011

81 15 0
                                    


.

.

.

Tiga hari berlalu Nala berada di rumah sakit, dan selama itu pula laki-laki yang sudah menolongnya tidak menunjukkan batang hidungnya lagi setelah malam dimana dia usir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga hari berlalu Nala berada di rumah sakit, dan selama itu pula laki-laki yang sudah menolongnya tidak menunjukkan batang hidungnya lagi setelah malam dimana dia usir. Sengaja menghilang karena sudah muak dengan tingkahnya atau apakah sedang ada urusan. Entahlah, Nala tidak ingin repot-repot memikirkannya. 

Yang ada Nala malah bersyukur. Keberadaan Yvaine selalu membuat kepalanya terasa panas.

Dan saat ini Nala sendirian di kamar karena pagi tadi Sana pulang dulu ke rumah untuk mengambil pakaian ganti. Hanya keheningan yang menemani Nala membuat gadis itu merengut karena bosan.

"Argh bosaan." wajah Nala sudah tidak enak dipandang sejak tadi. Nala ingin keluar, tapi karena pergerakannya yang terbatas juga dia tidak bisa berjalan tanpa bantuan orang lain membuatnya hanya bisa berbaring di atas ranjang.

"Anjing, ini kaki kenapa pake kaga bisa jalan sih." sungut Nala seraya memandang kakinya dengan kesal. Masih untung kakinya masih bisa berjalan tidak sampai lumpuh, Nala ini memang kurang bersyukur.

Lama kelamaan Nala merasa hampir mati kebosanan, dia nekat untuk mencoba berdiri sendiri. Untungnya di sebelahnya ada sebuah kruk yang baru dia sadari keberadaannya. Kalau tau benda itu ada disini dari tadi, dia akan keluar bukannya berdiam diri seperti orang bodoh.

"Sial, susah juga pake beginian." gerutu Nala setelah beberapa kali hampir terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan badannya.

Butuh perjuangan untuk Nala sampai di taman tempatnya berada sekarang. Beberapa suster sempat menawarkan bantuan pada Nala tapi memang dasarnya gadis itu yang keras kepala dan tidak mau merepotkan orang lain jadi dia menolaknya dengan alasan bisa sendiri.

Nala memandang orang-orang yang berlalu lalang di sekelilingnya. Sepertinya hanya dia yang seorang diri disini. Sedang asik melamun, Nala terkejut ketika bajunya ditarik-tarik oleh sepasang tangan mungil, melihat disampingnya ternyata ada seorang makhluk kecil memperhatikannya dengan tatapan matanya yang polos membuat Nala memekik gemas dengan tangan terkepal.

"Hai cantik." sapa Nala pada anak kecil itu yang malah di balas dengan pukulan di pahanya membuat Nala mengerjap sedikit kaget dibuatnya.

"Aku ganteng kak!" wajah anak itu memerah hingga sampai ke telinganya yang malah terlihat berkali lipat lebih menggemaskan di mata Nala.

"Kok ganteng kamu cantik tau." memang benar apa yang dikatakan Nala bahwa anak itu terlihat cantik. Matanya yang bulat, pipinya yang berisi, tidak lupa dengan rambutnya yang di kucir keatas, meskipun pakaian yang dikenakannya untuk anak laki-laki tapi Nala tidak salah lihat jika anak yang ada disampingnya begitu manis dan cantik.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang