4. Mumpung Ketemu

1.3K 45 0
                                    

Seminggu kemudian Rafka masih menunggu jawaban dari sahabatnya, sampai detik ini dia terus mencoba menghubungi gadis itu meskipun hasilnya nihil. Apa mungkin ini sebuah jawaban jika Wilma menolak lamarannya?? Ya pemuda tampan itu sampai berpikir begitu karena Wilma tak kunjung memberikan jawaban padanya. Resah dan gelisah. Perasaan itu campur aduk didalam dirinya, pikiran negatif pun sering singgah dalam benaknya. Bagaimana jika Wilma menolaknya? Lalu siapa yang akan dia lamar lagi?? Apa dia harus menikah dengan wanita pilihan ibunya??

" Ayo dong Wil jawab." Geramnya kembali melihat ruang pesan di ponselnya yang hanya terdapat centang biru saja.

🌿

Sudah 30 menit lamanya Rafka berdiri di jembatan tepi danau untuk menunggu kehadiran seseorang. Matanya kembali mengedarkan pandangannya melihat ke sekeliling danau. Tak lama pandangannya menangkap sosok seorang gadis yang berjalan sendirian seperti sedang mencari seseorang. Dengan langkah cepat Rafka lalu meraih lengan gadis itu hingga membuatnya terkejut.

" Rafka??!!" Kejutnya dengan mata yang terbelalak.

" Lo ngapain disini??" Tanya Wilma gugup karena sudah seminggu ini dia berusaha untuk menghindari sosok Rafka. Tapi malah bertemu dengan pemuda ini disini.

" Nyari angin aja, lo sendiri ngapain disini malam-malam begini?" Jawab Rafka santai padahal pertemuan ini sudah ia sengaja atas bantuan adik Wilma.

" Emh... Tadi Athar bilang motornya mogok disini trus minta dijemput. Tapi ya gitu nggak ada orangnya." Jelas Wilma seperti apa yang dikatakan sang adik dalam telepon tadi.

Bagus lo emang bisa diandelin Thar. Puji Rafka diam-diam sambil tersenyum simpul. Tidak sia-sia dia menyogok anak SMA itu dengan tiket nonton bioskop bersama gebetannya. Agar bisa mempertemukannya dengan Wilma yang sok sibuk atau malah sengaja menghidarinya.

" Udah pulang kali." Tebaknya juga ikut mengedarkan pandangannya.

" Mungkin."

" Emh... Mumpung ketemu disini gue mau tanya, gimana udah dapat jawabannya??" Pertanyaan itu sukses membuat tubuh Wilma seketika menegang.

Duh masih inget aja si Rafka. Batinnya menjadi mati gaya seketika. Inilah alasan dia menghindari Rafka, ya karena dia belum menemukan jawabannya. Bukan lebih tepatnya dia bingung harus menjawab apa. Selama ini dia hanya menganggap Rafka sebagai sahabat dan selamanya tetap sahabat tidak ada kata lebih dari itu.

" Emh... So... Soal itu..." Ya mendadak lidahnya keluh tak bisa berbicara dengan lancar.

" Please Wil mau ya nikah sama gue. Gue nggak tau lagi nih mau ngelamar siapa. Cuma lo cewek yang bener-bener gue kenal  luar dalamnya dan cuma lo yang bisa bantu gue."

" Wil... Gue nggak mau nikah sama dia please ya mau nikah sama gue."

" Lo mau minta syarat apa aja bakal gue penuhin deh. Atau lo minta mahar apa aja gue kasih deh asal lo mau nikah sama gue."

" Gue juga janji nggak bakalan nyakitin lo, kalo gue sampai ingkar lo boleh kok bu..." Ucapan Rafka terhenti ketika sebuah jari telunjuk gadis di depannya menempel di bibirnya. Seakan-akan tidak mengizinkan dirinya untuk melanjutkan ucapannya.

" Oke fine. Gue mau nikah sama lo dengan syarat..." Ucap Wilma pasrah yang seketika bisa membuat jantung Rafka berhenti sejenak.

S E R U M A H 🏡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang