemuda mengerjakan matanya menyesuaikan cahaya yang menerobos masuk ke dalam matanya, terbangun dari tidur panjangnya bukan lah hal mudah bagi dia untuk membuka mata sepenuhnya, matanya yang masih sayu melihat ke kiri dan ke kanan, tempat ini begitu asing bagi Air."Sudah bangun?"
"Pa---paman," lirih Air hampir tidak terdengar sama sekali, tapi untungnya tempat ini sangat sepi sekali.
"Ya ada apa? Kenapa menangis? Ada yang sakit?"
"Bunda," matanya terus aja mengeluarkan air mata, jika saja tubuh Air saat ini bisa di gerakan mungkin dia segera memeluk Fahmi dengan erat.
Fahmi yang mengerti isyarat Air yang seolah mengatakan dia ingin di peluk, langsung mengangkat perlahan tubuh air dan memeluknya, jujur Air sangat senang sekali di peluk Fahmi mesipun Fahmi bukan siapa-siapa tapi hati Air begitu bahagia, cuma Fahmi yang Air punya selama ini, hanya Fahmi yang mengerti semuanya tentang Air.
"Paman air ketemu bunda, di sana bunda cantik banget pantesan tuan begitu mencintai bunda."
"Ssttt sudah sekarang kamu istirahat," Fahmi kembali membaringkan tubuh lemah Air di atas kasurnya.
"Paman Air mau gantiin bunda di sana, biar bunda yang ada di sini Air ikhlas, Air capek harus seperti ini terus."
"Gak, paman gak izinin kamu, sampai kapan pun kamu bakalan sama paman, paman janji paman bakalan jagain kamu, saya memang bukan siapa-siapa tapi saya janji, saya bakalan kasih semua yang saya punya buat kamu."
"Air cuma mau ketemu bunda, walaupun satu kali aja sebelum tuhan ambil Air," air terus menangis di pelukan Fahmi.
Fahmi sudah tidak bisa berkata-kata lagi mulutnya seolah kaku sekali mendengar ucapan Air, entah lah Fahmi begitu berat sekali untuk berpisah sama Air apalagi berpisah beda alam rasanya Fahmi tidak sanggup.
Setalah menangis lama di pelukan Fahmi akhirnya tangisan Air mulai berhenti.
"Minum dulu," ucap Fahmi menyodorkan satu gelas air putih, tanpa penolakan Air langsung meminum minuman itu hingga habis.
"Paman ini di mana?" Tanya Air.
"Ini kamar paman, kamu jangan takut, tuan gak bakalan dateng ke sini."
"Kamar paman jauh lebih bagus dari pada punya Air, Air juga pengen punya kamar seperti ini, di sana gak enak paman, gak ada kasur empuk seperti ini ada bantal, dan selimutnya, di kamar air juga nggak ada lampu, dan barang-barang lainnya."
"Kalo kamu mau, mulai sekarang kamar ini jadi milik kita berdua."
"Ini hak paman."
_____________Di salah satu ruangan yang sangat luas dan megah seperti ruang tamu tapi ini bukan ruang tamu melainkan kamar seseorang yang sering di sebut Tuan Muda.
Yah, di kamar Kafka, pemuda itu sedang diam melamun menghadap ke balkon kamarnya, entah lah dia masih memikirkan kejadian tadi malam saat dia memergoki Air di dapur.
Dan yang membuat dia semakin kepikiran yaitu saat dia melihat Air mimisan tanpa sebab, saat dia memegang tubuh Air pun suhu tubuhnya normal tapi kenapa dia mimisan? Apa sangking kelaparan nya? Atau karena kecapean.
"CK, lamah banget jadi cowok," Kafka menundukkan kepalanya, dia sangat menyesal dan marah kepada dirinya sendiri kenapa otak, dan mulutnya tidak sinkron.
__________"Hufff lemes banget badan gue," ucap Air sambil menundukkan badannya di taman belakang.
"Ini juga kepala kenapa pusingnya gak ilang-ilang," lanjut Air sambil memijat pangkal hidungnya. Tapi tak lama dari itu Air sepertinya merasakan cairan yang akan keluar dari hidungnya, tangannya mengusap bagian bawah hidungnya dan ternyata darah kental pekat itu keluar lagi, akhir-akhir ini Air sering sekali mengalami mimisan hebat, awalnya Air acuh karena dia kira ini cuma mimisan biasa faktor kelelahan, tapi jika di pikir-pikir tidak mungkin dia mimisan sering seperti ini dan darahnya pun banyak.
"Kenapa gak berhenti-henti sih," ucap Air sambil mengelap darahnya menggunakan baju yang dia kenakan, kalo kalian bertanya kenapa gak ke toilet atau wastafel saja, maaf tuan tuan dan para nyonya Air di sini cuma menumpang air minum saja Air hanya di kasih satu gelas sehari, apalagi menghamburkan air rumah hanya untuk membersihkan darahnya yang ada entar Air di bunuh saat itu juga, sungguh miris hidup Air selama ini.
Karena sudah lama mimisan Air tidak berhenti dia berusaha bangkit dari duduknya dan berniat untuk ke kamarnya, tapi rasanya kaki Air sudah berubah jadi jelly.
"Pusing banget," lirih Air.
"Ya Allah jangan kasih hamba ujian seperti ini ya Allah, ini sungguh meyakitkan Air gak tau harus minta tolong sama siapa."
Akhirnya dengan susah payah Air berhasil berjalan sedikit demi sedikit supaya sampai ke kamarnya, Air sudah tidak peduli dengan pekerjaannya biarkan para bibi di sini yang membantunya, itupun jika ada yang ingin membantunya jika tidak ya Air harus menerima hukuman dari sang tuan besar.
Kretttt
Suara pintu tua terbuka, Air masuk ke dalam kamar ah ralat sepertinya itu sangat tidak pantas dan tidak layak untuk di sebut kamar karena ini adalah gudang tua yang terletak di ujung sekaligus belakang mansion yang besar ini. Di sana pun tidak ada kasur, bantal, lemari ataupun sebagainya di sana hanya ada barang-barang bekas yang sengaja Air rapihkan supaya dia lebih nyaman tidur di sini, meskipun kalo tidur Air suka di ganggu dengan binatang-binatang kecil ya contohnya semut, lalat, dan tikus.
Sebelum Air membaringkan tubuhnya dia lebih dulu mengganti baju nya dengan baju yang lainnya dan baju yang kotor tadi dia sengaja menjadikan nya lap untuk darah dari hidungnya yang masih belum berhenti juga.
"Sakit."
Air hanya bisa menangis, merintih kesakitan sendirian di gudang yang sangat minim cahaya ini, tak ada satu orang pun yang menemaninya di kala dia sakit, tidak ada orang yang mau mengantarkan makanan Air saat dia sakit dan kelaparan di gudang ini, jika seperti ini Air hanya bisa pasrah dia ikhlas jika nyawanya di angkat sekarang juga asalkan ada malaikat atau bidadari yang menemukan mayatnya di dalam gudang ini dan menguburkannya secara layak, jangan sampai mayatnya membusuk sendirian di dalam gudang ini, Air tidak mau itu terjadi bagaimanapun Air juga manusia punya perasaan , Air bukan hewan yang di perlakukan tidak layak.
____________________________________
Huhuuuy sedih banget gesss....
Ini sih yang aku jarang banget up karena setiap aku ngetik cerita ini aku juga suka nangis.Love you buat kalian semuaaa...
Makasih udah mau baca cerita aku..Jangan lupa bintangnya di pencet ya kawan
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR JADI BINTANG
Teen FictionDi jadikan budak oleh keluarganya sendiri? "Gak papa, yang penting gue masih hidup." ___________+__________ Kisah ini menceritakan perjalanan hidup seorang remaja yang di jadikan budak oleh keluarganya sendiri. Selama hidupnya dia hanya MAMPU UNTU...