024

12 6 0
                                    


.

.

.

"Nal kamu yakin?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nal kamu yakin?"

"Kamu mending diem deh, banyak bicara mulu dari tadi." Ujar Nala seraya menghentikan pergerakannya yang sedang memakai helm.

"Yeu, aku begini karena khawatir sama kamu." Satrio akan menjitak kepala Nala tapi gadis itu menyadarinya dan langsung menghindar.

"Kamu kaya sama orang yang baru balapan aja," cibir Nala membuat Satrio mencebikkan bibirnya.

"Jijik setan, jangan pasang muka kaya gitu jelek." Nala memasang raut jijik ketika melihat wajah Satrio.

"Emang temen anjing kamu itu." Jangan heran dengan keduanya yang sudah tidak segan lagi untuk berbicara kasar.

"Dah ah, aku mau kesana dulu bentar lagi dimulai." Nala berjalan menuju motornya dan membawanya menuju barisan motor yang akan mengikuti pertandingan malam ini.

"Awas jangan lupa pulangin aku dulu." Nala mengacungkan cari telunjuknya sebagai jawaban.

Begitu melihat kerumunan didepannya membuat ingatan Nala kembali pada zaman dimana dulu dirinya sering berada diantara mereka. Suasananya tetap sama, mendebarkan.

Melihat Nala sudah pergi membuat Satrio berjalan untuk bergabung bersama penonton lainnya.

Nala melihat ada sekitar tujuh motor yang menjadi lawannya. Tidak terlalu banyak jadi seharusnya tidak akan sulit. Seorang perempuan berdiri di tengah-tengah jalan memegang sebuah kain yang di putar-putarkan di udara seraya meliuk-liukkan badannya membuat Nala yang melihatnya bergidik ngeri.

Pakaiannya sungguh kekurangan bahan.

Nala melewati pertandingan dengan lancar meskipun tadi terjadi beberapa kendala tapi dia masih bisa mengatasinya. Keluar sebagai pemenang membuat Nala bernafas lega. Uang itu akan menjadi miliknya.

Tapi sepertinya ada yang tidak terima dengan kemenangannya. Saat akan turun dari motornya tiba-tiba saja seseorang menarik kerah jaketnya membuat Nala tercekik.

"Lo curang!" Rupanya yang menariknya adalah seorang laki-laki membuat Nala berdecak, dasar banci.

Nala yang tersulut emosi tentu saja membalasnya membuat orang-orang yang ada di sekitar mencoba memisahkan keduanya termasuk Satrio yang sudah panik melihat Nala yang malah adu jotos. Padahal sebelumnya Satrio sudah mewanti-wanti agar Nala tidak membuat keributan.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang