Chapter 6 ~ Ceritakan..?

786 94 5
                                    

Fajar menyingsing. Mengusir gelapnya malam yang telah berkuasa cukup lama. Matahari kembali menyapa seorang Hero Bumi yang tengah berlibur.

Sinar terang mulai menyusup dari jendela yang tidak ditutupi korden. Boboiboy menggulung diri didalam selimutnya yang hangat,mengingat ia sudah Sholat,tubuhnya langsung terkena penyakit malas kronis.

Tirai tersibak oleh tangan halus  seseorang. Lengan baju yang digulung sampai siku,memperlihatkan beberapa bekas luka kering yang dalam.

Reverse.

Seseorang yang seakan adalah Boboiboy2.0,dengan paras yang hanya sebelas dua belas jika dibandingkan. Andai tidak punya pembeda,mereka dapat mengelabui seluruh dunia.

Warna surai dan warna iris juga sifat,adalah satu satunya yang membedakan mereka.

"Bangun." Katanya sambil mendudukkan diri pinggir ranjang Boboiboy. "Nanti,ah" bantah Boboiboy.

"Sudah siang" Sambung Reverse dengan nada agak tinggi. Boboiboy hanya memperlihatkan kemalasan yang menjadi jadi.

"Ga maau" Bantahnya lagi.

"Ayo bangun. Makan,mandi,dan ikutlah dengan ku" Reverse beranjak ke meja belajar Boboiboy dan merapikan beberapa batang pensil yang berserakan.

"Mau kemana?" Seru Boboiboy. Tiba tiba ia sangat bersemangat. "Nanti juga tau. Sana mandi" Perintah Reverse berjalan kebawah.

Boboiboy hendak ikut turun,namun,langkahnya terhenti ketika Reverse berteriak. "Selimutnya lipat,baru turun!" Tuturnya dari ruang tamu.

Boboiboy menggerutu tidak jelas. Padahal sudah setengah jumlah anak tangga dilalui olehnya,tapi harus balik lagi ke kamar karna disuruh melipat selimut.

"Sudah dilipat? Benar tidak melipatnya?" Tanya Reverse santai. Tangannya terus menekan remot TV.

"Sudah. Aku mau mandi,airnya dingin tidak?" Boboiboy membuka toiletnya dan mendekati bathup,tapi ia keluar lagi dari sana. "Airnya tidak dingin,mandi saja dengan air bathup"

Deg.

Suatu perasaan kembali muncul mendadak dihati Boboiboy. De Javu lagi. Kali ini tidak hanya sebatas suara,namun lengkap dengan ingatan yang jelas. Tidak blur sama sekali. Bahkan jam berapa pun terlihat.

Ada Gempa. Blaze,Solar,Taufan,Thorn,semua ada disana. Namun,rambut mereka seperti dua gen yang dicampur.

Rambut hitam agak coklat di bagian atas,lalu dari tengah,tercampur warna putih hingga kebawah. Perpaduan yang aneh sebenarnya,namun dengan sedikit kilauan coklat muda,cantik betul warna surai para elemennya itu.

Boboiboy tersadar dari De Javunya. Sepertinya ia tidak sadar diri tadi. Permukaan sofa hangat menyambutnya ketika tersadar.

Ia menoleh ke kanan,Melihat Reverse yang menghela napas lega meski wajahnya masih berhiaskan kekhawatiran yang terlukis jelas.

"Aku kenapa..?" Boboiboy berlirih sambil mencoba duduk. "Harusnya aku yang bertanya. Kenapa kau terhuyung hingga  hampir membentur pinggir meja. Jika aku terlambat memegang mu,tidak tau sehebat apa pendarahan yang akan terjadi." Jawab Reverse.

Boboiboy berdesir. Biasanya rasa gelisah ini didapat ketika Reverse hendak mengomel.

"Harusnya kalau tidak enak badan itu bilang. Jangan diam saja. Tau tidak bagaimana jadinya kalau kau pendarahan? Kalau sampai terkena  Shock Hemorogic bagaimana?! Yang buruk lagi,kalau kau mati..aku..aku.." Reverse tergagap menunduk pada kalimat terakhir.

Boboiboy terdiam heran.

"Aku..Aku akan.." Tanpa diduga,Reverse mengeluarkan air mata. Sepertinya sudah tidak bisa dibendung lagi tangisnya itu. Ia menatap geram kedua tangannya sambil terisak.

Identitas Yang Telah Tiada 2 : Recall Every Single Memory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang