Chapter 25 ~ Last Fight

547 56 3
                                    

ℝ𝕖𝕧𝕖𝕣𝕤𝕖'𝕤 ℕ𝕠𝕥𝕖 :

Oh,lihatlah. Buku diari lama ku. Aah aku kira hilang.

✽✽✽

Denierer,19,Hest,12**

Pagi ini aku berpapasan dengan Vashlar dan Avi yang sedang membicarakan guru bahasa kami.

Aku berjalan seperti biasa saja,melewati mereka. Dan sampailah aku pada perempatan lorong. Aku terdiam.

Bagus. Aku bertemu dengan monster itu lagi. Tidak bisakah dia menjauh dari ku?
Kenapa setiap saat ada saja waktu dimana kami bertemu. Ugh,menyebalkan.

"KAKAAAAAAAAAAAAK" Teriaknya sambil berlari ke arah ku. Bocah itu selalu menganggu ku. Entah dari mana datangnya,tidak mungkin jika dia tidak menganggu.

Seperti membuat ku jengkel adalah kewajiban hariannya. Mungkinkah itu efek dari Ayah dan Ibunda yang memanjakannya?

Entahlah,terserah. Aku memutar arah ku tanpa berbasa basi tatkala kaki kecilnya terus berlari mendekatiku,sampai bocah itu terjatuh.

Aku langsung berbalik dan berlari ke arahnya. Sejengkel jengkelnya aku juga dia tetap Adikku. "Ssh,jangan menangis. Yang mana yang sakit?" Tanya ku langsung padanya.

Dia menunjuk lututnya yang agak lecet sedikit. "Mana pembalut luka yang kemarin aku berikan padamu?" Aku mengambil sapu tangan ku dan menepuk nepuk luka di lututnya.

"Sudah. Sekarang jangan ganggu aku. Tadi kau bersama Ayah,sana jauh jauh" Aku langsung berbalik pergi meninggalkannya.

Dia malah diam disana menunduk. Aku memutar bola mata ku dan melanjutkan jalan ku. Terpaksa harus memutar gara gara anak menjengkelkan itu.

✽✽✽

Denierer,29,Hest,12**

Rasanya menyakitkan betul ya mendapat tamparan dari Ayah sendiri. Belum lagi menghadapi Ibu tiri yang acuh tak acuh.

Senyum mengembang bagai balon dipompa dengan hidrogen,tapi hati kecil menjerit bagai kambing yang hendak dibunuh untuk dimakan.

Air mata tak mau surut sejak tadi. Apa yang harus aku lakukan? Adik bungsu ku memang tidak bermaksud begitu,aku tau,aku tidak menyalahkannya. Tidak. Tidak akan.

Aku yang salah karna ingin merubah sikap ku padanya. Aku yang salah karna tidak sengaja menyenggolnya hingga ia hampir terjun bebas ke arum jeram sungai Wèĺľěř.

Tapi kenapa. Kenapa Ayah tidak mempercayai aku yang jelas jelas Anak sulungnya. Aku tidak suka semua ini. Aku benci situasi ini. Aku lelah dengan semua ini.

Aku lelah mengembangkan senyum ku. Aku lelah mempertahankan sikap baik ku. Aku lelah menjadi diri ku sendiri.

TIDAKKAH MEREKA MENGERTI,AKU SUDAH BERUSAHA?

Katakanlah saja jika memang mereka mau aku menghilang. Ini rumit. Hidup ku rumit.

Sampai dimana kelak sikap baikku akan bertahan,entahlah. Aku tidak pernah tau. Bahkan,sempat terpikir,sampai dimana kelak umur ku.

✽✽✽

Denierer,12,Fāițh,12**

Hari ini ulang tahun ku. Coba tebak siapa yang mengucapkan selamat untuk tahun ini.
Benar!
Para pengawal dan pelayan pribadi ku. Bahkan Lunar membawa hadiah dari beberapa pelayan yang tidak sempat mengucapkan selamat.

Aku membuka semuanya satu persatu,lalu sampailah aku pada 3 kotak terakhir. Sejauh ini hampir semuanya barang yang aku inginkan. Surat kasih sayang. Beberapa diantaranya makanan favorit ku dan kue berhiaskan lilin kecil dan pemantik api.

Identitas Yang Telah Tiada 2 : Recall Every Single Memory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang