Chap 31-Akan datang😕

7K 531 4
                                    

Hahahihihaiiiiiii......






Alvin kebingungan dengan Ryan yang menatap tajam ke arah Albert.

"Ryan.. sebenarnya ada apa? dia ayah kamu loh!"

"Dia sama sekali tidak pantas dipanggil ayah Alvin..!" desis Ryan

Tanpa disadari oleh keduanya Albert tersenyum smirk mendengar perkataan putra sulungnya.

"Tapi-.."

"Alvin sayang kamu masuk kamar dulu ya~" ucap Ryan sambil menatap kekasihnya dengan wajah yang dibuat selembut mungkin.

"T-tapi Ryan-.."

"Turuti saya sekali ini aja oke?"

Alvin menunduk dan mengangguk kecil sebagai jawaban lalu pergi ke atas, ke kamarnya.

Seperginya Alvin, Ryan kembali menatap tajam ke arah Albert yang masih berdiri tenang menatap putranya.

"Untuk apa anda kesini?!"

"Untuk menemui putra dan calon menantuku.. apakah tidak boleh?"

"Saya yakin tujuan anda kesini tidak hanya itu"

"Kenapa kau berpikir seperti itu putraku?"

"Cih tidak usah berbelit-belit tuan Albertus Rodriguez!"

Albert tersenyum dan meminum sisa minumannya lalu tersenyum ke arah Ryan. "Nantikan saja apa yang akan terjadi besok"

Deg

Ryan semakin dibuat marah dan geram. "Maksud anda apa?!"

Lalu Albert pergi dari mansion Ryan dengan gaya angkuhnya. "Terima kasih untuk minumannya, dan titipkan salamku pada menantuku tersayang, Alvin" ucap Albert sebelum keluar dari mansion.

Ryan terdiam ditempatnya dengan perasaan was-was akan Alvin. Apa yang akan terjadi besok?



.

Malamnya.

Alvin tengah bersantai di atas tempat tidur dengan bersender pada senderan kasur setelah tau bahwa ayah mertuanya sudah pergi. Tadi Alvin sempat bertanya kenapa Albert sampai pergi secepat ini. Dan Ryan menjawab karena masih ada urusan lain.

Cklek

Pintu kamar mandi terbuka dan Ryan keluar dengan pakaian tidurnya.

Ryan mendekat kearah Alvin dan duduk di samping Alvin lalu memeluknya, membenamkan kepalanya di leher mulus Alvin. Pikiran Ryan saat ini sangat kacau dan berdoa bahwa hari esok tak pernah tiba agar ia tak melihat apa yang dilakukan ayahnya pada kekasih kecilnya.

"Hiks.. hiks" Ryan menangis dalam pelukan Alvin.

Alvin mengernyit bingung dengan tingkah Ryan, dan tangannya terulur mengelus punggung tegap Ryan dengan lembut. "Ada apa hm? kenapa nangis?"

"Hiks gapapa hiks besok gak perlu sekolah ya?"

"Kenapa gitu?"

Ryan menggeleng pelan "Gapapa.. besok saya dirumah, kamu juga dirumah saja gak perlu sekolah sampai besok saja"

"Kamu ngga mau cerita ada apa sebenarnya sampai kamu nangis begini?"

"Saya tidak apa-apa.. sudah sekarang kita tidur ya" Ryan tersenyum mengelus pucuk kepala Alvin

"Um.." Alvin mengangguk dan mulai berbaring untuk tidur. Ryan juga memposisikan dirinya berbaring di samping Alvin, memeluk erat Alvin dan mulai tertidur.

Sampai pagi hari tiba.

Kicauan burung terdengar dan cahaya pagi menyeruak ke dalam kamar yang ditempati oleh sepasang kekasih yang tengah tidur pulas. Alvin terbangun dan ingin bernjak pergi ke kamar mandi namun dicegah oleh Ryan yang terus memeluknya erat.

Alvino |•|Yeay ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang