31.

8.9K 528 26
                                    


Kaki jenjang Kafka yang terbalut dengan sepatu kesayangannya berjalan gontai di salah satu taman yang lumayan dekat dengan rumahnya.

Setelah berhasil menenangkan Davina tadi, Kafka keluar dari rumah untuk menenangkan dirinya sendiri, masalah di keluarganya kali ini sangat rumit bahkan Kafka sendiri tidak tau harus bagaimana lagi menyelesaikan semuanya.

Temannya yang dulu selalu bersama Kafka, sekarang entah ada di mana mereka seolah menghilang saat Kafka mendapatkan masalah dan butuh solusi, mereka hanya datang saat Kafka saat senang saja.

Kafka mendudukkan dirinya di atas rumput, tidak peduli jika nanti baju Kafka akan kotor hanya ini tempat yang nyaman. Kafka mendongakkan kepalanya ke langit, menahan air matanya yang akan keluar, Kafka mencoba untuk tegar menghadapi ini semua hanya dia harapan satu satunya jika mau keluarganya kembali utuh tanpa kehadiran orang lain di dalam keluarganya tanpa harus ada yang menjadi korban ke egois orang tuanya. Jika boleh jujur, Kafka sungguh belum siap jika kedua orang tuanya harus berpisah selain itu juga Kafka hanya ingin membantu Air untuk bisa merasakan hangatnya keluarga yang selama ini belum pernah dia rasakan barang sebentar pun.

"Gue gak tau lagi harus gimana."

"Maaf dek, maaf kalo gue gagal pertahanin keluarga kita utuh seperti dulu."

Se kuat apapun Kafka menahan air matanya keluar, air mata itu terus terjun bebas membasahi wajahnya, tanpa di tahan lagi Kafka menangis sendirian di taman tanpa ada yang mengetahuinya, meluapkan semua amarahnya dengan cara menangis, biarkan saja jika ada orang melihatnya menangis dan mengajak Kafka cengeng, yang penting hatinya lebih tenang dari sebelumnya.

"Abang."

Kafka menolehkan wajahnya saat ada seseorang yang tiba-tiba memeluk Kafka dari belakang.

"A---"

"Hiks.. hiks.. Abang tolong."

"Lepas!" Kafka melepaskan tangan orang itu dan menghempaskannya secara kasar.

"Abang tolongin Azka," ucap Azka sembari menangis, penampilannya yang sangat acak-acakan persis seperti gembel.

Bughh

"Mau apa lo hah?!" Kafka menarik kerah baju Azka setelah berhasil memukul wajah mulus nya.

"Hiks.. Abang jangan pukul, Azka cuma mau minta tolong sama Abang, Azka gak bakalan ngapa-ngapain."

Bughh

Bughh

"Basi anjing! Gue udah muak sama lo! Stop berpura-pura polos di depan gue!"

"A--apa apa maksud Abang?"

"Gak usah sok gak tau Lo anjing! Sekarang lo ngaku sama gue kalo selama ini Lo bersekongkol sama ayah gue buat bunuh Air perlahan!"

"Ngaku Lo!" Ucap Kafka dengan penuh penekanan setiap perkataannya yang Kafka lontarkan kepada Azka.

"Nggak----"

Bughh

Bughh

Bughh

"Ngaku lo anjing!"

"Nggak az---"

Bughh

"NGAKU LO BANGSAT! GUE TAU SEMUA RENCANA BUSUK KALIAN SELAMA INI!"

"YA KALO TAU KENAPA NANYA AZKA! BANG, AZKA BERANI SUMPAH DEMI APAPUN AZKA GAK TAU SOAL INI! ASAL ABANG TAU AZKA JUGA SYOK WAKTU BUNDA BILANG KALO AZKA BUKAN ANAKNYA, HATI AZKA SAKIT BANG!"

"Hahahaha," Kafka tertawa di hadapan Kafka sembari menampar nampar pelan pipi Azka.

"Gak usah ngelak lagi Azka! Pawang lo gak ada di sini, jadi gak usah takut boy," ucap Kafka.

"Azka gak tau apa maksud ayah ngelakuin itu semua hiks.. Azka juga sakit hati karena ayah udah ngerahasiain ini semua dari Azka hiks.. tapi Azka gak mau marah sama ayah karena ayah udah baik sama Azka selama ini."

"Bacot bangsat!"

Bughh
Bughh
Bughh

Kafka terus memukuli tubuh Azka yang sudah meringkuk meminta ampun kepada Kafka, tapi sang empu tidak memperdulikannya, Kafka hanya perlu memberi pelajaran kepada Azka dan juga melampiaskan amarahnya.

"STOP!"

"Lepaskan dia!"

Kafka mundur beberapa langkah karena ada seseorang yang memisahkan mereka berdua, seorang wanita yang memakai baju kurang bahan duduk bersimpuh di samping Azka, dia membantu Azka untuk berdiri.

"Apa apaan kamu ini?!" Ucap wanita itu.

"Anda siapa? Anda tidak perlu mencampuri urusan saya dengan bajingan kaya dia!" Kafka menunjuk ke arah Azka.

"Saya tau kamu marah kepadanya, dan Saya pun sama marahnya seperti kamu karena kerja saya gak di bayar," ucap wanita itu membuat Kafka melongo.

"Ke--kerja? Kerja apa yang anda maksud?"

"Saya hanya pelayan di salah satu club' malam, dan saya ingin meminta gajih saya tadi."

Srekk

Bughh

Emosi Kafka kini kembali memuncak karena ulah Azka barusan, dia sangat sangat amat marah dengan kelakuan Azka yang sangat jauh dengan keluarganya.

"Sampah!"

"BANGSAT! BAJINGAN LO ANJING! LO GAK PANTAS JADI KELUARGA KITA!"

"Maaf, maaf Abang maafin Azka, Azka janji akan bertanggung jawab, Azka janji," ucap Azka dengan tangan yang di simpan di kepala.

"PERGI LO ANJING! DAN JANGAN PERNAH MENAMPAKAN WAJAH BUSUK LO ITU!"

"Gak Azka gak mau, Azka mau sama kalian, Azka mau sama ayah," Azka memegang tangan Kafka sembari memohon.

"PERGI GUE BILANG!!"

"KAFKA!!"

Kafka menolehkan kepalanya ke sumber suara, Azka dan wanita itupun juga sama seperti yang di lakukan oleh Kafka.

Deg

"Ayah,"Azka berlari ke arah Arsares, dia memeluk erat tubuh Arsares.

Arsares membalas pelukan hangat Azka, tak lama setelah itu Arsares di buat tercengang melihat wanita yang berdiri tak jauh dari Kafka.

"P---pak?" Wanita itu pun sama.

"Mau apa kamu kemari? Apa kamu melupakan perjanjian kita?" Tanya Arsares.

"Ah... Maaf pa, saya tidak bermaksud untuk melanggar perjanjian kita tapi saya hanya ingin meminta gajih saya."

"Gajih apa yang kamu maksud?"

"Dia sudah menyewa ku semalam ja--"

Brukk

Arsares mendorong tubuh Azka begitu kasar hingga terjungkal ke belakang.

"APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN HAH?! KAMU BERMAIN DENGAN IBUMU SENDIRI?!" Arsares terlihat sangat murka sekali kepada Azka.

"Ma---maksud ayah?"

"DIA IBU KAMU BODOH! JALANG YANG BERMAIN SEMALAM DENGAN MU ITU IBUMU!!"

Azka diam mematung, untung saja Azka tidak punya riwayat penyakit jantung, jika itu terjadi mungkin sekarang Azka sudah berpindah alam.

"Hahahaha apa gue bilang, yang anak haram itu lo bangsat!" Ucap Kafka.












____________________________________

Gak tau nulis apa, lagi banyak pikiran, di sekolah banyak tugas praktek, stor hapalan dll sekarang aku juga di suruh bikin power poin tapi gak tau caranya gimana :)
Mending up saja :) betul kah.

Yok jangan lupa VOTE dan KOMEN yang banyakk yok.

AIR JADI BINTANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang