Chap 33-Bencana akhir😚

7.3K 566 10
                                    

Halo..






"ALBERT LEPASKAN DIA!!!" teriak keras Ryan.

"Tidak akan sebelum kau mau menuruti apa yang saya mau Ryan!!" ucap Albert sembari menatap tajam putra sulungnya itu.

DOR!!

"Fyuhh~ banyak bacot" ucap Jacob setelah meniup pistol yang ia tembakkan tepat di kelapa eh kepala Albert. Dan sesaat Albert pun die/mati.

Readers : "Dah gitu doang?"

Author : -_- "Y"

Ryan merubah wajahnya menjadi datar menatap mayad Albert yang tergeletak dengan darah mengalir deras dari kepalanya.

Berbeda dengan Alvin yang kini merasa mual pada perutnya. "Ugh.. huwekk" Alvin muntah saat melihat pemandangan didepannya itu. Tubuhnya gemetar ketakutan saat melihat darah mengalir dengan deras dan Jacob yang mulai sibuk dengan jiwa psikopat nya.

Ryan dengan cepat berjalan ke Alvin dan melepas ikatan Alvin. Setelah ikatannya terbuka, Alvin terduduk lemas dan memuntahkan semua makanan yang dicerna.

"Huwekk ugh sialan menjijikan.. hiks Ryan~" Alvin mulai menangis dan merangkul leher Ryan.

Lalu Ryan menggendong Alvin ala koala dan keluar meninggalkan Jacob yang tengah asik mencabik, memotong, memutilasi tubuh Albert.

"Woi Ryan! ini di buang kemana?!" tanya Jacob sambil menunjukkan sepotong tangan Albert.

"Sungai Amazon kalo bisa.. atau lo jadiin koleksi juga gapapa!" jawab Ryan sambil berjalan keluar membawa Alvin yang menutup mulutnya agar tidak muntah.

Ryan sampi di mansion dan langsung membawa Alvin ke kamar dan memandikannya.

"Ryan aku bisa sendiri.. aku mandi sendiri saja ugh huek" ujar Alvin yang masih merasa mual karena teringat kejadian tadi.

"Diam dan menurutlah" ucap dingin Ryan.

Alvin menunduk dan membiarkan Ryan melakukan apapun padanya. Ryan membantu Alvin mencuci rambut dan menggosok badan Alvin. Berkali-kali Ryan harus menahan untuk tak menerkam kekasih kecilnya ini, sedangkan Alvin menahan rasa malu yang memuncak.

Manik mata Ryan tertuju pada pipi Alvin yang merah bekas tamparan. Tangan Ryan terulur mengelus pipi itu dengan tatapan berubah sendu.

Alvin yang ditatap seperti itu langsung menggenggam tangan Ryan yang menyentuh pipinya "Aku gapapa kok Ryan.." ucap Alvin lembut dan mencium singkat telapak tangan Ryan.

"Saya akan jaga kamu lebih baik lagi"

"Um terima kasih dan jangan pernah tinggalin aku" Alvin menempelkan telapak tangan Ryan pada pipinya. Rasanya hangat hingga membuatnya merasa sedikit lebih baik.

"All for you my dear~ I'm promise" Ryan mencium bibir Alvin dan sedikit melumatnya.

Selesai memandikan Alvin, Ryan memakaikan pakaian Alvin layaknya mengurus balita. Setelahnya gantian Ryan yang harus membersihkan diri.

Alvin terduduk di atas kasurnya berusaha membuang ingatan tentang kejadian tadi yang membuatnya sampai mual dan muntah.

"Ugh kenapa gue masih mengingatnya sih!!"

Alvin menutup matanya sambil bersender di senderan kasur dan ingatan itu kembali tercetak jelas yang membuat Alvin gelisah dan gemetar ketakutan.

"Haaah hah haah hiks Ryan hiks haah" Alvin membuka matanya dan memegang dadanya yang terasa sesak. Sepertinya asma Alvin kambuh.

Alvin ingin mengambil inhaler yang ada dalam nakas tetapi ingatan tentang kejadian tadi masih muncul di otaknya. Alvin terus gemetar ketakutan hingga guling-guling diatas kasur berusaha menghilangkan ingatan itu.

Alvino |•|Yeay ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang