Eloooow...........................
"Gue gak nyangka lo ternyata anak dari tante Luna. Cuman kok lo gak serumah sama tante Luna dan malah ada di mansion ini?"
Deg
"Nah kan.. gimana nih?!!" batin Alvin
"I-iya soalnya tadi pak Ryan lagi kalut gak tau dimana rumah gue jadi gue di suruh tinggal disini sementara doang" ucap cepat Alvin dengan gugup dan sesekali mengkode Ryana agar membawa Luna pergi.
Ryana yang sudah peka pun langsung mengajak Luna pergi. "Tante.. emm itu Ryana mau bikin kue buat anak-anak ini, tante mau ikut? nanti kalo Ryana ada salah bisa tante tegur"
"Oh ya bisa dong sayang yok kita bikin kue"
Luna berdiri dan menyeret Ryana keluar.
Alvin benar-benar gugup dan takut saat ini. Terbukti dari keringat dingin yang muncul dari jidatnya.
"Beneran? kalo gitu gue anter lo pulang aja ya vin, kan gue tau rumah lo dimana"
"Kita juga tau tolol! lo nggak liat kaki Alvin masih kaku gini ha?!!" sahut Yuda sambil mentoel-toel kaki Alvin yang terbalur gips.
"Aw sakit yuda anjink!!" Alvin memukul tangan Yuda dan Yuda menyengir tak berdosa.
"Hehe maap"
"Gue bisa gendong dia yud" ucap Evan.
Ryan yang sedari tadi diam menyimak dan menahan amarah membara pun menatap tajam ke arah Evan. Apa-apaan dia! mau gendong kesayangan Ryan?!
"Gak bisa! Apin akan tetap disini karena dia lagi sakit" ucapnya datar.
"I-iya udah gapapa kok van" Alvin tersenyum canggung.
Evan menghela nafas pelan "Yaudah kalo gitu gue mau pulang dulu, gue keinget ada janji sore ini.. maaf ya vin"
Alvin tersenyum dan mengangguk ke Evan "Um gapapa kok.. hati-hati dijalan ya"
Evan tersenyum dan berjalan keluar.
Sepeninggalnya Evan, Alvin dkk menghela nafas lega. Ryan masih menggeram marah pada Evan bahkan kini Alvin menatap Ryan dengan takut-takut.
Meow~
Semuanya menoleh ke sumber suara ternyata dari Ciko yang baru saja bangun masuk ke kamar.
"Wahhh Ciko~!!!" teriak histeris Alvin senang melihat Cikonya datang.
Meow~
Ciko naik ke atar ranjang Alvin dan mengelus-elus kepalanya ke perut Alvin.
"Ugh lucunya gumush!!" pekik Alvin
"Alvin.. gue juga mau ngelus" ucap Marchel malu-malu.
"Nih chel!"
Marchel mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut halus milik Ciko.
"Waah lembutnya jadi pengen punya kucing hehe"
Dafa dan Ryan menatap keduanya dengan senyum gemas mereka. Pemandangan indah antara sesama uke yang membuat siapa saja akan merasa gemas.
"Sejak kapan lo pelihara kucing?" tanya Dafa
"Sejak... kemarin! gue nemu Ciko di taman waktu jalan-jalan"
"Jalan-jalan?!" tanya Ryan dengan tatapan bingung karena ia tidak tahu menahu soal jalan-jalan Alvin.
"Saya pikir Ciko kamu beli" lanjut Ryan dengan nada lebih dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvino |•|Yeay END
RomansaAlvin seorang pelajar Ryan seorang pengusaha terkenal yang menjadi guru Umm? Udah Itu aja Mksh. Bingung gua mau kasih deskripsi apa Sorry😔 Baca yok!! Semoga suka Silakan vote, komen & follow jika mau kalo gamau gapapa semoga kalian suka ya ama cer...