Hah.... Akhirnya libur cuti menikah sudah habis, kini saatnya Rafka dan Wilma kembali pada rutinitas masing-masing. Rafka dengan kesibukannya sebagai arsitek dan Wilma sebagai dokter. Suasana rumah sakit yang ia rindukan beberapa hari ini akhirnya bisa terobati, gadis itu baru saja keluar dari salah satu bangsal setelah memeriksa beberapa pasiennya. Begitupun Rafka dia juga merindukan tumpukan berkas yang memenuhi meja kerjanya setiap hari.
" Selamat pagi pak Rafka." Sapa Tiara salah satu staffnya.
" Pagi Tiara. Gimana keadaan kantor selama saya tinggal, ada masalah??" Balas Rafka.
" Alhamdulillah tidak ada pak, justru kita malah mendapatkan beberapa klien baru. Nanti berkasnya saya antar ke ruangan pak Rafka." Terang Tiara dengan tutur kata yang lemah lembut.
" Baik saya tunggu." Tungkas Rafka kemudian melanjutkan langkahnya menuju ruangannya.
Rezeki setelah menikah ini. Pikirnya tersenyum puas. Setibanya di ruangan pemuda itu terkejut dengan keberadaan seorang wanita berjilbab merah yang duduk membelakanginya. Dari postur tubuhnya Rafka menebak jika itu adalah kakak perempuannya.
" Mbak Anna, ngapain pagi-pagi ke sini?" Tanya Rafka setelah memastikan jika itu benar-benar kakaknya.
" Nggak mampir aja, kamu pulang kapan?" Balas Anna dan menatap adiknya.
" Tiga hari yang lalu. Kenapa?" Tanggapnya dan duduk di sofa sebrang.
" Lusa nanti mbak sama mas Damar mau ke Sumedang, ya kira-kira semingguan lah. Mbak titip Alisa ke kamu ya." Ujar wanita itu.
" Duh... Gimana ya mbak. Bukannya aku nggak mau di titipin Alisa, cuma kan kondisinya aku sama Wilma kerja. Jadi nggak ada yang stay di rumah buat jagain Alisa nanti." Tolak Rafka lengkap dengan penjelasannya, memang begitukan keadaannya.
" Kenapa nggak dititipin di rumah ibu aja, kan disana banyak yang jagain mbak. Trus Alisa juga nggak bakal ngerasa kesepian." Sarannya menatap sang kakak.
" Hemm... Kamu kan tau ibu masih marah sana Alisa, gara-gara rusakin kue pernikahan kamu. Alisa juga masih takut kalo mau ketemu ibu." Jelasnya mengapa tidak memilih menitipkan sang anak pada ibunya sendiri.
" Aku pikir-pikir dulu ya mbak, nanti aku kabarin lagi." Ucap Rafka mengakhiri pembicaraannya dengan Anna pagi ini.
Jam makan siang tiba Wilma mengakhiri jam prakteknya sejenak untuk pergi beristirahat di luar. Meskipun baru kembali bekerja tapi pasien yang dia tangani hari ini lumayan banyak, dikarenakan salah satu rekan kerjanya sedang sakit. Wilma melepaskan jas prakteknya dan mengambil tasnya bersiap untuk pergi makan diluar dengan rekan sesama dokternya.
" Wih... Yang baru pulang dari Bali, gimana ada cerita apa selama disana??" Sapa seorang wanita berambut hitam yang baru saja duduk dikursi sebrangnya.
" Cerita apa??" Sahut Wilma setengah malas sambil mengaduk-aduk minumannya.
" Ya apa gitu. Pengantin barukan pasti punya banyak cerita, apalagi judulnya honeymoon. Btw udah ngapain aja lo sama Rafka??" Jelas Wanita itu sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan guna menggoda lawan bicaranya.
" Ya... Dulu lo ngapain aja pas pergi honeymoon?? Kira-kira gitulah kegiatan gue sama Rafka selama disana. Lagian kenapa lo kepo sih Vir?? Privasi tau." Balasnya sedikit ketus sambil menatap tak suka rekan kerjanya apalagi wanita di depannya malah tertawa.
" Bercanda Wilma... Lucu banget sih lo." Gurau Vira dan kembali tertawa.
" Nggak ada yang lucu Vira?!!" Ketusnya lagi memasang wajah cemberut.
Ck. Sialan si Vira pengen gue lelepin deh mukanya. Kesalnya semakin menjadi-jadi kala teman satu profesinya masih tertawa di depannya. Untung saja Wilma pintar coba kalo tidak, apa iya dia akan menjawab 'nggak ngapa-ngapain'. Gila yang benar saja kalo dia sampai jujur masih segelan belum diunboxing oleh suaminya karena belum siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E R U M A H 🏡
RomanceBosan karena terus ditanya kapan akan menikah oleh ibunya dan bosan terus di jodoh-jodohkan. Akhirnya Rafka melamar sahabatnya sendiri bernama Wilma untuk membantunya keluar dari masalahnya. Karena dia diancam jika tak membawa calon istrinya segera...