Up lagi dong.....
Saat mendapatkan shift malam dokter jaga, Wilma pasti akan pulang pada pagi hari dan biasanya Rafka sudah berangkat ke kantor. Beberapa hari ini dia terus mendapatkan shif jaga malam, sehingga tidak sering bertemu suaminya alhasil membuat Wilma suka berpikir jika dia bukanlah istri yang baik. Tapi mau bagaimana lagi ini resikonya menjadi suami Wilma, ya harus rela ditinggal bekerja ditengah malam.
Dia membuat secangkir teh hangat untuk merilekskan pikiran yang beberapa hari ini terasa kacau, apalagi setelah bertemu ayahnya waktu itu. Arif menginginkan seorang cucu dan kalo bisa ya secepatnya, sebenarnya ibu mertuanya juga sudah pernah menanyakan hal itu padanya. Tapi entah mengapa sampai sekarang dia belum siap jika harus memiliki anak. Cita-citanya adalah salah satu alasannya menunda momongan, lagi pula dia juga masih takut kalo mau diunboxing suaminya.
" Aduh... Malah bayangin yang nggak-nggak lagi." Gumannya menggelengkan kepalanya tersadar dari lamunan kotornya.
Ya mau bagaimana lagi kadang Wilma sendiri juga suka tiba-tiba memikirkan hal itu. Wajarkan, dia sudah dewasa punya suami pula. Tapi tetap saja bayang-bayang adegan dewasa bersama Rafka sering menghantuinya. Apalagi kalo Rafka tiba-tiba bilang ingin melakukan hal itu, auto merinding Wilma.
" Nggak tau ah... Mending sekarang gue mandi biar nggak kotor lagi otak gue." Ujarnya dan beranjak dari meja makan.
Wilma
- Rafka ntar kalo pulang beliin gue sosis bakar, yang jumbo.Rafka
- nggak mau sosis gue aja nih??
- udah jumbo bisa bikin lo kenyang 9 bulan." Apaan sih, stress ni anak." Cibir Wilma setelah membaca balasan pesan Rafka yang ngelantur bin nyleneh.
" Anjing.... Malah kepikiran. Syalan si Rafka." Umpatnya geleng-geleng kepala lagi saat otaknya terlintas sesuatu yang sangat-sangat tidak boleh ia bayangkan.
Sebentar lagi jam pulang kantor dan Rafka masih disibukkan dengan beberapa berkas di meja kerjanya. Melirik arlojinya sudah menunjukkan pukul 16.34 dan artinya dia sudah lembur setengah jam. Baru setengah jam udah dibilang lembur. Akhirnya Rafka menutup map terakhir di tangannya lalu membereskan tas kerjanya juga laptopnya. Membawa tugas lemburan pulang itu sudah menjadi kebiasaan Rafka semenjak menikah, alasannya kasihan Wilma kalo ditinggal sendirian di rumah. Padahal mah mau ngebucin siapa tau dapat rezeki nomplok. Canda.
Akhirnya Rafka tiba di rumah setelah satu jam mengantre sosis bakar jumbo pesanan istrinya. Dia membuka helmnya dan melangkah ke arah pintu utama rumahnya, memanggil nama istrinya. Katanya shift siang tadi. Herannya mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mencari keberadaan istri tercintanya. Sesaat kemudian dia mendengar suara gelak tawa dari arah ruang tengah rumahnya, dengan langkah gontainya dia berjalan ke arah sana. Pantesan nggak denger lagi telponan. Decak Rafka melihat istrinya sedang ketawa-ketiwi dengan lawan bicaranya dibalik telepon. Cemburu dan merasa terabaikan, ya jelas Rafka mode bocil ngambek.
" Ck. Suaminya pulang bukannya di sambut malah diabaikan." Sindir pemuda itu melipat kedua tangannya di dada sambil menatap sebal istrinya.
Wilma menoleh. " Aaaa... Makasih udah dibeliin." Serunya dan berjalan ke arah Rafka, lebih tepatnya mengambil pesanannya.
Kampret gue pikir mau meluk gue dulu. Umpatnya melihat kenyataan jika istrinya lebih tertarik pada plastik jajanan di tangannya, dibandingkan memeluknya sebentar. Sedangkan Wilma langsung kembali ke sofa melanjutkan obrolannya ditelepon sambil membuka plastik mika berisi sosis bakar jumbo pesanannya. Sedangkan Rafka hanya mampu melirik tajam istrinya, hingga membuat Wilma tersadar dan mematikan sambungan teleponnya.
" Gede banget sosisnya, beli dimana?" Tanya Wilma mencoba mencairkan suasana.
" Raf..."
" Apaaaaa...." Kenapa jadi sewot?? Kesel dia diabaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
S E R U M A H 🏡
RomanceBosan karena terus ditanya kapan akan menikah oleh ibunya dan bosan terus di jodoh-jodohkan. Akhirnya Rafka melamar sahabatnya sendiri bernama Wilma untuk membantunya keluar dari masalahnya. Karena dia diancam jika tak membawa calon istrinya segera...