..
.
"Vin." Kenzo memanggil Yvaine yang hanya dibalas dengan lirikan mata oleh laki-laki itu. Yvaine kembali fokus pada dosen yang tengah menerangkan didepan. Tidak mendengar jawaban membuatnya melirik kembali yang memanggilnya karena sedikit penasaran.
"Apaan?" Yvaine bersuara setelah beberapa menit lamanya ketika Kenzo tidak kunjung membuka mulutnya lagi.
"Nah gitu dong ada suaranya." ujar Kenzo dengan senyuman lebar yang terlihat menyebalkan di mata Yvaine. Padahal jika dilihat tidak ada yang salah dengan temannya itu.
"Malam ini ikut?" Kenzo mencorat-coret buku yang ada didepannya, pura-pura menulis agar terlihat seperti murid teladan. Padahal sebenarnya dia tidak mendengar apapun yang sedang di jelaskan dosen di depan.
"Kemana?" Yvaine balik bertanya dengan sebelah alis terangkat.
"Biasa."
"Liat aja nanti." Yvaine yang kembali fokus pada dosen didepan. Dia tidak perlu repot-repot untuk mencatat materi karena semuanya sudah masuk ke dalam otaknya. Bukannya sombong, tapi memang itu kenyataannya yang seringkali membuat orang-orang iri terhadapnya.
"Pokoknya harus datang." Kenzo memelankan suaranya ketika dosen didepan memperhatikan keduanya tetapi tidak menegur juga. Syukurlah.
"Berisik." Yvaine melirik Kenzo dengan tajam ketika laki-laki itu terus berbicara.
"Ck, iya."
Setelah kelas berakhir, empat pemuda itu memutuskan untuk makan siang bersama di kantin. Kebetulan kantin tidak terlalu ramai ketika mereka datang. Hanya ada sedikit orang yang sedang menikmati makanannya.
"Kamu udah yakin udah tau semua tentang gadis itu Vin?" Yvaine mendongak ketika mendengar pertanyaan dari Al. Tidak lama karena dia kembali fokus pada ponselnya. Menimbang-nimbang apakah dia harus memberi tahu sahabatnya atau tidak.
"Belum semua tapi nanti," Yvaine memilih untuk jujur saja. Toh diantara keempatnya sudah tidak asing berbicara masalah pribadi seperti itu. Asal masih dalam ranah nyaman saja.
Yvaine tidak memesan makanan seperti ketiga temannya. Dia hanya membeli minuman kaleng saja. Perutnya belum terlalu lapar untuk diisi. Matanya terus memperhatikan room chat dimana pesannya belum juga dibaca oleh gadis yang belakangan ini selalu mengganggu pikirannya. Ingin dibiarkan tidak bisa, tangannya selalu gatal untuk mengirimkan pesan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Iridescent
Teen FictionKeras kepala? Aku bisa lebih dari itu 🚫W A R N I N G CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, JADI AMBIL SISI BAIKNYA DAN BUANG SISI BURUKNYA BANYAK ADEGAN YANG TIDAK LAYAK UNTUK DITIRU __________ I W I L L A L W A Y S T A K E C A...