Untuk yang kesekian kalinya Wilma memasuki jajaran toko yang ada di pusat perbelanjaan ini. Kakinya belum pegal tapi kaki suaminya sudah lelah mengikuti langkahnya mondar-mandir dari toko ini ke toko lainnya. Sudah beberapa paper bag menghiasi tangan kekar Rafka, membawa hasil barang belanjaan istri tercintanya. Mau mengeluh tapi tadi dia sendiri yang menawarkan diri menemani sekaligus membayar barang belanjaan Wilma. Sudahlah ikuti saja daripada istrinya ngambek lagi susah merayunya.
" Yang... Berhenti dulu, aku capek." Ajak Rafka sudah benar-benar lelah dan duduk di bangku yang tersedia di mall.
" Yah... Gitu aja K.O payah." Cibir Wilma berdiri di depan suaminya.
" Ya Allah Wil, mau beli apalagi sih?? Ini udah banyak banget hlo." Tanya Rafka menatap jajaran paper bag di depannya hanya berisi barang-barang istrinya.
" Mumpung kamu baik jadi mau aku manfaatin." Jawabnya asal sembari melihat-lihat hasil berburunya.
" Astaga, tapikan besok-besok lagi bisa. Hari ini stop disini ya. Kita pergi makan habis itu pulang, pegel linu mas Rafka kalo sampai rumah nanti nggak kamu pijetin." Keluhnya mengelus dada sabar-sabar menghadapi permaisurinya sekarang yang sedang gila belanja.
" Emh... Kok gitu??"
" Mas Rafka capek sayang, besok harus kerja cari uang buat kamu." Jelas Rafka gemas sendiri dengan tingkah manja Wilma.
" Ya udah deh. Tapi aku nggak mau makan di food court, kita makan di tempat lain ya." Tawarnya dan Rafka langsung setuju demi menyelamatkan tulang muda rasa tuanya agar tidak semakin jompo.
Mereka pun berjalan menyusuri lantai-lantai mall yang cukup luas ini. Sambil bergelayut manja Wilma dan Rafka membuka percakapan ringan hingga sesekali mereka tertawa. Saat sedang asyik mengobrol tiba-tiba Rafka meminta izin untuk pergi ke toilet dulu sebelum pulang dan Wilma mengiyakannya.
Wilma memainkan ponselnya sambil menunggu suaminya kembali dari toilet dan sesekali mengedarkan pandangannya menikmati suasana mall yang masih ramai. Udah habis berapa ya tadi gue? Pikirnya melihat semua paper bag di depannya. Ternyata banyak juga yang ia beli dan sudah berapa lama dia berkeliling mall?
" Wilma..." Wanita itu menoleh ke arah sumber suara yang memanggil namanya.
" Eh... Arum." Mereka pun saling berjabat tangan dan bercipika-cipiki sejenak saling menanyakan kabar masing-masing.
" Lo ke sini sama siapa?" Tanya Arum dan ikut duduk di sebelahnya.
" Biasa sama Rafka." Jawabnya lalu tersenyum.
" Langgeng banget sih persahabatan kalian, jadi iri deh." Kekeh Arum heran juga dengan perjalanan pertemanan mereka yang selalu awet.
" Hahaha... Ya gitu deh."
Wilma ngobrol sama siapa? Tanya Rafka ketika dari kejauhan melihat istrinya tengah bercengkrama dengan orang di sebrang sana. Rafka menyipitkan matanya melihat siapa yang tengah bersama istrinya. Arum. Tak sengaja gadis yang bersama Wilma itu menoleh ke arah belakang, meskipun hanya sekilas tapi itu sangat jelas.
Dengan langkah yang sedikit ragu Rafka pun berjalan ke arah dua wanita di sebrang sana, sambil mengatur ekspresinya. Tetap stay cool. Wilma dan Arum menolehkan wajahnya ketika melihat seseorang berdiri di depannya. Mereka pun saling melempar senyum, tapi senyum yang Rafka berikan pada Arum sedikit lebih terkesan terpaksa mungkin canggung karena sudah lama tidak bertemu.
" Hai.. Raf, apa kabar?" Sapa Arum seramah mungkin dan mengulurkan tangannya.
" Baik." Jawab Rafka setelah sejenak berkode ria dengan istrinya apakah boleh merespon uluran tangan mantan pacarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E R U M A H 🏡
RomanceBosan karena terus ditanya kapan akan menikah oleh ibunya dan bosan terus di jodoh-jodohkan. Akhirnya Rafka melamar sahabatnya sendiri bernama Wilma untuk membantunya keluar dari masalahnya. Karena dia diancam jika tak membawa calon istrinya segera...