18. First Time

2.3K 56 0
                                    

Gas ajalah ya langsung dobel part buat temen malam tahun barunya ☺️

Tapi sebelum baca aku mau ingetin ya, kalo di part ini mengandung bacaan 21+ jadi harap bijak teman-teman 😉








Semenjak obrolan seriusnya dengan Rafka beberapa saat yang lalu sampai sekarang Wilma belum beranjak dari kamarnya. Padahal sekarang Rafka sedang mengerjakan pekerjaannya di tempat biasa dan dia tidak menemaninya. Pikirannya masih gelisah memikirkan keinginan suaminya yang ternyata selama ini sangat menunggu hal itu. Apa gue egois? Tanyanya tiba-tiba merasa bersalah karena telah membuat suaminya terlalu lama menunggunya. Pandangannya tertuju pada cincin pernikahan di jari manisnya, dia istri Rafka dan selamanya juga begitu.

" Kok belum tidur??" Tanya Rafka ketika memasuki kamarnya mendapati istrinya masih terjaga padahal ini sudah masuk jam tidurnya.

" Emh... Belum ngantuk, masih pengen baca." Kilahnya pura-pura memperhatikan buku bacaannya yang tadi terabaikan, karena terlarut dalam pikirannya.

Rafka tersenyum simpul melihat hobi membaca Wilma yang masih bertahan sampai sekarang. Dulu dia pikir istrinya adalah kutu buku dengan kacamata tebal juga ansos, tapi nyatanya dia berbeda dari kutu buku yang lainnya. Dia memiliki kepribadian yang menyenangkan, supel, namun tetap mengutamakan kualitas otaknya. Bahkan Wilma juga pernah bolos sekolah gara-gara malas dengan gurunya, ajaran Rafka waktu sekolah.

" Emh... Raf." Wilma menghentikan suaminya yang hendak merebahkan tubuhnya.

" Kenapa?"

" Emh... Kalo seumpama sekarang gue bilang udah siap. Apa lo bakal lakuin itu sekarang??" Tanya Wilma ragu tapi dia ingin tau jawabannya.

" Ya kalo lo beneran udah siap, ya ayo-ayo aja gue. Ngapain ditunda-tunda lagi, kan itu yang gue tunggu selama ini. Cuma pertanyaan emang lo beneran udah siap??" Jawab Rafka jujur memandang wajah istrinya.

Hah... Itu dia Raf gue masih setengah ragu. Batinnya sedikit menundukkan kepalanya berpikir harus menjawab bagaimana. Kalo dia bila belum apa Rafka akan memakluminya? Tapi menunda kegiatan itu lagi akan semakin membuat pikiran Wilma gelisah seperti sekarang.

" udah.... Kayanya." Jawabnya lirih.

" Kok masih kayanya?" Respon Rafka.

" Nggak tau Rafka. Kalo gue nunda itu lagi, gue makin kepikiran, makin ngerasa bersalah sama lo. Gue nggak tau harus gimana." Ceritanya hampir frustasi menghadapi situasi hati dan pikirannya sekarang.

" Ya udah kalo gitu izinin gue lakuin sekarang. Biar lo nggak kepikiran lagi dan gue juga lega." Putus Rafka menghentikan kekacauan pikiran istrinya.

" Ssserius??"

" Ya kalo lo izinin." Jawabnya mantap.

" Ya ya udah ayo. Tapi janji ya nggak main kasar." Setuju Wilma meskipun masih setengah ragu dengan mengacungkan jari kelingkingnya.

" Oke." Rafka menautkan jari kelingkingnya tanda jika dia juga setuju dengan permintaan istrinya.

Setelah itu mereka langsung mengatur posisi masing-masing, dengan Wilma di bawah dan Rafka diatas bertumpu pada kedua lengan kekarnya. Wajah mereka sudah saling berhadapan dengan jarak yang cukup dekat. Sekali lagi Wilma menelan ludahnya sendiri kala menatap jakun Rafka bergerak naik-turun dan tanpa sadar dia menyentuhnya.

" Udah siap?" Tanya Rafka memastikan sebelum beraksi dan Wilma hanya mengangguk kecil.


Cup



Bibir Rafka menyentuh permukaan bibir ranum istrinya dengan lembut, merasakan detak jantungnya yang berdegup sedikit lebih cepat. Perlahan dia membuka bibirnya melumat bibir Wilma dengan nafsu yang berirama, membiarkan lawannya menikmati setiap sentuhannya. Rafka terus membenarkan posisinya agar lebih nyaman saat melakukan kegiatannya. Sesekali mulai terdengar suara lenguhan halus dari bibir Wilma yang semakin terpancing gairahnya.

S E R U M A H 🏡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang