'Luna adalah Mate dari Alpha, pasangan hidup dari Alpha'
'Jika Alpha adalah Raja, maka Luna adalah Ratunya'
- Savea Banderleigh
Belga menatap pantulan dirinya di depan cermin. Seorang perempuan tengah menyisir rambutnya. Belga sudah berkata jika ia bisa melakukan hal itu sendiri tapi perempuan itu berkata bahwa itu sudah tugasnya. Tugas apa? Belga tak tau. Gadis itu khawatir bahwa mereka akan meminta sejumlah uang setelah semua hal yang mereka berikan.
Perempuan itu mundur, ia selesai dengan rambut Belga. Sekali lagi, gadis itu melihat dirinya dalam cermin.
Cantik.
Ia tidak pernah berpenampilan seperti ini sebelumnya. Gaun itu, rambut hitam legam yang tergerai, seperti bukan dirinya. Perempuan itu izin untuk pergi tepat ketika Hogan masuk. Belga yang masih menatap dirinya di cermin tidak sadar jika pemuda itu tertegun melihat parasnya.
"Lihatlah Mate ku begitu cantik," suara Houser menyadarkan Hogan.
"Mate kita!"
"Mate," suara lembut Hogan membuat gadis itu terlonjak. Ia menoleh ke sekitar, tidak ada orang selain dia.
"Anda memanggilku, Tuan?" ucap Belga memastikan. Orang-orang disini aneh, perempuan tadi memanggilnya Luna. Sekarang, pria itu memanggilnya Mate padahal Belga berulang kali mengatakan siapa dia. "Namaku Rubelga, bukan Mate," lanjutnya.
Hogan terkekeh. Ia mendekat ke arah Belga. Tangannya terjulur ingin membenahi rambut yang sedikit menutupi wajah gadis itu. Sontak Belga menepis tangan Hogan, ia berjalan mundur beberapa langkah ke belakang.
Tempat apa ini!? Mereka mendandaniku untuk melayani orang ini? Gila. Siapa yang membawaku kemari? monolog Belga dalam batinnya.
Hogan tau apa yang ada di pikiran gadis itu, "tidak. Kau di sini bukan untuk melayaniku." Pria itu berjalan ke arah kursi di depan meja rias, ia mendudukkan dirinya di sana mengadap Belga. "Duduklah, aku akan memberitahumu," ia menyuruh gadis itu duduk di tepi ranjang dan memberi jarak di antara mereka. Ia tau, Belga merasa tidak nyaman jika ia mendekatinya.
"Bukankah ini yang kau cari?" Hogan mengangkat sebuah kepingan perunggu. Mata Belga membulat, ia segera merebut benda itu. Rasa lega ia rasakan karena lencana itu berada di tangannya sekarang.
Kilas balik peristiwa berputar di otak Belga. Ia teringat setelah ia bertemu dengan serigala besar di tepian sungai, kesadarannya hilang. "Apa Anda yang membawaku kemari, Tuan?" Hogan membalas dengan anggukan.
"Aku memiliki hutang untuk bercerita padamu, bukan?" Pria itu menarik kursinya sedikit mendekati Belga. "Darimana kita harus memulainya?"
"Siapa dirimu?"
"Panggil aku Hogan."
Oh? Hogan? Kukira nama dia Alpha, monolog Belga. Ia sempat mengira pria itu bernama Alpha karena orang-orang tadi memanggilnya seperti itu.
"Tapi aku seorang Alpha."
Belga mengerutkan kedua alisnya, "lalu dimana aku sekarang?"
"Pavinone pack."
Tempat apa lagi ini? Aku tidak pernah mendengarnya.
Hogan memutar otak, gadis itu sama sekali tidak tau tentang bangsanya. Ia tidak tau harus memulai darimana. Hogan teringat pada teman Belga yang menyinggung masalah manusia serigala, "apa kau pernah mendengar tentang manusia serigala?"

KAMU SEDANG MEMBACA
ADOLPHINE: Ddeungryu [END]
WerewolfHai, namaku Rubelga. Aku tergabung dalam barisan prajurit khusus untuk mengawal Ratu di istana. Sebenarnya, itu adalah suatu ketidaksengajaan. Aku disebut-sebut memiliki kemampuan diatas rata-rata. Aku juga tidak tau bagaimana itu bisa terjadi, pada...