34.

10K 562 25
                                    


Davina terbangun dari tidurnya saat dia mendengar suara berisik dari luar, Davina pikir itu hanya ulah maid saja yang ceroboh, tapi kenapa perasaan Davina semakin tidak enak saat dia juga baru menyadari ternyata Arsares tidak ada di sampingnya, kemana dia pergi? Di toilet pun Davina rasa tidak ada karena pintu toilet yang berbuka.

Karena suara itu terus mengganggu nya, Davina berniat melihat apa yang terjadi, tapi Davina di buat kalang kabut saat ternyata pintu kamarnya di kunci dari luar, Davina pun tidak punya kunci cadangan.

Brak
Brak
Brak

"TOLONG YANG DI LUAR BUKA KAN PINTU KAMAR SAYA!!" teriak Davina, tapi tidak ada jawaban dari luar, padahal Davina membayar semua pegawai di sini untuk bekerja bukan malah menghilang entah kemana.

"HEI! SAYA TERKUNCI DI DALAM, TOLONG BUKA KAN PINTU NYA!!"

"Duh ini pada kemana sih?" Davina mondar mandir di depan pintu kamarnya, sepertinya ada suatu hal yang terjadi di luaran sana jadi Davina harus keluar bagai manapun caranya.

Brakk

Suara seperti bantingan itu membuat Davina melonjak kaget, dan semakin tidak tenang.

"Apa yang terjadi?"

"MAS! MAS BUKA PINTUNYA!!"

"Hp, ya di mana hp ku," Davina mencari tempat tidur dan di seluruh laci yang ada di kamarnya, seprai dan selimut yang awalnya berada di atas kasur Davina pindahkan ke ujung kamar, siapa tau hp nya menyelip di sana, tapi nihil hp Davina tidak ada di mana pun.

"Jangan-jangan yang di luar itu rampok?" Pikir Davina. Tanpa pikir panjang lagi dia mengobrak Abrik isi lemari barang berharganya, ada, semuanya masih komplit tanpa ada yang menghilang sama sekali tapi kenapa hp nya tidak ada? Sungguh mencurigakan sekali.

"Ada apa ini?"

"Ya Allah tolong selamatkan suami dan anak-anak ku," Davina di buat semakin gelisah, dia terus mondar mandir di dalam kamarnya, sepertinya Davina harus tenang terlebih dahulu supaya dia bisa berfikir jernih.

"Bagaimana ini, aku takut mereka kenapa-napa."
______________

Sedangkan di luar kamar, semua si isi ruangan begitu hancur berantakan seperti kapal yang hancur, banyak sekali barang yang awalnya tersimpan apik kini sudah hancur lebur tak berdaya.

Bukan karena rumah ini di bom, tapi karena ulah Arsares yang tiba-tiba ngamuk seperti orang gila. Meskipun badannya sudah bercucuran keringat, tapi dia masih enggan untuk menyudahi aksinya meskipun pemuda itu sudah hampir tak sadarkan diri dengan darah yang bercucuran. Dari puluhan pegawai di rumah ini tidak ada satu pun yang berani memisahkan Arsares dari Air, mereka justru malah melarikan diri dan menyelamatkan diri mereka masing-masing setelah ada salah satu bodyguard yang mencoba menolong Air tapi malah di tembak tepat di kepalanya.

Bugh
Bugh
Bugh

Air kini sudah setengah sadar, oh ralat sepertinya saat ini Air sedang mengalami yang namanya sakaratul maut?.

Saat ini dia hanya merasakan sakit yang luar biasa di seluruh badannya, dan juga mati rasa di berbagai titik tertentu. Air sudah tidak bisa melakukan apapun lagi, untuk sekedar nafas saja dia kesusahan karena dadanya yang begitu sakit setelah Arsares membanting kan kursi tepat di dada Air.

Bughhh

Air sudah meringis kesakitan, dia spontan  membalikan badannya jadi tengkurap setelah Arsares memukul kepala samping Air menggunakan balok kayu, memegang kepalanya yang berdenyut sakit, telinga kanannya yang berdengung menambah rasa sakit yang di derita Air.

Srekkk

Arsares merobek baju Air dengan kasar, dan dia pun membuka ikat pinggangnya sendiri.

Ctass
Ctass
Ctass
Ctass

Puluhan bahkan ratusan kali Arsares terus mencambuk tubuh Air tanpa ampun. Darah segar lagi dan lagi keluar dari mulut Air, terbatuk-batuk hebat karena darah nya juga keluar dari hidung membuat Air semakin tidak bisa bernafas sedikitpun.

