21. Tio

216 6 0
                                    

⚠️ Alur dipercepat.
Komen kalo ada typo.

Tio mendapati dua puluh panggilan tak terjawab dari Agatha. Tiba-tiba hatinya menjadi cemas dan gelisah. Langsung saja dia menelpon balik Agatha.

"Halo sayang, kenapa?"

"Halo Tio, ini mama. Agatha dirumah sakit Tio, dia akan melahirkan."

"Mama shareloc aja Agatha dirumah sakit mana, aku langsung otw."

"Iya, hati-hati nak."

Tut.

Tio langsung keluar dari ruangannya, saat dia akan masuk kedalam mobil ada Doni, sekretaris sekaligus sahabatnya.

"Biar gue aja yang nyetir, takutnya lo kenapa-napa lagi. Lo tenang aja sekarang nggak ada jadwal apa-apa kok."

Tio hanya mengangguk, wajahnya terlihat semakin cemas karena melihat jalanan yang macet.

"Don, gimana nih? Macet banget lagi, apa gue turun aja ya cari ojek."

"Iya sana cepet, gue doain semoga Agatha dan bayi lo selamat."

"Makasih doanya."

Setelah itu Tio keluar dari mobil, dia berlari dan tak jauh darinya ada pangkalan ojek. Lima belas menit kemudian, Tio sudah sampai dirumah sakit.

Didepan ruang bersalin sudah ada mama nya dan mama mertuanya juga ada adik bungsunya.

"Mah Agatha gimana? Aku boleh masuk gak?"

"Kamu masuk aja, tadi kata dokter kalo kamu datang suruh langsung masuk."

Tio segera masuk dan langsung menggenggam tangan Agatha. Matanya mulai berkaca-kaca saat menyaksikan Agatha yang kesakitan. Agatha memilih untuk melahirkan secara normal.

"TIO SAKIT!!"

"Ayo sayang, kamu pasti bisa."

Cup.

Tio mengecup dahi Agatha berkali-kali. Genggaman tangannya semakin erat, Tio mengusap wajah Agatha yang penuh dengan keringat.

"Aku sayang kamu Tha, aku cinta sama kamu, kamu pasti bisa Tha."

Suara bayi terdengar, air mata Tio tidak langsung luruh seketika. Genggaman tangannya pun terlepas. Tio kembali mengecup dahi Agatha lumayan lama dan mengucapkan banyak-banyak terima kasih.

Sedangkan anaknya sedang dibersihkan oleh dokter dan perawat. Tio lagi-lagi mengucapkan terima kasih pada Agatha dan dia sangat bersyukur karena penantiannya selama tiga tahun ini akhirnya tercapai.

Sebenarnya Agatha pernah mengandung dua kali tapi sayang semua bayi dikandungan Agatha keguguran. Tio tidak memasalahkan itu asalkan Agatha baik-baik saja. Dia juga tau diri, mungkin itu balasan dari Tuhan atas semua yang pernah dia lakukan pada anaknya dengan Jasmine, yaitu Keyzia.

"Selamat pak, bu, anak anda terlahir dengan selamat dan tanpa kekurangan apapun."

"Laki-laki?" Tanya Agatha.

Tio mengangguk.

"Terima kasih dok sudah membantu kami."

"Ibu tolong anaknya diberi asi dulu ya."

"Iya dok.

"Kalau begitu saya permisi dulu."

"Ganteng banget anak aku."

"Anak aku juga Tha."

"Hehehe iya, anak kita."

"Kamu yang mau kasih nama?"

Agatha menggeleng. "Kamu aja."

"Matheo Abraham, panggilannya Theo."

"Aku setuju, ganteng banget namanya sama kayak orangnya."

•••

Akhir-akhir ini Tio sering begadang, dia bergantian menjaga baby Theo. Tio dan Agatha sepakat untuk merawat baby Theo tanpa ada babysitter.

Dengan hati-hati, Tio mengganti popok Theo. Bayi itu berhenti menangis saat Tio sudah selesai mengganti popoknya. Agatha masih tertidur, baru tertidur lebih tepatnya.

Laki-laki itu menatap wajah putranya.

"Ngurusin Theo berdua aja susah, apalagi dulu dia ngurusin anaknya sendirian ya?"

Tio membuka pintu balkon lalu menutupnya. Dia duduk dibangku kayu dibalkon itu. Matanya menatap kearah langit. Ada banyak bintang yang bertaburan, tapi Tio merasa gelap dan kesepian.

"Anak itu dimana ya? Siapa namanya, Keysha ah bukan Keyzia."

Tio menghela nafas panjang. Laki-laki dewasa itu selalu merasa bersalah semenjak Agatha hamil dan rasa bersalah itu semakin menjadi-jadi saat Agatha sudah melahirkan Theo.

"Pasti sekarang usianya sudah enam tahun."

Tiba-tiba ponselnya berdering.

"Halo, kenapa Don?"

"Gue udah tau dimana dia sekarang."

"Dimana?"

"Dia tinggal di Jepang. Dan dia sudah menikah ditahun yang sama kayak lo."

"Lo dapet info itu dari siapa?"

"Dari sepupu gue yang kerja disana. Kebetulan sepupu gue kerja diperusahaan suaminya Jasmine. Katanya juga Jasmine lagi hamil, mungkin bulan depan lahiran."

"Thanks infonya Don."

"Lo.. lagi ada masalah?"

"Enggak. Kenapa?"

"Dari suara lo, lo kayak nggak baik-baik aja."

"Gue.. cuma kepikiran anak gue."

"Emang kenapa sama Theo, anak lo sakit?"

"Bukan Theo, tapi anak gue sama dia."

"Lo pasti pingin ketemu anak lo kan?"

"Iya. Tapi pasti dia nggak akan ngebolehin gye ketemu."

"Lo tenang aja, gue akan bantu lo sampai bisa ketemu sama anak lo itu. Udah dulu ya, sorry gue ganggu waktu tidur lo."

"Nggak kok, kebetulan gue tadi kebangun karena Theo ngompol."

"Semangat papa muda."

"Lo juga papa muda Don!"

Terdengar tawa Doni, langsung saja Tio putuskan sambungan telponnya.

TBC.

Pemalang, 22 September 2022.

KAK TIO | TAEYONG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang