18. Bukan Senetron

12.2K 726 16
                                    

       Kristal keluar kamar mandi lalu celingukan, tidak ada Gavin di kamar. Mungkin sudah di meja makan menyiapkan makanan.

Kristal pun menyimpan bekas handuknya ke tempat handuk kotor lalu menuju meja kecantikan untuk bersisir dan memakai krim wajah.

Pintu kamar terbuka membuat Kristal menoleh, ternyata Gavin.

"Makanan udah siap. Lagi apa?" tanyanya lalu berdiri di belakang Kristal.

"Mau pake?" tawar Kristal sambil mendongak menatap Gavin.

Gavin lebih dulu mengecup bibir Kristal lalu mengangkat Kristal untuk dia pangku di kursi rias itu.

"Bisa bilang dulu ga?! Kaget, ish!" sebal Kristal.

Gavin hanya menipiskan bibir lalu mendekatkan wajahnya. "Pasangin, ga lengketkan?" tanyanya.

"Enggalah!"

"Yang lengket cuma yang bawah ya?" Gavin tersenyum mesum.

Kristal memukul bahu Gavin dengan wajah di tekuk galak. "Ga usah mulai! Diem ga usah senyum-senyum!" omelnya.

Gavin menipiskan bibirnya lalu memasrahkan wajahnya untuk Kristal acak-acak dengan krim wangi itu.

"Ini tuh vitamin wajah biar ga kusam." jelas Kristal sambil mengunyel pipi Gavin dengan krim.

Gavin tidak merespon, dia diam saja menikmati sapuan lembut di wajahnya.

"Udah? Makan ayo." Gavin memalingkan wajahnya.

Kristal meraihnya. "Bentar, dikit lagi!" kesalnya.

Gavin kembali diam sambil menatap wajah Kristal sesekali. "Ck! Lo cantiknya di luar nalar!" pujinya dengan pura-pura kesal.

Kristal mendengus tidak mempan lalu menoyor kening Gavin. "Dah tuh selesai, yuk turun." Kristal pun menjauh.

Gavin beranjak dengan balas menoyor Kristal. "Ga sopan sama suami!" tegurnya so.

Kristal memutar bola matanya jengah. "Iuhhh!" balasnya jijik.

Gavin tertawa pelan lalu merangkul Kristal dan membawanya ke ruang makan.

***

Gavin mengunyah sambil melirik ponselnya yang tergeletak di sisi kiri. Nama Gana tertera lalu sambungan terputus dan tak lama namanya muncul lagi.

Kalau sudah begitu pasti penting.

Gavin menelan kunyahannya lalu meraih ponsel dan mengangkat panggilan dari Gana.

"Ha— Apa? Di markas yang mana?" Gavin berdiri dari duduknya.

Kristal menatap Gavin dan urung memasukan sesuap makanan itu ke mulutnya. "Kenapa?" tanyanya.

Gavin tidak merespon, dia terlihat fokus mendengarkan penjelasan Gana soal penyerangan di markas yang saat ini belum selesai.

Gavin jelas tidak bisa diam. "Gue ke sana, pastiin ga ada yang jadi korban! Gue percaya lo bisa, gue ke sana bantu." jelasnya.

"Kenapa?" tanya Kristal setelah Gavin memasukan ponselnya ke dalam celana.

"Gue cabut bentar." Gavin mendekat lalu mengecup bibir Kristal singkat dan pergi tanpa kata lagi.

"Ada apa, Gavin?!"

Gavin tetap menjauh tanpa menoleh lagi, terlihat tergesa meninggalkan rumah Kristal.

Kristal Pawang Gavin (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang