Jangan sinders please...
"Kenapa dari awal kamu nggak bilang sama mama, kalau Jasmine sudah punya anak?!"
Dua jam setelah acara pernikahan Sean dan Jasmine selesai digelar, mereka berkumpul disatu ruangan kecuali Gilang dan Keyzia.
Kini, wanita paruh baya itu berjalan pelan dan berhenti tepat didepan Jasmine yang menundukkan kepalanya sambil menahan tangis.
"Pasti kamu yang nyuruh anak saya supaya merahasiakan kalau kamu sudah punya anak!"
Plakk
"Ma!"
"Apa? Dia pantas mendapatkan itu! Dia pembohong Se! Dia bukan wanita baik-baik!"
"Ma, Jasmine wanita baik. Dia bukan wanita seperti apa yang mama pikirkan."
"Kalau dia wanita baik-baik, kenapa dia tidak jujur sama mama kalau dia punya anak! Jasmine masih muda dan anaknya sudah sebesar itu! Apakah dia menunjukkan sikap seorang wanita yang baik? Dia nipu mama Se!"
"Udahlah ma, percuma juga mama marah-marah Sean sama Jasmine nya sudah sah menjadi suami istri," ucap sang papa menenangkan.
"Tetep nggak bisa pah! Dia sudah bohong ke kita semua. Mama nggak ter-akkh!"
Semuanya langsung panik saat mama Sean kesakitan sambil memegang dadanya.
"Bawa mama kerumah sakit!"
Papa mertua beserta kakak iparnya ikut membawa mama mertua kerumah sakit.
"Jas, aku kerumah sakit dulu ya. Aku harap kamu jangan masukin kehati apapun ucapan mama tadi."
Cup.
"Aku cinta kamu."
•••
Kacau. Bahkan sangat kacau.
Kenapa hidup Jasmine terasa sangat tidak adil. Kenapa semenjak hadirnya Key, ia tidak bahagia. Sepertinya Tuhan tidak memperbolehkan ia bahagia.
Padahal seharusnya hari ini adalah hari bahagianya. Tapi baru saja bahagia sebentar, sudah muncul masalah besar. Dan lagi-lagi disebabkan oleh Key.
Key memang tidak bersalah, tapi dengan hadirnya Key, hidup Jasmine tidak pernah bahagia.
Jasmine menangis dipojok kamanrnya. Ia memikirkan bagaimana nasibnya nanti jika Sean memgikuti ucapan mamanya agar meninggalkannya. Jasmine sunguh-sungguh mencintai Sean. Bahkam rasa cintanya pada Sean lebih besar daripada rasa cintanya pada Tio, dulu.
Jasmine mendapat pesan dari Sean yang memberitahukan letak rumah sakit tempat mama mertuanya dirawat. Dengan tergesah-gesah, Jasmine berganti pakaian lalu pergi kerumah sakit menggunakan jasa taksi.
Tok tok tok.
"Mau apa kamu kesini?!"
"Ma, udah nanti penyakit mama kambuh lagi."
"Pergi kamu penipu! Saya nggak mau lihat wajah kamu lagi! Kamu bukan menantu saya, dan sampai kapanpun itu saya nggak akan sudi menganggap kamu sebagai menantu!"
Jasmine sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi. Sean membawa Jasmine keluar dari ruang tawat mamanya. Sean memeluk erat tubuh mungil Jasmine.
"Sayang, jangan dengerin mama. Mama lagi emosi, nanti aku bujuk mama supaya bisa menerima kamu sebagai menantunya."
"Aku memang nggak pantas untuk kamu kak."
"Jangan ngomong gitu, aku cinta sama kamu Jasmine."
"Aku juga, tapi mama kamu nggak suka aku karena aku sudah punya anak kak. Sekarang terserah kakak maunya gimana, aku akan terima."
"Maksud kamu ngomong gitu apa? Aku akan tetap bersama kamu dan Keyzia. Aku janji akan mempertahankan rumah tangga kita. Kamu yang sabar ya, kita bujuk mama bersama-sama."
"Apa aku nggak berhak bahagia ya kak? Ak-"
Sean langsung mencium bibir Jasmine, dia sangat tidak menyukai ucapan Jasmine. Semua manusia berhak bahagia! Begitupula dia dan Jasmine. Mereka saling mencintai, dan menginginkan kebahagia-an itu.
"Ayo pulang, kita harus istirahat."
"Tapi- mama gimana?"
"Masih ada hari esok, nanti kita bujuk sama-sama. Aku yakin mama nggak sejahat itu, sampai nggak mau mengakui kamu sebagai menantunya."
"Aku takut kak."
"Apa yang kamu takuti, aku ada disini Jas. Aku akan selalu ada untuk kamu. Aku akan memperjuangkan cinta kita. Kamu harus percaya sama aku."
Jasmine mengangguk pelan, ia mengusap air matanya yang mengalir di kedua pipinya.
Tiba disebuah apart mewah, dan hanya ada mereka berdua. Keyzia dibawa Gilang, laki-laki dewasa itu mau adiknya menghabiskan waktunya bersama sang suami.
"Sudah, jangan nangis. Hati aku sakit lihat kamu nangis terus."
"Aku kepikiran mama kak, keadaan mama bagaimana? Apa sudah lebih baik dari sebelumnya?"
"Sebentar, aku tanya papa dulu. Kamu jangan nangis lagi ya."
"Iya."
"Keadaan mama sudah lebih baik dari sebelumnya. Kamu nggak usah khawatir, lebih baik kamu istirahat. Aku mau kedapur dulu, ambil air putih."
Jasmine merebahkan dirinya dikasur, Sean langsung menarik selimut dan menyelimuti Jasmine sampai batas dada.
"Tidur yang nyenyak istriku."
Cup. Cup. Cup.
Sean mengecup kedua mata Jasmine, dan diakhiri dengan kecupan di dahi.
"Maaf, aku bohong. Keadaan mama malah semakin buruk setelah kamu datang tadi. Bahkan sekarang mama sampai dibius karena terus mengamuk."
TBC.
Pemalang, 13-08-22.
Ini Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK TIO | TAEYONG [END]
General Fiction[Lee Taeyong fanfiction] "Aborsi aja ya, aku belum siap jadi seorang ayah." "Kak Tio, jahat." [01/08/22] #1 ty [13/08/22] #1 fftaeyong [29/01/23] #2 tiway start : 11/12/21 finish : 26/11/22