009

71 15 0
                                    


.

.

.

16

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16.45

Yvaine baru saja pulang dari kampus dan kebetulan juga dia masih memiliki waktu luang. Sebelum hari beranjak malam, dia memutuskan untuk menyusul ketiga temannya yang sekarang berada di rumah Kenzo. Tempat mereka berempat berkumpul yang lainnya.

Yvaine menyempatkan untuk ke supermarket terlebih dahulu. Membeli berbagai makanan ringan dan tidak lupa juga dengan minumannya. Setelah dirasa cukup, Yvaine bergegas pergi ke kasir dan membayar belanjaannya.

Di perjalanan entah mengapa perasaan Yvaine tiba-tiba saja menjadi resah tanpa dia tahu apa penyebabnya, tapi satu hal yang pasti pikirannya mengarah pada Nala.

Tidak membutuhkan lama, Yvaine sampai didepan rumah Kenzo yang ternyata kedatangannya sudah ditunggu-tunggu sang tuan rumah.

"Lama amat bos." Kenzo membukakan gerbang rumahnya mempersilahkan Yvaine masuk.

Tanpa mau repot menjawab Yvaine menunjukkan barang bawaannya.

"Sini-sini aku bawain." Kenzo tersenyum dengan lebar lalu beralih membawakan kantong plastik berisi makanan dan minuman dari tangan Yvaine. Keduanya masuk kedalam rumah menuju ruang santai dimana kedua temannya berada.

"Wah makanan nih." Bastian bersiul sambil beranjak lalu merebut satu kantong plastik dari tangan Kenzo.

"Santai aja sat." Kenzo menaikkan suaranya karena kaget dengan kebrutalan Bastian, untung saja isi plastiknya tidak berhamburan.

Bastian mendelik pada Kenzo, "Laper, belum makan apa-apa ini dari tadi." ujarnya setengah menyindir karena Kenzo tidak menyiapkan makanan apapun setelah tiga jam berlalu mereka berada dirumahnya.

"Kan udah bilang di rumah lagi kaga ada makanan." jengah Kenzo karena sedari tadi Bastian terus menyindirnya. Lagian teman-temannya datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu sebelumnya, jadi bukan salah tuan rumah kalau begitu.

"Mentang-mentang di rumah gak ada bonyok, jadinya kaga ada makanan." ujar Bastian sambil membuka minuman kaleng lalu meneguknya dengan rakus.

"Males, kaga ada duit." Kenzo duduk dirinya di samping Al. Di rumah Kenzo yang ini memang jarang sekali ada makanan. Dikarenakan bukan rumah utama, orang tua Kenzo tidak terlalu memperhatikannya karena mempercayakan semuanya pada sang anak.

"Bilang ajhmm." mulut Bastian disumpal makanan oleh Al sebelum dia menyelesaikan ucapannya. Al jengah mendengar suara Bastian yang terus mengoceh sangat tidak enak di dengar.

"Makan, jangan berisik." titah Al yang diangguki oleh Bastian dengan mulut yang berusaha mengunyah. Saking banyaknya yang Al masukkan kedalam mulutnya membuat kedua pipinya sampai mengembung.

IridescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang