11. Keberangkatan

1.1K 41 0
                                    

Dimohon lebih bijak saat membaca karena part ini, sedikit mengandung unsur 18+

Pastikan teman-teman tidak dibawah umur ya 😉













HAPPY READING

Malam terakhir tidur satu ranjang sebelum akhirnya besok dipisahkan oleh ribuan kilometer jarak antar keduanya. Sejak kemarin Wilma disibukkan menata barang bawaannya ke dalam koper untuk keperluannya selama di Karimun Jawa. Gadis cantik itu sudah menguap beberapa kali tapi barang-barangnya belum masuk semua ke dalam koper. Melihat istrinya yang begitu kelelahan Rafka akhirnya mengulurkannya sebuah bantuan dengan membantu merapikan koper istrinya.

" Tidur gih besok biar fresh, biar gue yang lanjutin." Tutur Rafka mengambil alih beberapa barang di tangan istrinya.

" Cuma 3 minggu kenapa banyak banget barang-barangnya??" Heran Rafka menatap satu koper besar di depannya penuh dengan barang-barang Wilma.

" Hoam... Hadiah kecil buat anak-anak disana." Jawabnya kembali menguap menenggelamkan wajahnya di pinggiran kasur.

" trus hadiah kecil buat gue apa??" Tanya Rafka masih merapikan koper istrinya.

" Wil???" Panggilnya.

" Wil...ma..." Ucapnya terjeda saat melihat istrinya yang sudah tertidur bersandar pada sisi ranjang. Kesal tapi mau bagaimana lagi.

Pemuda itu lalu mengangkat tubuh istrinya ke atas ranjang memberikan posisi ternyaman untuknya. Sejenak dia memandangi wajah cantik itu, garis wajah yang bulat dengan hidung mancungnya, serta bibir tipis yang merona. Rafka menyentuh bibir itu dengan ibu jarinya, membuatnya teringat pada kejadian di Bali waktu itu. Punya gue tapi susah banget ngerasainnya. Batinnya, mengapa mencium istrinya sangat susah padahal sudah sah. Ingat syarat yang diajukan Wilma, coba kalo bukan karena gadis ini mungkin Rafka sekarang sudah dipanggil ayah oleh anak sambungnya. Astaghfirullah mikir apa??

Cup

" Mumpung lo tidur." Bisiknya setelah mengecup sekilas bibir istrinya.

🌿

Keesokan harinya seperti biasa Wilma akan bangun lebih awal jika tidak mendapatkan shift malam. Membuat sarapan sederhana untuk mengawali harinya dan sang suami. Gadis itu masih memakai pakaiannya yang semalam, dengan rambut yang diikat secara asal menambah kesan sexy pada pagi hari ini. Rafka berdiri tak jauh dari dapur memperhatikan gerak istrinya yang begitu mahir menggunakan peralatan dapur, setiap pagi memang begini pemandangannya dan pemuda ini suka. Apalagi kalo istrinya memakai pakaian yang cukup terbuka, tidak munafik Rafka suka perempuan yang berpenampilan sedikit sexy seperti Wilma.

" Udah bangun??" Sapa Wilma meletakkan secangkir kopi di meja makan dan suaminya hanya mengangguk.

" Ah... Kenapa harus pergi sih Wil, ntar yang bikinin gue sarapan siapa??" Keluhnya menghampiri Wilma.

" Ya beli lah, kalo nggak mampir ke rumah ibu." Sahutnya santai.

" Nggak mau... Maunya masakan lo. Nggak usah pergi ya...." Sungguh sisi bocah pemuda ini tiba-tiba muncul. Wilma jadi teringat dengan masa sekolahnya saat Rafka memohon dibuatkan sarapan karena bosan dengan nasi goreng ala bu Ningsih.

" Kenapa jadi kaya anak kecil sih, nggak ingat umur deh." Omelnya saat melihat Rafka tengah memohon padanya sambil memegang kedua tangannya ditambah tatapan matanya yang memelas.

Wilma menangkup wajah suaminya membuat bibirnya maju beberapa cm. " Dengerin, gue pergi cuma 3 minggu. Nggak usah drama deh." Ucapnya gemas sendiri kalo melihat Rafka begini.

S E R U M A H 🏡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang