Reverse menatap tajam pada sebuah istana yang berjarak 5 meter darinya. Di atasnya ada langit malam yang indah berhiaskan bintang bintang.
"Aku kembali."
Bersamaan dengan suara lirih Reverse,sekelompok orang dengan senjata segera keluar tiba tiba.
Weijun mendesir lalu menyender pada punggung Reverse-mengeluarkan shotgun andalannya. Weijun memang selalu membawa satu atau dua benda tajam atau benda api untuk menjaga diri. Secara,dia tidak pandai bela diri fisik seperti teknik berkelahi,tapi daya tangkapnya cepat,ia harus berhati hati dalam segala situasi.
Terlebih lagi,beberapa kliennya suka menyerang tiba tiba. Apalagi sekarang,ia terus bersama Reverse. Bahaya kan kalau dia sampai menarik emosi Reverse. Bisa bisa kepalanya tidak menyatu lagi dengan tubuh. Tentu ia harus membawa senjata perlindungan diri.
Weijun mengangkat tangannya,bersiap menarik pelatuk. Tapi ada sesuatu yang aneh. Hawa dingin.
Weijun menelan ludahnya,lantas menengok samar ke arah Reverse yang diam menunduk. Ia tau hawa dingin ini. Ia tau kebisuan mendadak Reverse ini.
Weijun lantas berlutut menunduk,tapi tangan kananya yang memegang pistol masih dalam posisi siaga.
Srak
Sebuah kilatan cahaya mendadak membinasakan seluruh orang bersenjata yang mengepung mereka.
"Siapa yang mengajari kalian menatap mata Pangeran Mahkota langsung" Gumam Reverse lirih. Mata darahnya menyala terang,menatap datar,tapi seakan melotot. Tatapannya merangsek masuk ke dalam jiwa,dan langsung memberikan hawa mematikan. Itulah Death Stare seorang Reverse.
"Haha,aku tau ada yang aneh dari mu tadi" Celetuk Weijun yang langsung membuat Reverse kehilangan aura coolnya,lantas memutar bola mata.
"Mau ikut masuk tidak?"
"Hah?? Masuk..kesana..?"
"Memangnya kau mau masuk ke liang kubur mu? Silahkan lah,aku tidak melarang"
"Dih. Lagipula,aku tidak mengerti bahasa kalian. Terlalu rumit. Bahkan lebih rumit dari bahasa Ibrani."
"Aku yang akan menerjemahkan untuk mu. Hitung hitung balas budi."Weijun mengangguk ragu,lalu mengikuti langkah Reverse yang sudah berada beberapa meter jauh di depannya
Lorong lorong istana itu terlihat kuno. Pastilah keaslian dan seni sangat terjaga disini.
Beberapa pelayan yang terlihat menatap tidak percaya. Ada yang langsung membungkuk hormat dari pada menatap kaget. Pantas Reverse sangat menjunjung tinggi tatak krama. Ia sudah terbiasa dihormati dan dipandang tinggi,tidak heran jadinya.
"Mereka yang kaget kenapa aku yang risih" Weijun membuka suara. "Jangan dilihat kalau begitu"
Weijun mendengus.Sampai di depan sebuah pintu kayu jati besar. Dibingkai oleh besi baja tipis,pintu itu kelihatan kokoh. Menjuntai ke atas.
Reverse menatap lekat pintu itu. Weijun mau bertanya kenapa tidak masuk,tapi ia tidak mau menginterupsi masa canggung Reverse.
"Avñèŕ" Reverse berkata tegas,lalu pintu itu terbuka lebar. Memperlihatkan sebuah tahta megah kosong yang terletak diam di atas susunan anak tangga yang lurus. Menyangga gagah tahta yang bersemayam tenang di atasnya.
"Hāvťûŕ" Satu kata tegas lagi keluar dari mulut seorang Reverse. Dan munculah seorang pemuda yang menutup mata. Berdiri tegap di tengah tengah pintu yang mengaga. Memakai pakaian serba hitam-ungu tua. Jubah bertudung menjuntai ke bawah. Seperti menyapu lantai jadinya.
Pemuda itu memakai sarung tangan hitam yang menempel pada kulit sampai siku. Modelnya seperti sarung tangan orang berkendara. Tidak menutupi jari jari.
![](https://img.wattpad.com/cover/316431619-288-k846564.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Identitas Yang Telah Tiada 2 : Recall Every Single Memory
Fanfiction𝕸𝖊𝖓𝖌𝖎𝖓𝖌𝖆𝖙 𝕯𝖎𝖆. 𝖄𝖆𝖓𝖌 ỉᦔꫀ᭢ᡶỉᡶꪖక᭢ꪗꪖ 𝕾𝖊𝖑𝖆𝖑𝖚 𝕿𝖊𝖗𝖘𝖊𝖑𝖎𝖕 𝕯𝖎 𝕻𝖎𝖐𝖎𝖗𝖆𝖓 𝕶𝖚. 𝖄𝖆𝖓𝖌 𝕾𝖊𝖑𝖆𝖑𝖚 𝕸𝖊𝖒𝖇𝖆𝖜𝖆 𝕾𝖆𝖐𝖎𝖙 𝕶𝖊 𝕶𝖊𝖕𝖆𝖑𝖆𝖐𝖚 𝕾𝖆𝖆𝖙 𝕬𝖐𝖚 𝕸𝖊𝖑𝖎𝖍𝖆𝖙 𝕾𝖎𝖑𝖚𝖊𝖙 𝖂𝖆𝖏𝖆𝖍𝖓𝖞𝖆. ...