Extra Chapter 3 [Tamat]

227 9 1
                                    

Baca elite, vote komen syulit.

apa susahnya sih tinggal pencet bintang pojok kiri bawah, sebentar kok cuma sedetik. ini nih yang buat males nulis.

dah ya, ini extra chap terakhir.

pilih salah satu ya ;
1. Publish book Matheo.
2. Publish book Dimas-Lana.

🎼Last Child - Diary Depresiku.

Malam ini, kakek mengadakan makan malam bersama. Ruang keluarga sudah ramai oleh suara-suara anak kecil. Nenek, mama, dan tante-tante nya sedang menyiapkan banyak makanan.

Matheo duduk disamping kakek yang sedang memangku Izzam, anak bungsu nya om Gilang yang berusia 10 bulan. Izzam sedang menggigiti kedua jempolnya

"Theo sudah lapar?"

"Belum kek. Hm kek, papah diundang gak?"

"Diundang dong."

"Tapi kok papah belum datang ya, Theo chat juga gak dibalas."

"Masih diperjalanan, mungkin."

Matheo mengangguk lemah, dia kembali memainkan mobil remote miliknya yang baru saja dibelikan papahnya kemarin. Alano datang bersama adiknya yang bernama Katerine, Kate berusia satu setengah tahun.

Kate menaruh boneka kelinci pinknya dipangkuan Matheo lalu merebut remote mobil-mobilannya. Matheo yang biasa apa-apa diturutin dan selalu dimanja langsung merebut kembali remote itu.

"Katerine ini mainanku."

Kate memanyunkan bibirnya lalu memukul pelan tangan Matheo. Alano langsung memegang kedua tangan Katerine.

"Kate ndak boleh pukul-pukul, remote itukan bukan punya kamu. Kate minta maaf ya, sama kak Theo."

Kate diam masih dengan wajah manyunnya. Alano membantu Kate mengulurkan tangannya agar berjabat tangan dengan Matheo.

"Theo boleh nggak, Kate pinjam mainan kamu?" Ucap Alano dengan hati-hati.

Disaat Matheo masih berfikir, datanglah dua anak perempuan berbeda usia yang satu berusia tujuh tahun dan satunya lagi berusia empat tahun. Irene dan Issabel, keduanya adalah anak dari om Gilang dan tante Bella. Iya, Bella sahabat Jasmine.

"Pinjemin dong Theo, kamu jangan pelit sama adik sendiri."

Matheo tuh males banget mendengar suara Irene yang cempreng itu. Jadi dia cepat-cepat memberikan remote itu pada Katerine.

"Jangan dirusakkin ya, itu baru dibeliin papah kemarin sore."

Kate mengangguk semangat, "macih!"

"Iya, sama-sama."

Tio datang dan langsung disambut pelukan hangat dari Matheo. Tio menggendong Theo dipunggungnya menuju ruang makan.

"Maaf saya datang terlambat," ucap Tio sambil menyalimi tangan mantan mertuanya.

"Nggak apa-apa, kita belum mulai makan kok, kecuali Izzam dan Katerine," ucap mama.

Tio menatap Agatha yang semakin cuek setelah kejadian beberapa hari yang lalu. Dia menunduk dan mulai memakan makan malamnya.

Setelah makan malam, Tio berbincang-bincang sebentar bersama Papa, Sean, dan bang Gilang. Sebenarnya Sean lebih tua dari Tio karena Sean temannya Gilang, tapi Sean tidak mau dipanggil dengan embel-embel kak, mas, atau bang.

Awalnya mereka memang membenci Tio, tapi sekarang mereka tetap menganggap Tio bagian dari keluarga ini karena bagaimanapun juga Tio adalah ayah kandungnya Matheo.

KAK TIO | TAEYONG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang