02. Berpura-pura sampai lupa kalau sedang berpura-pura

15.9K 830 32
                                    

Jam sudah menunjukan waktu makan malam, untung saja tadi saat sang tuan rumah datang ke rumah dia sudah memasak makanan untuk mereka makan, dan juga pekerjaan yang belum apa kerjakan sudah selesai karena di bantu oleh seseorang, Air juga tidak tau dia siapa, tapi Air sangat berterima kasih karena telah membantunya menyelesaikan pekerjaannya.

Di saat sang tuan besar dan anaknya menikmati makanan yang sangat lezat itu, mereka tidak memikirkan bagaimana masih Air yang terduduk di lantai melipat kedua kakinya, menundukkan kepalanya dan sebagai tumpuannya dia menggunakan tangan, saat ini Air sedang menahan rasa perih di perutnya, mungkin karena Air belum memakan apapun dari pagi hingga sekarang, mau makan pun makan apa? Yang ada sebelum makanan itu masuk ke mulutnya sang tuan besar sudah membuang makanan itu ke tempat sampah dan menjadikan tubuh Air sebagai pelampiasan amarahnya.

"Pliss tahan air, lo pasti bisa, cuma sehari ini aja,"

Batin Air terus menjerit, perutnya yang terus meminta makan, kepalanya yang pusing dan tubuhnya yang terasa remuk.

Membohongi dirinya sendiri adalah bakat air sejak kecil, terus berpura-pura sampai dia lupa kalau dia sedang berpura-pura.

"Air," panggil seseorang yang berpakaian jas berwarna hitam. Sontak saja air langsung berdiri dan menunduk tak peduli sekarang tubuhnya yang terasa sakit dan kepala yang seperti di timpa batu besar.

"Maaf paman."

"Tidak apa-apa, ayok ikut paman," orang itu memegang tangan Air.

"Ti...tidak paman, Air lagi nungguin tuan besar makan."

"Tidak usah menunggu mereka, nanti juga kalo mereka butuh sesuatu mereka berteriak memanggil mu, sekarang ikut paman kita ke depan ikut makan sama yang lain."

"Makasih paman, tapi Air udah makan, lebih baik paman makan saja," ucap Air tanpa melihat siapa yang sedang berbicara kepadanya, Air sangat takut sekali jika harus menatap orang yang ada di hadapannya karena dia adalah salah satu asisten pribadi Arsares yang sangat baik kepadanya.

"Kamu jangan berbohong, paman tau kamu baru minum air keran saja kan tadi pagi sambil cuci piring?"

Air semakin menunduk saat dia dipergoki meminum air keran, padahal tadi Air sangat berhati-hati sekali supaya tidak ketahuan, kalo sudah begini tamat lah riwayat hidup Air.

"Maaf paman, jangan bilang sama tuan."

"Baik lah tapi ada syaratnya, kamu harus makan sama paman sekarang."

Air sedikit mengangguk, asisten tuan besarnya itu langsung menarik tangan Air menuju ke belakang untuk makan malam bersama pekerja yang lainnya. Sebenarnya Air merasa tidak enak karena makanan itu dia buat untuk mereka dan juga ada rasa sedikit takut kepada mereka semua.

Saat di belakang alis ruang khusus pekerja untuk makan, Air langsung mendapat cibiran dari semua orang.

"Pak kenapa dia di bawa kesini terus? Kalo tuan besar liat bagaimana dengan nyawa kita? Kita masih mau hidup."

"Tidak usah banyak bicara, diam dan lanjutkan makan kalian," jawab nya.

"Paman, Air ke tempat tadi aja, siapa tau tuan butuh sesuatu," bisik Air ke telinga asisten itu.

"Kalau kau mau ke sana paman bakalan bilang sama tuan kalo kamu tadi minum air tanpa sepengetahuannya bagaimana?."

Air hanya bisa diam menundukkan kepalanya, Asisten Arsares yang bernama Fahmi itu langsung membawa Air duduk di bangku yang kosong, memberikan satu piring nasi dengan porsi besar.

"Makan."

"Terlalu banyak," Air sedikit mendorong piring itu. Bukan tidak terima pemberian Fahmi tapi Air masih merasa malu.

"Makan."

Air hanya pasrah saja dan memakan makanan yang ada di hadapannya dengan lahap, tadi katanya terlalu banyak tapi makan Air begitu lahap karena kelaparan. tanpa memperdulikan pandangan dan cibiran semua orang yang menatapnya jijik.

Fahmi hanya tersenyum, tangannya mengelus rambut belakang Air dengan lembut, setelah itu dia melihat piring Air yang sisa setengah tapi sepertinya air masih lahap memakan makanannya.

"Minum dulu nanti keselek," Fahmi memberikan satu gelas air mineral.

"Makasih."

Fahmi yang tak tega melihat Air seperti ini dia dengan suka rela memberikan daging ayam jatahnya kepada Air. Meskipun mendapatkan tatapan dari Air, Fahmi hanya tersenyum saja. Lama memandang Air, Fahmi jadi teringat dengan adiknya dulu.

Dulu Fahmi memiliki seorang adik laki-laki yang sangat tampan dan cerdas, dia sangat menyayangi adik satu-satunya itu, hanya adiknya yang bisa membuat Fahmi tersenyum di atas rasa lelahnya setelah bekerja banting tulang untuk mereka berdua, hanya berdua karena kedua orang tua mereka sudah meninggal dunia.

Sifat asiknya itu saat makan sama persis dengan Air, meskipun waktu itu adiknya tidak seperti Air yang kelaparan tapi adiknya itu selalu makan tergesa-gesa.

Tapi itu hanya sekilas bayangan Fahmi saja, dia sudah tidak bisa melihat adiknya lagi karena adik nya sudah meninggal dunia menyusul kedua orang tuanya karena penyakit kanker yang telat di tangani. Jangankan untuk berobat saat itu untuk makan saja Fahmi harus rela bekerja panas-panasan hanya untuk membeli nasi saja, sangat miris. Menyesal adalah hal yang waktu itu Fahmi alami, menyesal karena tidak bisa menjaga adik semata wayangnya dan menyesal karena dia tidak bisa membawa adiknya untuk berobat.

"Alhamdulillah," ucap Air saat makanan itu sudah habis, tenaganya sudah kembali pulih lagi saat perutnya sudah terisi penuh meskipun masih ada rasa perihnya.

"Paman makasih Air sudah kenyang," Air tersenyum di hadapan Fahmi untuk pertama kalinya, selama ini Air hanya menunduk tidak pernah melihat Fahmi dengan alasan takut.

"Masama."

"Air mau kembali lagi ke sana boleh?"

"Boleh, boleh, semangat kerja nya ya, lain waktu paman bakalan ajak kamu ke luar dari rumah ya."

"Iya."












____________________________________

Apa ges AIR kurang menderita?

Huhu okey di PART selanjutnya kita bikin si air tambah menderita dan kesiksa, kira-kira menurut kalian si air di apain ya?

Tendang ke planet Pluto?
Di lempar ke sungai Amazon?
Atau di tendang ke tengah-tengah danau Toba?

Okey kita liat saja nanti ya, byby selamat membaca dan sampai ketemu di part selanjutnya, jangan lupa VOTE dan KOMEN

AIR JADI BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang