Jangan lupa vote, terima kasih. Aku lupa sama alurnya, tp udah terlanjur ngetik gpp lah ya. Harusnya yg cewek suka Alano tp aku malah ngetiknya suka sama Matheo.
Mohon maaf lahir bathin ya semua.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Saat ini Matheo dan Alano sudah berusia delapan belas tahun. Mereka tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan. Alano si 'ketua osis' dan Matheo si 'kapten basket' itu lah posisi mereka disekolah.
Bertepatan pada hari lebaran, seperti biasanya mereka akan berkumpul dirumah kakek dan nenek.
Matheo menghela nafas, ia mulai mengancingi kemeja hitamnya. Matheo sengaja memakai baju dan celana hitam karena akan mampir kemakam Keyzia.
Matheo berjalan memasuki daerah pemakaman. Tangan kirinya menenteng paperbag berisi bunga dan buku Yasin.
"Hai kak, aku kangen sama kakak. Aku capek kak, aku capek iri sama Alano dan saudaraku yang lainnya. Aku ngerasa nggak punya orang tua, papah sibuk kerja dan mamah sibuk sama keluarganya. Bahkan ya kak, lebaran tahun ini papah lagi di Jerman. Aku kerumah kakek sendirian. Aku-"
Matheo tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat air matanya keluar. Sungguh dadanya sesak, ia butuh sosok penyemangat terutama orang tuanya. Orang-orang pasti mengira kalau Matheo hidup bahagia karena ia selalu tersenyum, tapi dibalik senyumnya itu ada banyak sekali luka dan lebih parahnya luka itu berasal dari orang tuanya sendiri.
Setelah selesai berdoa dan berbincang-bincang, Matheo mengambil kacamata hitamnya lalu memakainya.
"Masa cowok sangar nangis sih."
Matheo langsung menoleh kesamping kanan dan menemukan teman satu kelasnya, si maklampir Maurin. Matheo memang gampang tersenyum, tapi badannya yang berotot membuatnya terlihat menakutkan bagi orang-orang.
"Dasar maklampir, ada dimana-mana."
"Apa!"
Matheo melanjutkan jalannya, diikuti gadis itu.
"Lo nggak ada niatan minta maaf sama gue?" Tanya Maurin.
Matheo mengangkat sebelah alisnya.
"Harusnya lo yang minta maaf, kan lo yang selalu gangguin gue dan nyindir-nyindir gue."
"Tapikan lo emang nyebelin."
"Lo lebih nyebelin maklampir."
"Tuh kan! Lo aja nyebut gue maklampir bukan Maurin. Nama gue tuh Maurin!"
"Iya tau, tapi kelakuan lo kek maklampir."
"Sumpah ya lo tuh nyebelin banget!" Maurin menghentakkan kakinya kesal.
Matheo menghela nafas lelah lalu mengulurkan tangannya.
"Minta maaf ya, gue emang nyebelin."
Gadis itu langsung menoleh dengan raut wajah terkejut. Tangannya menjabat tangab kanan Matheo.
"Gue juga."
"Gue juga apa?"
"Ck. Gue juga minta maaf."
"Iya," Matheo mengangguk.
"Kalau boleh tau lo habis dari makam siapa?"
"Kakak."
Gadis itu mengangguk, "gue kira lo anak pertama."
"Kalo lo kemakam siapa?"
"Mama."
Tiba-tiba mereka menjadi diam. "Gue pulang duluan ya Mat, byee."
•••
Matheo tersenyum miris melihat baju couple para saudaranya. Hanya Matheo yang memakai baju berbeda, bahkan kakek dan neneknya memakai baju yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK TIO | TAEYONG [END]
Художественная проза[Lee Taeyong fanfiction] "Aborsi aja ya, aku belum siap jadi seorang ayah." "Kak Tio, jahat." [01/08/22] #1 ty [13/08/22] #1 fftaeyong [29/01/23] #2 tiway start : 11/12/21 finish : 26/11/22