Uhuk
Uhuk
Uhuk

"LEMAH!!"

Ctasss
Ctasss

Arsares mencambuk wajah Air dengan ikat pinggangnya, sepertinya dia belum puas dengan hasil tangannya itu.

"Jangan mati kau sialan sebelum saya puas!!" Bentak Arsares saat kelopak mata Air tertutup rapat.

"U---ud---ah."

"Apa?! Ahahaha jangan harap sialan!"

PLAKK
PLAKK

"Masih bisa ngomong lagi Hem? Coba ngomong lagi, saya ingin mendengar suara kamu!" Arsares tersenyum puas dengan apa yang sudah dia perbuat, selama ini dia sudah menahan hasrat ingin membunuh Air dari dulu, dan sekarang puncaknya di mana Arsares menyiksa Air sampai dia mati secara perlahan.

"Kenapa diam? Apakah kamu sudah mati?"
Ratu wajah Arsares tiba-tiba berubah drastis ketika tidak ada jawaban sama sekali dari orang yang ada di hadapannya sekarang.

Bughh

"JANGAN MATI SIALAN! SAYA BELUM PUASSSS!!"

"BANGUN! BANGUN KAMU! BANGUNN! SAYA BILANG BANGUN!" Arsares sudah benar-benar seperti orang gila sekarang.

Bughh

Arsares menginjak dada Air dengan kasar dan satu semburan darah yang keluar dari mulut Air menyembur dan mengotori wajah Arsares.

"Hahahaha kamu belum mati? Anak pintar," Arsares tertawa dan kini dia membenturkan lagi kepala Air ke lantai, sungguh keji sekali Arsares yang notabene nya adalah ayah biologis dari seorang Air.
_____________

Tak
Tak
Tak

Fahri berlari sekuat tenaga menuju kamar Kafka, dia akan meminta pertolongan kepada Kafka semoga saja Kafka ingin membantunya menolong Air.

Sebenarnya Fahri sedikit kecewa dengan Kafka, dia perhatiin belakangan ini Kafka selalu dekat dengan Air bahkan Kafka memberikan perhatian kepada Air, tapi kenapa di saat darurat seperti ini Kafka malah menghilang entah kemana.

"Tuan!" Fahri sedikit berteriak memanggil Kafka yang ternyata masih tertidur menyamping membelakangi pintu masuk.

"Tu---tuan, tuan tolong saya tu---" ucapan Fahri terhenti saat dia menyadari ada yang aneh dengan Kafka. Fahri melirik sapu tangan yang tergeletak di samping Kafka.

"Keterlaluan!!" Fari sangat geram sekali, dia baru menyadari jika ternyata Kafka di bius oleh Arsares? Pantas saja di saat seperti ini Kafka tidak melakukan apapun.

Tak mau tinggal diam lagi Fahri mencoba untuk ke kamar Davina, semoga saja Davina tidak di bius juga oleh Arsares seperti Kafka.

Clek
Clek
Clek

"Nyonya! Nyonya tolong buka pintu nya!" Teriak Fahri dari luar.

Sedangkan di dalam Davina tersentak kaget saat ada suara Fahri yang memanggil namanya, ah semoga saja Fahri bisa membantu Davina keluar dari kamar ini dan melihat apa yang terjadi.

"FAHRI FAHRI TOLONG SAYA FAHRI PINTUNYA DI KUNCI, SAYA TIDAK BISA MEMBUKA NYA, TOLONG BUKA KAN PINTU NYA FAHRI!!" Teriak Davina.

Di luar Fahri di buat lebih panik dua kali lipat, teryata Davina tidak keluar karena pintunya terkunci.

"NYONYA TENANG SAJA, SAYA AKAN MENCOBA MENDOBRAK PINTU INI, NYONYA TOLONG MENJAUH DARI PINTU!"

Fahri mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu kamar yang kokoh ini.

Brak












____________________________________

SELAMAT TAHUN BARU SEMUANYA.....

huhu gak kerasa banget ya DRAMA 365 udah selesai.

Aku sih berharap MINIMAL drama kehidupan aku yang suram di tahun-tahun ini tuh selesai bersama cerita ini. Dan welcome tahun 2023.

Harapan kalian di tahun 2023 ini apa coba?
Mau nitip salam buat KELUARGA PENUH DRAMA INI?

AIR?
ARSARES?
KAFKA?
DAVINA?

AIR JADI BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang