Chapter 21 ~ Error Progress

490 67 9
                                    

Aku menahan napas ku. Sesak.

Siapa itu. Boboiboy Dekh?. Boboiboy..?
Aku tidak ingat punya Marga kerajaan. Aku kira nama ku hanya satu kata..

Aah. Kepala ku sakit lagi...
Reverse berdiri setelah menyeka air matanya yang tersisa,lalu berketus. "Aku janjikan pada mu. Kita akan bertemu. Pasti." Ketusnya lalu,poof. Semua menjadi hitam.

Dadaku semakin sesak. Apa yang terjadi..?
Kenapa semua ini bisa tersasar..? Harusnya ini memori Reverse...

Ah.

Benar. Itu dia. Memori. Aku pasti berada di sel memori atau sel otak kecil. Tapi kenapa aku bisa ada disini? Aku tadi ada di kasur ku,menunggu Reverse datang.

"REVERSEEEEEE" Sebuah teriakan anak kecil membuat ku tersadar dari lamunan. Anak itu punya rambut hitam agak coklat seperti ku,matanya bulat lucu berwarna coklat tua dengan shade oranye,seperti ku juga. Seperti..aku juga..?

"Jangan berteriak,telinga ku sakit. Suara mu sumbang,jelek" Reverse berketus dari ranjang tidur. Anak tadi berlari memasuki sebuah kamar dengan pintu kayu berukiran kuno cantik. Aku mengikuti anak itu masuk.

Ah,mungilnya,lucu sekali. Pipinya gembil,rambutnya naik turun. Aku duduk kembali di lantai,seperti sebelum sebelumnya.

Reverse menaikkan buku bacaannya menutupi seluruh wajah dinginnya. "Ayo maiiiiiiin,Reverse!!" Seru anak itu. Sepertinya dia kesal. Ya aku tau rasanya membujuk Reverse. Susah.

"Tidak." jawabannya sangat singkat,padat,jelas,dan menyebalkan.

Anak itu bersungut sungut sendiri,lalu mendorong kursi agak tinggi ke samping ranjang Reverse lalu berdiri di atasnya.

"BOMBARDIIIIIR!!" Anak itu terjun setelah berteriak. Duk. Perut Reverse tertimpa anak itu. Aku terkikik kecil melihat Reverse yang kaget. Matanya hampir keluar.

"Apa sih. Keluar!" Aku terdiam. Reverse sangat terganggu sepertinya.."Enggak mau!"
"Keluar,Adik bungsu. Sekarang!" Reverse bangun dari ranjangnya dengan wajah merah padam.

Anak itu diam. Sepertinya menahan tangis.
"KELUAR!" Ah..Reverse membentaknya. Aku belum pernah melihat Reverse kasar kepada anak kecil.

Anak itu berlari sambil menangis keluar kamar Reverse. Entahlah dia kemana,aku lebih tertarik pada wajah kaget Reverse,seperti dia baru sadar apa yang telah di lakukannya.

"Ah,terserah" Gumamnya lirih lalu beranjak ke rak buku. Ia menaruh buku yajg tadi,lalu mengambil satu buku lain yang agak lebih tipis.

To Be Continue Tomorrow

Uhm? Judul buku itu belum pernah aku lihat. Woaah,pasti novel! Aku mendekat,ikut membaca barang satu atau dua paragraf.

Eh? Kosong? Hanya ada lembaran kosong di buku itu. Reverse menatapnya,lalu bersungut "Aah,pakai acara lupa mengambil pena." Aku terkikik melihatnya mengambil pena kuno dengan wajah kesal.

Ia duduk  lagi masih di tempat yang sama. "933" Tulisnya dengan pena di bagian bawah halaman yang dibuka.

Evan meraung semakin keras tatkala kepalanya sakit. Sangat. Peter tidak tau harus bagaimana,dan saat itulah,Succubus itu muncul.

Aku termangu melihat tangan Reverse menulis setiap kata dengan baik dan indah. Ia terus menulis semua yang ada di kepalanya dengan serius,membuat ku ikut membaca dengan serius pula.

Tanpa aku sadari,beberapa orang masuk ke dalam kamar Reverse.

Plakk

Sebuah tamparan keras membuat Reverse terjatuh membentur tembok. Aku berdesir kaget. "Vàķher māv!" (Dasar Iblis!) orang yang menampar Reverse berseru keras dengan bahasa yang asing,aku tidak mengerti sama sekali.

Identitas Yang Telah Tiada 2 : Recall Every Single Memory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang