07. Persiapan sekolah

346 22 0
                                    

Tadi pagi, Jasmine sudah mendaftarkan Key disekolah paud yang jaraknya lumayan dekat dengan rumah. Saat ini Jasmine mengajak Key untuk berbelanja kebutuhan sekolahnya bersama Bella juga.

"Key kenalin ini teman bunda, namanya tante Bella."

"Hai cantik," sapa Bella.

"Hai tante Bella, aku Key."

"Mata sama bibirnya mirip banget sama orang itu," ucap Bella pelan, sangat pelan.

"Oke, jadi kita mau beli apa dulu nih?" Tanya Bella.

"Beli sepatu, tas, sama buku."

"Paud pake bajunya bebas atau ada seragamnya?"

"Ada seragamnya, tapi kalo pake baju biasa juga boleh, kata gurunya bebas aja sih."

Disaat Jasmine dan Key sedang memilih-milih tas, Bella izin pergi ketoilet.

"Key mau yang warna biru atau ungu tasnya?"

"Key bingung, bunda."

"Ya sudah beli dua-duanya aja ya, buat gonta ganti."

Balita berbando kelinci itu melompat kegirangan. Jasmine mengusap pelan rambut belakang Key.

"Bunda, tante Bella kok lama banget di toiletnya?"

"Eh iya ya, kita tunggu diluar toko aja yuk."

Bella menghampiri Jasmine dan Key sambil berlari ditangannya ada dua paperbag entah apa isinya.

"Katanya ketoilet eh ternyata belanja," sindir Jasmine.

"Ih tadi gue ketoilet dulu ya, terus nggak sengaja lihat baju anak kecil, lucu banget, jadi ya gue beli buat Key."

Bella memberikan dua paperbag itu pada Key. Balita itu langsung tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Baik banget sih tante Bella ini," ucap Jasmine lalu ia tertawa karena ekspresi sombong Bella.

"Iya dong, tante Bella itu baik hati dan tidak sombong orangnya."

Dasar Bella padahal saat ini dia sedang menyombongkan dirinya sendiri.

"Eh Jas, gue nggak bisa lama-lama nih, udah ada janji sama temen dan adik sepupu gue. Nanti lain kali gue kenalin ke lo ya."

"Ya udah sana, hati-hati Bell."

"Iya. Key cantik, tante Bella pergi duluan ya, kamu yang rajin sekolahnya biar pintar seperti tante."

"Oke tante."

Bella buru-buru pergi. Jasmine menggandeng Key menuju parkiran mall. Ia menggunakan mobil milik abangnya.

Setelah pulang dari mall, Key langsung diajak oleh uncle Gilang pergi bersama aunty Hani. Sebenarnya Gilang tidak tega dengan Key, balita itu mungkin saja bisa kecapean tapi dia tidak mau hanya berdua saja dengan Hani.

"Dek, abang bawa ya, Key nya."

"Iya, tapi jangan kasih Key makan coklat sama es krim ya."

"Siap adikku tercintah."

"Iyuh, jijik udah sana pergi."

•••

"Lo kenapa sih Yo, kayak frustasi banget?" Tanya Yudha.

"Iya bang cerita dong, kita kan udah janji kalo ada apa-apa harus cerita nggak boleh dipendam sendiri," ucap Haikal.

"Gue malu."

Semuanya diam, menunggu kelanjutan dari ucapan Tio. Tio menceritakan semuanya, sekarang ini Tio sangat membutuhkan teman-temannya agar membantunya mencari Jasmine dan anaknya. Dia bersama Dimas sudah berusaha mencari namun sayang sampai sekarang belum juga bertemu.

"Iya tau gue brengsek tapi tolong bantu gue cari Jasmine."

Yudha mengangguk pelan, "gue bantu."

"Makasih Yud."

"Gue juga mau bantu bang Tio."

"Gue juga deh," dan yang lainnya mengangguk.

"Yud, lo inget Bella nggak?"

"Iya inget."

"Gue mau lo ikutin dia, kayaknya Bella tau dimana Jasmine tapi dia nggak mau kasih tau gue."

"Oke."

"Bang, lo kalo sama kak Jasmine biasanya kemana kalo ngedate?" Tanya Mahen.

"Biasanya sih ke cafe Neo."

"Lo udah kesana?" Tio menggeleng.

"Gue nggak kepikiran sampe situ."

"Selain ke cafe Neo kemana lagi?"

Tio berfikir sejenak, "seinget gue sih ke Taman sama pantai, tapi cuma dua kali sih ke pantai."

"Oke gini. Biasanya kan cewek suka belanja, gimana kalo sering-sering cari dipusat perbelanjaan?"

"Gue sama Dimas udah keliling-keliling beberapa mall tapi nggak ketemu."

Doni menggaruk kelapanya yang tidak gatal, "kok susah ya padahal masih disatu kota yang sama."

Jamal yang daritadi hanya diam tiba-tiba melemparkan sebuah kertas berwarna gold dilapisi plastik dan pita. Mahen langsung mengambil kertas itu.

"Wow bang lo beneran mau married?!" Teriak Mahen.

Doni langsung merebut surat undangan dari tangan Mahen.

"Hari ini, hari paling GILA sih. Tio ngaku buntingin Jasmine dan sekarang Jamal mau nikah!"

"Lebay lo Don."

"Bunting, lo kira Jasmine kucing apa!"

"Sorry-sorry."

"Yah, gue dilangkahin dong," ucap Tian.

"Terima nasib aja dah bang, sabar yak."

"Berarti diantara kita yang nikah duluan Jamal dong ya."

Tio melirik Dimas, dia menunggu apakah Dimas akan mengakui jika dirinya sudah menikah dan bahkan sudah punya anak. "Tapi yang kawin duluan bang Tio," ucap Haikal dan ditertawakan oleh semuanya.

"Kurang ajar lo Kal!" Tio melempar botol air mineral kosong kearah Haikal dan mengenaik kepalanya.

Doni berdiri dan menatap Tio, "jangan kasar Yo, sama Haikal. Lo kan tau kalo Haikal emang suka jahil gitu."

"Abangnya ngebelain nih."

Mahen tertawa paling keras melihat ekspresi wajah Doni.

Maaf baru up sekarang. Males ngetik bgt sumpah

KAK TIO | TAEYONG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang