"Mas, kamu udah pulang?""Mas tunggu di kamar," ucap Arsares kepada Davin, dan Davina pun hanya mengikuti apa kata suaminya itu.
Di dalam hati Davina terus berdoa semoga suaminya itu mengakui kesalahannya dan memberi tahu Davina apa yang sudah dia sembunyikan selama ini.
"Mas?" Davina masuk ke dalam kamar nya. Di sana Davina hanya melihat Arsares yang sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur, mungkin Arsares kelelahan.
"Temani aku tidur Davina."
_______________"Dek, udah sore jangan kerja mulu napa, kan udah ada pembantu ngapain kamu harus cape-cape ikutan beres-beres."
"Tanggung bang."
Semenjak pulang sekolah tadi, Kafka terus membuntuti Air kemana pun, bahkan sesekali Kafka membantu Air yang kesusahan membawa barang berat. Entah lah Air tidak tau apa maksud nya apa, jika di bilang risih sih iya karena Kafka dari tadi terus menyuruhnya untuk berhenti ataupun sekedar istirahat, mau marah pun Air tidak punya waktu karena sekarang pekerjaannya yang lebih utama.
"Dari tadi tanggung tanggung mulu," ucap Kafka.
"Ya ini tanggung nyisa satu lantai lagi, kalo gak selesai entar tuan marah," ucap Air.
"Gak usah pikirin dia, sekarang kita ke kamar," Kafka menarik tangan Air.
"Eh eh eh bang bentar ini belum selesai."
Kafka berhenti melangkah tepat di hadapan para maid yang kini sedang istirahat bersama di dapur.
"HEH! Keluarga gue kasih kalian pekerjaan tuh buat bekerja bukan malah santai santai aja!" Ucap Kafka.
"Maaf tuan muda, tapi tugas kita udah selesai, hanya pekerjaan dia yang belum selesai," jawab si ketua maid di rumah ini.
"Apa lo bilang? Tugas Lo udah selesai? Sekarang gue tanya sama lo semua, kalian kerja di bagian mana hah?"
"Gue dari tadi liatin kalian cuma ngobrol, nyemil stok cemilan gue, sedangkan dia, beres beres nih dari atas sampe bawah dari depan sampai belakang dia yang beresin." Ucap Kafka.
Semua para maid yang bekerja di sana hanya menundukkan kepalanya.
"Maaf tuan."
"Maaf, maaf, mata lo ilang satu, sekarang gue peringatan sama lo semua, kalo sampe gue liat kalian cuma gini-gini aja terus yang kerjain tugas kalian Adek gue, gue pecat kalian semua!"
"Cabut," Kafka kembali menarik tangan Air untuk segera pergi dari sana.
Di kamar, Kafka menyuruh Air untuk mandi dan beristirahat. Sedangkan dia duduk di kasurnya mengusap wajahnya, semenjak pagi perasaan Kafka sudah tidak enak, entah akan terjadi apa Kafka tidak tau. Itulah alasan mengapa Kafka selalu membuntuti Air, dia takut terjadi sesuatu dengan Air.
"Sini tidur," ajak Kafka ketika melihat Air yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Abang duluan aja deh, belum ngantuk."
"Gak usah nolak, lo itu harus banyak istirahat bukan banyak kerja dodol."
"Iya iya iya," Air naik ke atas kasur dan ikut tertidur bersama Kafka.
"Nah gitu dong."
"Jangan peluk-peluk," tolak Air saat Kafka akan memeluk tubuh mungil itu.
"CK!"
_____________Di rumah kakek dan nenek, sekarang mereka berdua tengah duduk di ruang tamu sembari menonton televisi.
"Mas kok perasaan aku jadi gak enak gini?" Ucap sang nenek memecahkan keheningan di antara mereka.
"Hanya perasaan kamu saja, mungkin karena kamu terlalu memikirkan anak mu."
"Iya juga sih."
"Aku juga tidak habis pikir dengan Arsares, kenapa dia bisa setega itu?"
"Gimana kalo nasehat kita tadi gak di dengerin sama dia mas? Aku bener-bener takut Arsares sampe khilaf."
"Tidak, itu tidak mungkin, kamu tau sejahat jahatnya harimau tak akan memakan anaknya sendiri."
"Semoga tidak akan terjadi apapun."
____________Clekk
Air yang belum tertidur menolehkan kepalanya ke pintu, ada orang yang membuka pintu kamar Kafka? Tapi siapa malam-malam ke kamar Kafka?
Srekkk
Air langsung mendudukkan tubuhnya untung Kafka tidak terbangun. Sungguh Air sangat terkejut siapa yang masuk ke dalam kamar Kafka, ternyata itu adalah Arsares.
Baru saja Air akan turun dari kasurnya tapi Arsares menempelkan jari telunjuknya ke mulut, seolah menyuruh Air tidak berisik, padahal saat ini dia tengah di landa panik luar biasa, keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya.
Semakin Arsares berjalan mendekat ke arahnya, jantung Air semakin berdebar luar biasa sekali.
Srek
Srek
SrekSepertinya Air sudah ketakutan luar biasa sekali saat Arsares duduk di sisi sebelah Kafka, entah apa yang akan dilakukan Arsares, dia begitu mencurigakan sekali saat tiba-tiba masuk dan menyuruhnya diam di tempat. Dan sekarang entah apa yang akan di lakukan Arsares saat dia mengeluarkan sapu tangan dan membekap mulut dan hidung Kafka.
Sontak Air memegang tangan Arsares dan menggelengkan kepalanya.
"Terlambat," lirih Arsares.
"Abang, Abang bangun," Air menggoyangkan tubuh Kafka tapi tidak ada respon apapun dari Kafka, padahal Kafka bukan tipikal orang yang susah di bangunkan.
"Biarkan dia tidur nyenyak malam ini," Arsares berdiri dan berjalan ke arah Air.
Srek
"Abang tolong," mata yang indah milik Air itu terus mengeluarkan air mata nya.
"Ikutlah dengan ayah nak, ayah ingin mempunyai waktu berdua dengan mu," Arsares menjulurkan tangannya.
"Ayo," Arsares menunggu balasan juluran tangannya dari Air.
"Kamu tidak mau nurut? Baiklah."
"Aakkkk le--lepas, lepas sakit," Air memejamkan tanyanya menahan sakit saat Arsares menjambak rambutnya dan menyeret tubuh Air keluar dari kamar.
Brukk
Arsares membanting tubuh Air ke lantai, mengambil guci pajangan itu dan melemparkannya ke arah Air, sakit? Tentu saja sekarang kepalanya sudah bocor.
"Hahahaha, saya suka melihat kamu menderita sialan!" Ucap Arsares dengan penuh penekanan.
"Ampun," lirih Air.
Bughhh
"Apa kamu bilang?"
Bughh
Bughh
BughhArsares terus memukuli tubuh Air tanpa henti, menendang dan menginjak tubuh Air tanpa ampun.
Sedangkan Air hanya pasrah saja melindungi kepalanya, seluruh tubuhnya sangat amat terasa sakit dan kebas karena pukulan dari Arsares, terutama di bagian kepalanya yang berdenyut sakit sekali, sekarang dia sudah tidak bisa melakukan apapun lagi selain pasrah saja. Air hanya berharap jika ada seseorang yang berbaik hati menolongnya, sungguh Air tidak mengharapkan hidup lagi, tapi tolong, tolong selamatkan dirinya sekarang.
Bughh
Bughh"MATI SAJA KAU SIALAN!!"
____________________________________
SELAMATIN AIR NYA G YA?
SEMOGA SAJA AIR SELAMATTT YA DARI AMUKAN SI ARSARES.HUAAA AKUTUH SEBENARNYA MAU UP DARI KEMARIN TAPI DI PIKIR-PIKIR PART INI TUH ADA SED SED AN NYA, AND BIASANYA AKU KALO NULIS YANG SED GINI AKUNYA LAGI SEDIH ATAU BANYAK PIKIRAN (setiap Author punya cara masing-masing nulis cerita mereka)
BTW GAK ADA YANG MAU KENALAN SAMA AKU?
BY SEMUANYA SAMPAI KETEMU DI PART SELANJUTNYA
KAMU SEDANG MEMBACA
AIR JADI BINTANG
Teen FictionDi jadikan budak oleh keluarganya sendiri? "Gak papa, yang penting gue masih hidup." ___________+__________ Kisah ini menceritakan perjalanan hidup seorang remaja yang di jadikan budak oleh keluarganya sendiri. Selama hidupnya dia hanya MAMPU UNTU...