20. Berubah

264 9 3
                                    

Satu Minggu kemudian, mama-nya Sean sudah pulih dan memilih kembali ke Indonesia. Rumah tangga Jasmine dan Sean juga baik-baik saja. Sebenarnya Jasmine masih ada pikiran untuk berpisah, tapi Sean selalu menyakinkan Jasmine kalau rumah tangga mereka akan baik-baik saja.

Sean dan Jasmine sepakat menunda untuk punya momongan, alasannya karena ingin fokus merawat Keyzia. Mereka mungkin akan menunggu satu atau dua tahun nan.

Jasmine menggenggam lengan Sean.

"Kak aku mau bicara serius sama kamu."

"Bicara apa?"

"Aku pingin kerja."

"Bukannya kamu sepakat untuk fokus merawat Key. Kenapa tiba-tiba mau kerja?"

"Em- aku ngerasa pendidikan yang aku tempuh selama ini sia-sia kalau aku nggak kerja. Aku udah sekolah tinggi-tinggi tapi nggak pernah ngerasain kerja dan hanya menjadi ibu rumah tangga."

"Aku nggak melarang kamu untuk kerja, tapi kalau kamu kerja nanti Key dirumah sama siapa?"

"Aku bisa bagi waktu kok kak."

"Kerja itu capek Jas, apalagi sekarang ini kita di Jepang. Kamu tau kan jam kerja di Jepang itu gimana. Pulang kerja pasti kamu maunya istirahat."

"Sekali saja kak, Jasmine pingin ngerasain kerja itu gimana."

Sean menghela nafas lelah.

"Dibahas besok lagi saja, aku mau mandi dulu, gerah."

"Kak, kok gitu sih. Bolehin aku kerja yaaa?"

"Bahas besok, Jasmine."

"O-oke kak."

•••

Jasmine menatap buku-buku yang ada dimeja, kepalanya sudah sangat pusing melihat huruf-huruf Jepang. Tadi pagi Sean bilang kalau dia mengizinkan Jasmine bekerja, tapi menunggu Jasmine lancar bahasa Jepang.

Jasmine memukul kepalanya.

"Kenapa aku nggak inget sih kalo aku nggak bisa bahasa Jepang. Gimana mau kerja, bahasa nya aja gak paham."

"Bunda, Key lapar."

"Nanti bunda masak, Key main dulu sana."

"Bunda lagi apa?"

"Belajar, kamu jangan ngajak bunda ngomong dulu nanti bunda nggak fokus belajarnya."

"Iya bunda."

Dua jam kemudian.

"Bunda mau makan."

"Kamu bisa diam nggak sih Key! Bunda lagi belajar."

Dengan perasaan kesalnya, Jasmine berjalan menuju dapur untuk mengambil dua bungkus roti dan satu gelas air mineral.

"Kamu makan roti aja, bunda malas masak."

Key mengangguk pelan, tangan mungilnya menyobek roti itu menjadi kecil.

"Bunda, Key mau susu."

"Kan udah bunda kasih air mineral, minum apa yang ada saja."

"Tapi Key maunya susu."

"Kamu ini ya, dibilangin kok ya susah banget. Nurut sama bunda, kamu minum air mineral aja. Minum susu nya nanti malam. Kamu kira harga susu nggak mahal apa?!"

Key langsung meminum air mineral digelas hijau itu. Matanya berkaca-kaca, setelah minumannya habis, Key membuang plastik roti lalu masuk kekamar karena sekarang sudah waktunya tidur siang.

Malam harinya.

"Bunda, bacain Key buku cerita dong."

"Ck. Masih kecil banyak maunya, tidur ya tinggal tidur kok. Bunda sibuk, tidur sana cepat. Bunda mau belajar lagi."

"Mau dibacain cerita sama bunda!"

"Heh! Udah berani bentak-bentak bunda ya sekarang! Sudah sana cepat masuk kekamar. Tidur sendiri."

"Nggak mauuu."

Jasmine membopong tubuh mungil Key masuk kekamar anak itu. Mereka memang sudah mengajarkan Keyzia untuk tidur sendiri. Setelah itu Jasmine menutup pintu kamar Key dan menguncinya. Jasmine sangat kesal karena waktu belajarnya terganggu. Jasmine harus secepatnya lancar berbahasa Jepang agar bisa bekerja.

Semakin kesini, sifat Jasmine semakin berubah. Jasmine jadi tidak mengurus Key dengan baik. Jasmine selalu terlambat memberi Key makan siang dan makan malam. Jasmine juga malas memandikan Key, rumah juga jadi berantakan dan kotor.

Sean yang selalu lembur tidak tau sifat Jasmine yang sekarang. Sean sebenarnya lumayan jengkel saat dia pulang, rumah masih berantakan dan kotor. Tapi saat dipikir-pikir lagi, dia jadi memaklumi karena mengurus anak kecil itu tidaklah mudah. Dia berpikir kalau Jasmine pasti sudah kelelahan mengurus Key dan lupa untuk membersihkan rumah.

Saat pulang dari kantor, Sean membersihkan dirinya lalu membersihkan rumahnya. Walaupun capek, Sean tidak ingin rumahnya menjadi sarang penyakit apalagi sekarang ada anak kecil yang tubuhnya gampang terserang penyakit.

Sean masuk kedalam kamar anak tirinya itu, memastikan kalau anaknya tidur dengan nyaman. Sean mengecup dahi Key lalu keluar dari kamar itu.

"Aku harap, Key menjadi gadis yang baik, cantik, dan pintar."

"Kamu lagi apa kak?" Tanya Jasmine yang baru saja keluar dari kamarnya.

"Ngecek Key tidur nyaman apa enggak. Oh iya Jas, aku mau bilang kalau nanti kamu sudah lancar berbahasa Jepang, kamu bisa kerja diperusahaanku."

Jasmine tersenyum senang, sangat senang.

"Beneran kak?"

"Iya, dan setelah aku perhatikan kamu sudah semakin lancar bahasa Jepang nya."

"Aku akan belajar lebih giat lagi, aku nggak mau mengecewakan kamu kak."

"Tapi ingat, ada Keyzia yang harus kamu urus. Aku ngebolehin kamu kerja bukan berarti kamu lepas tanggung jawab mengurus Key."

"Iya mas, aku nggak akan lupa ngurus Key."

Jasmine ngeselin ya!

Pemalang, 27-08-22

KAK TIO | TAEYONG [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang