3. Banyak Kepribadian

30.9K 1.5K 239
                                    

    Gavin menarik pelan tengkuk Kristal lalu menanamkan ciuman di kening mulus seperti bayi milik Kristal.

Gavin menjauh dengan jemari masih mengusap tengkuk Kristal. Keduanya bersitatap, melupakan udara yang begitu dingin.

"Langsung tidur, oke? Jangan sampe gue ngadu!" ancam Gavin, memangnya Kristal saja yang bisa mengancam.

"Iya."

Keduanya kembali bersitatap. Gavin terlihat ragu namun di sisi lain dia mau. Tatapannya pun jatuh ke bibir Kristal.

"Cium boleh ga?" tatapan Gavin perlahan kembali menatap Kristal.

Kristal menelan ludah lalu tersenyum manis yang begitu tak biasa. "Boleh, tapi....."

"Tapi?"

Kristal mendatarkan ekspresinya lalu memukul bahu Gavin. "Tapi sebelumnya gue pukul sampe rontok gigi lo!" lanjut Kristal dingin.

Gavin mengusap bahunya setelah mengaduh sakit plus kaget. "Ck! Kirain boleh, senyum lo penuh tipu-tipu!" dicapit bibir Kristal kesal.

Kristal mendengus lalu melambaikan sebelah tangannya, seolah mengkode Gavin untuk segera pergi.

"Sana!" kesal Kristal saat Gavin tak kunjung bergerak untuk menyalakan mesin motor.

"Kita pacaran ga sih? Minta cium aja pelit!"  Gavin memutar kunci dan mulai menyalakan mesin.

"Menurut lo?" alis Kristal naik sebelah. "Lo lupa paksa gue waktu SMP buat jadi pacar?" lanjutnya.

Gavin terkekeh pelan. "Iya ya. Yaudah, mungkin suatu saat nanti lo ngasih lebih." jawabnya dengan senyum mesum menyebalkan.

Kristal menggeleng samar. "Lebih baik lo galak, garang, nyeremin aja deh dari pada mesum gitu!" sebalnya dengan wajah semakin dingin yang mengundang Gavin untuk tertawa pelan.

"Sana masuk, pagi gue jemput." Gavin mengacak puncak kepala Kristal.

Kristal merapihkan rambutnya sambil mengayunkan langkah untuk masuk ke dalam rumah.

Gavin pun melajukan motornya menuju rumahnya.

***

"Males! Pokoknya males!" balas Kristal dengan begitu ketus saking kesal dengan paksaan Gavin.

Gavin mengusap wajah Kristal gemas dengan kekeras kepalaannya. "Dingin! Ini masih jam setengah 6 loh! Kuat emang?" tanyanya lagi.

"Ck! Lift di rumah lagi rusak! Tangga banyak banget males, kamar gue itu di pojok sana, jauh!" terangnya datar.

Gavin mendengus lalu bergerak hendak melepaskan hoodie big sizenya.

"Ngapain?" Kristal menahannya. "Lo bisa sakit, ga kuat dingin pake aja." tolaknya dengan wajah di tekuk jutek.

Gavin menatap Kristal semakin gemas. "Yaudah, pake berdua! Naik motor terus masuk!" putusnya.

"Ha? Ngaco!" Kristal pun naik ke motor Gavin yang joknya tinggi dan agak merosot itu, membuat Kristal harus agak menyondongkan tubuhnya.

"Masuk cepet!"

"Gimana masuknya sih? Emang muat hoodie berdua? Ngaco!" Kristal sudah bad mood pagi begini.

"Masuk cepet!"

Kristal pun terpaksa masuk ke dalam hoodie yang ternyata muat karena elastis. Dan setelah masuk sensinya hangat. Kristal pun memeluk Gavin erat.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang