VOTE!
⚠️ Warning!
Jasmine menata meja milik abangnya, dan juga beberapa map berisi berkas-berkas penting. Gilang membuka pintu ruangannya, pria itu langsung duduk dan menyenderkan tubuhnya disofa.
"Abang capek banget ya?"
"Hm. Dari tadi meeting diluar terus, mana ada satu clien yang rada susah orangnya. Ribet banget, rempong, banyak maunya."
Jasmine terkekeh pelan, "sabar bang, eh abang pulang kapan?"
"Abang lembur, kamu pulang duluan aja. Mau abang anterin atau naik taksi sendiri?"
"Sendiri aja deh, aku juga sekalian mau beli sepatu. Aku nggak enak pake sepatu kak Agatha terus. Takut rusak, nanti kakak marah-marah sama aku."
"Ada uangnya nggak?"
"Ada kok, bye abang."
Jasmine tersenyum lebar saat memasuki toko sepatu. Setelah melihat-lihat, Jasmine langsung mengambil satu pasang sepatu ber-hak lima centimeter itu lalu dicoba.
"Mbak, saya beli sepatu ini ya."
"Ada lagi yang mau dibeli?"
Jasmine menggeleng pelan, "nggak deh, udah itu aja."
Mbak pelayan itu pergi kekasir sambil membawa sepatu pilihan Jasmine.
"Terima kasih ya, mbak."
"Sama-sama."
Sebelum pulang, Jasmine mampir dulu ke restoran untuk makan malam. Ia sedang menikmati saat-saat seperti ini. Dulu saat ia masih sekolah menengah atas, Jasmine kadang pergi-pergi sendiri. Bukannya tidak mau pergi dengan Bella, tapi ia sedang menikmati waktu sendiri atau me time.
Jasmine begitu menikmati makanan yang ia pesan. Sudah sangat lama tidak makan seafood, itu karena dilarang abangnya. Key alergi seafood, dan waktu Key masih meminum asi miliknya, Jasmine lupa dan malah makan seafood itu dan akibatnya alergi Key kambuh.
Karena sekarang Key sudah tidak minum asi-nya, Jasmine jadi bebas. Tapi kadang bang Gilang tetap melarangnya, takut Key kepingin dan takut terjadi apa-apa pada Key.
Saat sudah selesai makan, Jasmine berniat langsung pulang. Tapi ketika melewati bioskop, ia jadi ingin menonton satu film. Setelah hadirnya Keyzia, Jasmine memang jarang melakukan apapun diluar. Yang dilakukannya hanya lah belajar, belajar, dan belajar agar cepat lulus. Yang mengurus Key siapa? Tenang saja, ada babysitter, Jasmine terkadang menyempatkan diri untuk bermain dengan anak semata wayangnya itu.
Setelah berfikir selama lima menitan, Jasmine memutuskan untuk menonton satu film. Ia mengabari mama-nya terlebih dahulu lalu membeli tiket. Jasmine fokus pada film tersebut, padahal sedari ia duduk dibangku penonton ada satu orang yang terus menatapnya. Jasmine melihat kearah ponselnya, ternyata sudah jam sepuluh lebih. Dengan terburu-buru, Jasmine keluar dari bioskop menuju depan Mall untuk mencari taksi.
Jasmine tersentak kaget saat ada orang yang menarik tangannya dengan kuat. Ibu satu anak itu menoleh dan ingin berteriak namun orang yang menariknya memberi kode agar ia diam. Jasmine tidak berani dan ia mengikuti perintah orang itu.
"Akhirnya gue ketemu sama lo, Jasmine."
"Tolong lepasin gue kak, kita udah nggak ada apa-apa lagi."
"Nggak ada apa-apa lo bilang! Dimana anak gue?!" Ucap Tio sambil berteriak.
Saat ini mereka sudah berada didalam mobil Tio. Tepatnya di jok penumpang belakang.
"Anak lo? Haha, dia anak gue bukan anak lo!"
Tio semakin kuat mencengkram tangan Jasmine sampai wanita itu meringis kesakitan.
"Kemana aja lo selama empat tahun ini hah! Kemana lo bawa anak gue pergi?"
"Gue bilang dia anak gue bukan anak lo! Paham nggak sih!"
Tio tidak terima, mau bagaimanapun juga anak yang dikandung Jasmine adalah anaknya, darah dagingnya. Walaupun dulu dia tidak mau mengakui, itu juga karena dia masih labil, belum lulus kuliah, apalagi kerja.
"Lepasin gue, lepass!" Jasmine memberontak.
Tio membawa Jasmine naik kepangkuannya lalu mencium bibir wanita itu dengan kasar. Jasmine yang mendapat perlakuan itu tentu saja berontak tapi apalah daya, ia seorang perempuan yang lemah. Tio menjambak rambut Jasmine setelah menjauh kan bibirnya.
"Anak lo itu anak gue, gue mau lihat anak gue. Bisa?"
"Nggak! Nggak akan bisa! Lo bukan ayahnya!"
Tio kembali mencium bibir Jasmine lebih kasar dari yang tadi. Tiba-tiba kaca mobilnya diketuk oleh seseorang. Dia Yudha, sahabat Tio.
Tio menurunkan Jasmine, lalu membuka pintu mobil. Melihat kesempatan untuk kabur, Jasmine langsung membuka pintu sebelah kiri lalu berlari menuju jalan raya. Untung saja saat itu ada taksi yang lewat jadi Tio dan Yudha tidak sempat mengejarnya.
"Anjing. Gara-gara lo Yud, Jasmine kabur!"
"Kok gue sih? Lo harusnya jangan gitu Yo, lo kan mau minta maaf sama Jasmine."
"Gue cuma mau ketemu anak gue Yud."
"Lo parah banget Yo, ah dosa apa gue punya temen macam lo!"
"Diem lo!"
Tio melihat tas dan paper bag milik Jasmine yang tertinggal di mobilnya. Langsung saja Tio membuka tas milik Jasmine. Dia kaget saat melihat ada puluhan notifikasi telpon dari mama-nya Jasmine. Dan sekarang mama-nya Jasmine menelpon lagi.
Tio mengangkat telpon itu. Dia hanya diam.
"Halo bunda? Ayo pulang, udah malam. Key mau-nya bobok sama bunda."
"Bunda? Kok cuma diem, Key kangen dan pingin bobok sama bunda nggak mau sama nenek."
Tio mematikan sambungan telpon itu. Jantungnya berdetak kencang, apakah tadi suara anaknya? Tapi dia merasa tidak asing dengan suara itu. Dan tadi anak kecil itu menyebut dirinya sebagai "Key" apa dia "Key" keponakan Agatha?
"Lo kenapa?"
"Gue- gue udah tau siapa anak gue Yud."
TBC.
Pemalang, 5 Mei 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
KAK TIO | TAEYONG [END]
Ficción General[Lee Taeyong fanfiction] "Aborsi aja ya, aku belum siap jadi seorang ayah." "Kak Tio, jahat." [01/08/22] #1 ty [13/08/22] #1 fftaeyong [29/01/23] #2 tiway start : 11/12/21 finish : 26/11/22