12. Keinginan Keyzia

331 18 1
                                    

Komen yang banyak ya, biar cepet update.
Ga vote gapapa, yang penting komen karena dengan komen dari kalian aku jadi makin semangat ngetiknya. Terima kasih💚

Hari ke-tiga di Jepang, Gilang mengajak adik serta keponakannya pergi ke Tokyo Disneyland. Ya, Gilang sudah memutuskan untuk tinggal di Jepang.

Tapi kali ini mereka tidak hanya bertiga, tapi ada satu orang lagi yang Gilang ajak yaitu Sean. Laki-laki itu sedang libur kerja jadi daripada hanya diam diapart lebih baik ikut saja.

Saat digerbang pertama, semua tas milik pengunjung dicek. Setelah tas dicek secara manual, saat nya pergi kegerbang kedua, cek tiket masuk. 

Saat sudah masuk ke dalam, Key langsung berlari menghampiri badut dan meminta untuk difoto. Jasmine tersenyum senang lalu ia meminjam ponsel milik Gilang dan memfoto Key banyak-banyak.

Karena hari sudah sore dan Key mulai juga sudah lelah. Mereka pulang keapart Gilang.

"Key senang nggak tadi?"

"Senang banget uncle, tapi sayangnya nggak ada kakek, nenek, dan aunty."

"Lain kali ya kita kesana lagi sama kakek, nenek, dan aunty."

"Okey!"

"Bang Gilang sama kak Sean mau minum apa biar aku bikinin."

"Terserah aja."

"Bikin kopi aja dek, dua."

Setelah itu Jasmine pergi kedapur untuk membuatkan kopi. Tinggal lah Key dengan uncle dan om Sean diruang keluarga.

"Se, lo nggak sibuk kan?"

Pria itu menggeleng.

"Kenapa?"

"Gue minta tolong dong, anterin Jasmine beli hape baru. Hape dia hilang sebelum kita ke sini."

"Kapan? Gue bisa kok anterin."

Jasmine menaruh nampan berisi dua cangkir kopi dan satu gelas susu untuk Keyzia. "Ini untuk Key."

"Terima kasih bunda."

"Sama-sama sayang."

"Dek, kamu beli hape nya sama Sean ya. Abang ada kerjaan nanti."

"Memangnya nggak ngerepotin kak Sean?"

Sean menatap Jasmine lalu menggeleng pelan. "Nggak kok."

Malam harinya, Sean kembali ke unit apart Gilang. Laki-laki itu sekarang sedang menunggu Jasmine berganti pakaian bersama Keyzia.

"Keyzia gambar apa?"

Batita itu menoleh, "gambar keluarga."

Key langsung membawa buku gambar itu, dia ingin menunjukkan gambar buatan nya pada teman uncle nya itu.

"Ini bunda, ini uncle, ini nenek, ini kakek, ini aunty."

"Ayah nya Key mana?"

Key langsung menaruh buku gambar itu diatas pangkuan Sean. Batita itu menunduk, matanya mulai berkaca-kaca. Sean jadi merasa bersalah, harusnya dia tidak tanya-tanya pada Key.

"Key nggak punya ayah!"

Batita itu tiba-tiba menangis, Sean menyingkirkan buku gambar lalu memangku Key dan mengusap-usap kepalanya agar berhenti menangis.

"Key juga mau punya ayah, seperti teman Key. Tapi hiks.. kata bunda Key nggak punya ayah."

Sean yang belum berpengalaman dengan anak kecil pun jadi bingung. Dia tidak tau bagaimana cara yang tepat agar anak kecil itu berhenti menangis.

"Key jangan nangis ya, nanti Key nggak cantik lagi loh."

"Key tetep cantik kok om, hiks.."

Batita itu masih menangis.

"Key mau om belikan es krim?"

Key mengangguk tapi setelah itu menggeleng pelan.

"Bunda bilang nggak boleh mam es krim lagi, kan kemarin udah mam banyak."

Sean semakin panik, karena Key masih menangis. Dia takut dikira jahatin anak orang.

"Key mau punya ayah kan?" Key mengangguk semangat.

"Om bisa kok jadi ayahnya Key."

"Beneran om?"

"Iya, Key bisa panggil om Sean ayah atau papa terserah Key saja."

"Hm, papa Sean?"

Sean tersenyum lalu mencubit gemas pipi Keyzia. "Key lucu banget sih."

"Papa Sean juga lucu."

•••

Saat sedang memilih ponsel, Jasmine menoleh kesamping. Ia merasa tidak enak pada Sean karena Key sedari tadi minta digendong Sean terus. Entah apa yang terjadi, mereka menjadi sangat akrab.

"Jadinya mau beli yang mana?"

"Eh, itu kak yang itu."

Sebelum pulang, Sean mampir ke supermarket sebentar untuk membeli beberapa buah karena persediaan buah diapartnya sudah habis. Sean juga membeli beberapa jajanan untuk Key. Baru saja kenal kemarin dan mengakrabkan diri tapi rasanya Sean mulai menyayangi anak itu.

"Ini untuk Key," Sean menaruh satu kantong tas belanja berukuran sedang disebelah Key.

"Ini apa papa?"

Jasmine melotot saat mendengar Key memanggil Sean papa.

"Key nggak boleh gitu, om Sean bukan papa."

"Papa Sean bunda, bukan om Sean."

Saat Jasmine ingin berbicara lagi, Sean langsung berbicara. "Nanti saya jelas kan."

Kini Sean melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Saat sampai diapart, ternyata Key sudah tertidur sangat pulas.

"Biar saya saja yang gendong Key, kamu bawa belanjaan yang saya beli saja."

Kebetulan sekali unit apartemen mereka hanya bersebelahan. Saat masuk keapart, suasananya sangat sunyi. Gilang belum pulang dan mungkin akan pulang larut malam.

Setelah menempatkan Key dikamar, Jasmine menyuruh Sean agar duduk dulu disofa ruang keluarga.

"Sebelum itu saya mau minta maaf sama kamu. Saya nggak tau harus apa, tadi Key menangis karena saya tanya dimana ayah nya. Key bilang dia sangat ingin punya ayah seperti teman-temannya. Saya sudah bujuk dia tapi tetap menangis dan cara terakhir saya menyuruh Key untuk menganggap saya sebagai papa nya. Saya mohon kamu jangan marahi Key, karena dia masih belum mengerti. Marahi saja saya, ini salah saya."

Jasmine jadi bingung, ia tidak tau harus apa. Ia juga tidak mungkin marah pada teman kakaknya itu.

"Tapi kak, aku takut Key malah semakin pingin punya ayah. Aku nggak tau harus bagaimana, Key lahir tanpa seorang ayah."

Sean hanya diam, dia ingin mendengar cerita dari adik temannya ini.

"Aku hamil diluar nikah kak."

Sean terkejut tentu saja, tapi dengan cepat dia merubah wajahnya agar biasa saja.

"Kakak pasti jijik ya sama aku?"

TBC.

Pemalang, 16 Mei 2022

KAK TIO | TAEYONG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang