Keras kepala? Aku bisa lebih dari itu
🚫W A R N I N G
CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR, JADI AMBIL SISI BAIKNYA DAN BUANG SISI BURUKNYA
BANYAK ADEGAN YANG TIDAK LAYAK UNTUK DITIRU
__________
I W I L L A L W A Y S T A K E C A...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nala merasa kepalanya seperti berputar-putar ketika dia sudah diturunkan. Setelah rasa pusingnya hilang, Nala memberikan tatapan sengitnya pada Yvaine yang malah menatapnya tanpa rasa bersalah.
Tanpa ampun, Nala melayangkan pukulan di tangan laki-laki itu yang sudah pasti sakit karena dia memukulnya sekuat tenaga.
"Kamu! apa-apaan sih." Yvaine mencekal kedua tangan Nala dengan mudah.
Tanpa berkata Yvaine membalikkan badan Nala membuat gadis itu seketika berdecak kagum dengan pemandangan yang tersaji di depannya. Melupakan kekesalannya yang sebelumnya setengah mampus.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Wah gila, bagus banget." decak Nala yang takjub dengan tatapan terpaku pada pemandangan yang di sajikan didepannya, tidak sadar bahwa laki-laki di sampingnya memperhatikannya dengan lamat-lamat.
"Keren banget ini tempat, dari mana kamu tahu di sini ada beginian?" tanya Nala tanpa mengalihkan pandangannya. Masih mengagumi keindahan yang disajikan yang sangat-sangat memanjakan mata. Berbeda dengan yang biasa dia lihat dimana kepadatan kendaraan dan juga asap-asapnya yang menjadi tontonan kesehariannya.
"Dulu ngga sengaja lewat tempat ini." jelas Yvaine tanpa mengalihkan pandangannya dari Nala. Dia menatapnya lekat dengan jakun yang terlihat naik turun.
"Jangan sampai orang-orang tau tempat ini." Nala tidak bisa membayangkan jika akan banyak orang yang datang kesini lalu merusak taman bunga seindah ini. Viral sedikit saja orang pasti akan langsung berbondong-bondong untuk datang. Bagus kalau hanya untuk mengabadikan dalam ponsel dan pikiran saja, dan akan sangat merugikan jika tangan orang-orang itu sampai menjamahnya.
"Aku pun berharap begitu."
Lalu Yvaine mengambil kamera dari ransel kecilnya. Nala kira isi ransel itu makanan. Ternyata sebuah kamera yang di lihat sekali saja bisa ditebak harganya pasti mahal. Lagi-lagi mahal dan Yvaine itu begitu melekat.
