Jangan lupa vote, komen, follow, dan share. Terima kasih.
"Key sama Jasmine kemana sih, lampu rumah kok belum dinyalain."
"Main kali ma, biasa lah Jasmine kan bisanya cuma kelayapan."
"Hus, jangan gitu kak sama adik kamu."
"Kan emang kenyataannya begitu."
Awalnya mama Risa tidak curiga, beliau menyalakan semua lampu dirumah. Lalu pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu mama Risa kedapur, memasak makan malam.
"Perasaanku kok nggak enak ya."
Setelah selesai masak, mama Risa pergi kekamar Jasmine. Kamar itu terlihat sangat rapih, pandangan mama Risa terpaku pada lemari milik Jasmine yang sedikit terbuka itu. Beliau membuka pintu lemari dan terkejut saat melihat tidak ada baju didalamnya.
"Bajunya nggak ada, koper juga nggak ada."
Mama Risa mencoba mencari petunjuk diranjang dan meja samping ranjang. Beliau mendapatkan satu surat yang diyakini itu surat dari Jasmine.
Hai ma, pa, kak Agatha.
Maafin Jasmine ya, Jasmine pergi untuk sementara waktu. Jasmine juga ajak Key dan abang Gilang. Tolong jangan cari Jasmine, jangan susul Jasmine ke Bali karena Jasmine pergi ketempat lain. Jangan hubungi Jasmine juga karena ponsel Jasmine hilang entah dimana.
Sekali lagi Jasmine minta maaf ke mama, papa dan kak Agatha. Maaf karena Jasmine bukan anak yang baik untuk mama papa dan bukan adik yang baik untuk kak Agatha.
Jasmine janji suatu saat nanti Jasmine akan pulang menemui mama papa dan kak Agatha.
Jasmine sayang kalian.
Mama Risa menangis setelah membaca surat itu. Tubuhnya meluruh tak sanggup berdiri lagi. Dari arah dapur, Agatha mencari mama nya.
"Ma! Mama dimana?"
Tidak ada sautan, Agatha pergi kekamar mamanya tapi malah tidak ada. Agatha mendengar suara isak tangis seseorang dari kamar adiknya, Jasmine. Langsung saja dia masuk kedalam kamar itu.
Agatha membawa mamanya agar duduk diranjang dan dia mulai membaca surat yang mamanya pegang tadi. Agatha meremas surat itu lalu membuangnya kesembarang arah. Kedua tangan Agatha mengepal erat, dia sangat marah pada adiknya itu. Sungguh adik tidak tau diri!
"Udah ma jangan nangis lagi, ngapain nangsin anak nggak tau diri macam Jasmine!"
"Hiks.. adikmu pergi kak."
"Biarin aja, mama nggak usan pikirin. Dia emang nggak mau tinggal sama kita, lihat aja nanti kalo dia pulang nggak akan gue biarin!"
Agatha keluar dari kamar Jasmine, dia tak sengaja berpaspasan dengan papanya. Hampir saja ia menabrak papanya.
"Kamu kenapa kak? Kok kayak marah gitu? Marah sama siapa?"
"Jasmine!"
"Kenapa lagi sama Jasmine?"
"Papa lihat aja kekamar Jasmine, muak banget aku sama dia. Selalu aja mikirin diri sendiri, nggak kasihan sama orang tua dan keluarganya."
"Maksudnya apa kak?"
Agatha langsung pergi dari hadapan papanya. Dia bahkan langsung keluar rumah entah mau kemana.
Papa yang penasaran langsung saja berjalan cepat menuju kamar anak bungsunya. Perasaannya mulai tidak enak, entah apa yang sedang terjadi saat ini.
Papa langsung membanting vas bunga pada kaca rias dikamar Jasmine. Pria paruh baya itu marah sekaligus kecewa. Anak bungsunya lagi-lagi yang membuatnya merasakan marah dan kecewa untuk kedua kalinya.
"Jasmine! Mau kamu apa hah! Kalau tidak mau jadi anak saya bilang! Kamu memang anak nakal, mulai sekarang kamu bukan anak saya lagi. Anak saya cuma Agatha, saya cuma punya satu anak saja. Gilang juga bukan anak saya, saya tidak sudi mempunyai anak macam mereka!"
"Pa jangan begitu pa."
"Apa! Kamu mau belain anak itu lagi! Terserah, saya nggak menerima kedua anak itu lagi."
Setelah itu papa pergi, sekarang hanya ada mama di rumah. Wanita paruh baya itu kembali menangis. Sekarang keluarganya kembali hancur seperti empat tahun lalu.
Mama Risa mengambil bingkai foto anak bungsu dan cucunya. Wanita itu mengelus foto itu sambil terus menangis.
"Kenapa kamu tinggalin mama nak, ada apa sebenarnya sama kamu. Mama takut kamu kenapa-napa sayang, tolong cepat kembali."
•••
Karena bang Gilang sudah mendapatkan apartemen yang bagus dan nyaman. Hari ini juga mereka pindah ke apart itu.
Jasmine menggendong Key, takut anak itu kenapa-napa karena disini banyak orang. Gilang berjalan didepannya membawa dua koper dan satu tas besar digendongannya.
"Bang pasti berat ya? Sini tasnya biar aku aja yang bawa."
"Nggak usah, kamu gendong Key aja. Abang bisa kok bawa ini, abang kan kuat."
"Iya deh, iya."
Jasmine dan Gilang mulai membersihkan dan menata apart yang akan mereka tinggali itu. Untuk sementara hanya satu kamar yang mereka tata, kamar satunya lagi belum. Karena sekarang hari sudah kembali gelap saatnya makan malam.
"Kita makan di restoran depan yuk."
"Gimana kalo kita belanja aja kak, biar hemat."
"Nanti aja lah, kita makan dulu baru belanja bulanan. Perut udah keroncongan nih."
Saat masuk kerestoran Key melepaskan gandengan tangannya dari Jasmine. Batita itu berlari dan tak sengaja menabrak pria dewasa didepannya.
"Sorry uncle," ucapnya lirih sambil menunduk.
Jasmine yang melihat itu pun langsung menghampiri Key dan meminta maaf pada pria tersebut.
"Jasmine?"
Jasmine mendongak dan terkejut saat melihat pria yang ditabrak Key.
"Kak Se?"
Gilang menghampiri Jasmine dan Key, dia terlihat kaget melihat teman satu kampusnya dulu ada disini.
"Lo disini Se?"
Pria itu tersenyum.
"Harusnya gue yang tanya, kok lo disini?"
"Bun, kok om itu bisa bahasa Indonesia?"
"Om itu temannya uncle Key."
"Gue ada kerjaan disini, lo?" Tanya Gilang.
"Gue udah lama tinggal disini.
Pria dewasa itu bernama Sean Abimanyu. Teman satu kampus sekaligus teman satu tongkrongan bang Gilang.
TBC.
Pemalang, 10 Mei 2022
Ending sudah ditentukan, semoga kalian nggak kecewa ya sama ending nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK TIO | TAEYONG [END]
Ficción General[Lee Taeyong fanfiction] "Aborsi aja ya, aku belum siap jadi seorang ayah." "Kak Tio, jahat." [01/08/22] #1 ty [13/08/22] #1 fftaeyong [29/01/23] #2 tiway start : 11/12/21 finish : 26/11/22