2. Dijodohin Lagi

1.4K 44 1
                                    

Jadwal padat menghadiri banyak rapat dengan klien maupun karyawan kantornya, membuat Rafka mengabaikan jam makan siangnya. Sudah 3 tahun terakhir Rafka menekuni bisnis arsitek nya, bukan perusahaan besar tapi Rafka sudah bersyukur karena bisnisnya berjalan dengan baik. Dulu dia sempat berpikir jika usahanya tidak akan berjalan selancar ini tapi karena kebawelan sahabatnya yang tidak pernah lelah berceramah, akhirnya Rafka bisa membuka lapangan kerja untuk orang lain sekarang.

" Pak Rafka, diluar ada ibu Ningsih." Ucap Aldi sekretarisnya.

" Suruh masuk aja." Titahnya setelah sejenak berpikir.

Tak lama munculah ibu-ibu berhijab biru kedalam ruang kerja Rafka. Pemuda itu sekilas melirik ke arah ibunya yang nampak membawa sebuah paper bag yang entah apa isinya. Ningsih kemudian duduk disofa meletakkan barang bawaannya ke atas meja lalu memanggil anak bujang tersayangnya.

" Ibu kalo bawa makan siang ke sini pasti ada maunya." Tebak Rafka setelah membuka kotak makan yang ibunya bawa.

" Itu tau, habis pulang kantor ke caffe dekat butik adik mu ya." Balas Ningsih sumringah.

" Ngapain bu??"

" Ada yang mau kenalan sama kamu, cantik pokoknya. Siapa tau cocok sama kamu." Jelas ibu tiga anak itu dengan nada merayunya yang sudah pasti membuat dongkol hati anaknya.

" Nggak ah... Rafka sibuk." Tolaknya acuh malas dijodoh-jodohkan begini, mending dia pulang dan istirahat.

" Mas... Ayo dong. Emangnya kamu nggak pengen nikah apa?? Lihat tuh teman-teman SMA kamu udah banyak yang nikah, kamu kapan??" Mencoba merayu anaknya lagi tidak apa-apakan?? Siapa tau berhasil.

" Wilma aja belum nikah, kenapa Rafka yang cowok malah suruh cepat-cepat nikah??!" Sedikit protes supaya tidak dirayu lagi.

" Ck. Kamu itu selalu gitu jawabnya." Cibir Ningsih malas.

" Emang kalo mau nikah harus nunggin Wilma nikah dulu??" Tanya Ningsih heran tameng anaknya ya selalu sahabatnya yang sudah Ningsih anggap seperti anaknya sendiri juga.

" Nggak tau ah... Bu, Rafka mau meeting." Ringkasnya kemudian berlalu dari ruangannya. Namun sebelum itu Ningsih berpesan agar anaknya datang ke caffe yang ia maksud tadi.

🌿

Pukul 16.12 Rafka menginjakkan kakinya ke dalam sebuah caffe yang ibunya maksud tadi siang. Terpaksa dia datang ke tempat ini untuk menghindari siraman rohani Ningsih saat pulang nanti, hanya bertemu bukan berarti langsung berjodohkan?? Entahlah rasanya sudah bosan Rafka menghadiri kegiatan seperti ini yang ujung-ujungnya tidak menghasilkan apa-apa. Sebenarnya kriteria wanita idaman kamu seperti apa? Bingung.

Gadis cantik berambut panjang dengan paras keibuan yang terlihat begitu lembut tutur katanya. Rafka mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan gadis dikursi sebrang. Benar lemah lembut suaranya. Sampai-sampai menggetarkan jiwa Rafka, tapi hanya sejenak sebelum ponselnya berdering menampilkan nama Wilma dilayar ponselnya.

" Maaf tadi sampai dimana??" Tanya Rafka setelah selesai menjawab panggilan dari sahabatnya yang tidak penting.

" Emh... Mas Rafka beneran mau cari calon istri??" Tanya wanita yang diketahui bernama Intan.

" Sebenarnya aku belum pengen nikah cuma ibu aku yang pengen aku cepet-cepet nikah." Jawab Rafka apa adanya.

" Ya kalo aku sih simpel, kalo ada yang cocok dan srek ya langsung aja. Tapi untuk sekarang belum nemu yang pas di hati." Lanjutnya supaya lebih jelas.

S E R U M A H 🏡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang